memberikan dampak positif bagi perusahaan berupa peningkatan nilai perusahaan.
Penelitian yang dilakukan Setiati dan Kusuma 2004 menemukan bahwa struktur modal berpengaruh terhadap koefisien respon laba. Hasil tersebut
didukung oleh penelitian Harahap 2004, Arfan dan Antasari 2008. Hasil ini menunjukkan bahwa investor menganggap penggunaan hutang dapat berdampak
positif bagi perusahaan dan bagi investor sendiri. Penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan pada suatu titik tertentu, yaitu pada struktur modal
optimal. Dengan demikian, penggunaan hutang juga akan meningkatkan tingkat
pengembalian return yang didapatkan investor dari investasinya. H4: struktur modal berpengaruh positif terhadap koefisien respon laba
2.5.5 Pengaruh Risiko Sistematik terhadap Koefisien Respon Laba
Risiko didefinisikan sebagai kemungkinan perbedaan antara keuntungan sesungguhnya actual return dengan keuntungan yang diharapkan expected
return. Risiko yang tidak dapat didiversifikasikan dan melekat pada sebagian besar saham disebut risiko sistematik. Risiko sistematis timbul karena adanya
faktor-faktor di luar aktivitas perusahaan, seperti perang, inflasi, resesi, perubahan kurs, politik, dan suku bunga yang tinggi. Faktor-faktor tersebut menyebabkan
adanya kecenderungan mempengaruhi semua saham secara luas dan selalu ada dalam setiap saham. Sedangkan koefisien respon laba diartikan sebagai kepekaan
pengaruh dari earnings terhadap return yang tercermin dari tinggi rendahnya slop koefisien model regresi. Koefisien respon laba mengukur seberapa besar return
saham dalam merespon komponen kejutan dari laba yang dilaporkan oleh perusahaan.
Kondisi pasar saham yang dipengaruhi oleh faktor makro di luar pasar yang berubah-ubah menciptakan terjadinya peluang ketidakpastian. Hal ini
mengakibatkan para investor terkadang mendapatkan return yang berbeda dari yang diharapkan. Menurut Husnan 2001 dalam Prabawani 2003 di pasar
saham terjadi pergerakan saham yang tidak mengikuti suatu pola tertentu atau yang disebut random walk, dimana harga berubah tidak menentu dan dapat naik
atau turun setiap harinya tanpa dipengaruhi oleh harga saham di hari sebelumnya sehingga tidak bisa dipergunakan untuk memperkirakan perubahan harga di masa
yang akan datang. Dengan volatilitas return saham yang berfluktuasi tersebut baik return saham individual ataupun return saham secara keseluruhan di pasar modal,
seorang investor dapat mengetahui berapa besar risiko yang akan ditanggungnya, yang berbanding lurus dengan tingkar return yang diharapkan.
Kegiatan investasi berkaitan dengan dua hal yang perlu diperhatikan oleh investor, yaitu risiko dan keuntungan. Menurut Jones 2007 risiko adalah
variabilitas return aktual yang didapatkan dalam berinvestasi yang berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi
diharapkan akan terjadi di masa mendatang. Dalam hal ini, risiko dan return bersifat melekat satu sama lain. Apabila suatu sekuritas dalam pasar memiliki
risiko yang tinggi, maka sekuritas tersebut juga memiliki return yang tinggi. Begitu pula sebaliknya, ketika suatu sekuritas memiliki risiko rendah, maka
sekuritas tersebut memiliki return yang rendah pula.
Saham dengan risiko sistematik lebih dari satu dapat dikatakan sebagai saham yang agresif, artinya bahwa saham sangat peka terhadap perubahan pasar
atau memiliki risiko di atas rata-rata pasar. Saham agresif ini akan memberikan tingkat keuntungan lebih besar dari rata-rata pasar bila kondisi pasar sedang
membaik. Sebaliknya, memberi keuntungan yang lebih rendah dari rata-rata pasar bila kondisi pasar melemah. Sedangkan saham yang mempunyai risiko sistematik
kurang dari satu, dikatakan sebagai saham yang defensif. Artinya, saham perusahaan kurang peka terhadap perubahan pasar. Saham defensif ini memiliki
risiko dibawah rata-rata pasar Hidayat, 2001. Palupi 2006 dalam penelitiannya menemukan bahwa risiko sistematik
memberikan pengaruh terhadap koefisien respon laba. Hasil serupa ditemukan oleh Mulyani dkk 2007, dan Susanto 2012. Berpengaruhnya risiko sistematik
terhadap koefisien respon laba dapat menggambarkan bahwa semakin besar risiko maka semakin besar pula koefisien respon laba. Hal ini dikarenakan investor
menilai bahwa semakin tinggi risiko yang harus ditanggung maka semakin tinggi pula keuntungan yang didapatkannya.
H5: risiko sistematik berpengaruh positif terhadap koefisien respon laba
2.5.6 Pengaruh Peluang Bertumbuh terhadap Koefisien Respon Laba