2.5.3 Pengaruh Peluang Bertumbuh terhadap Koefisen Respon Laba
Peluang bertumbuh didefinisikan sebagai variabel yang menjelaskan prospek perusahaan di masa mendatang. Tumbuh tidaknya sebuah perusahaan
dapat dilihat dari margin, laba, penjualan, perubahan harga, volume perdagangan, pertumbuhan total aset atau unsur lainnya yang menggambarkan peluang
bertumbuh. Proksi dari peluang bertumbuh dalam penelitian ini dijelaskan dengan market to book value ratio, rasio yang membandingkan kapitalisasi pasar terhadap
total ekuitas. Sedangkan koefisien respon laba diartikan sebagai kepekaan pengaruh dari earnings terhadap return yang tercermin dari tinggi rendahnya slop
koefisien model regresi. Koefisien respon laba mengukur seberapa besar return saham dalam merespon komponen kejutan dari laba yang dilaporkan oleh
perusahaan. Pertumbuhan pada dasarnya mencerminkan produktivitas perusahaan dan
merupakan suatu harapan yang diinginkan oleh pihak internal maupun pihak eksternal
perusahaan. Pertumbuhan
perusahaan sering
diukur dengan
menggunakan rasio pertumbuhan, yaitu rasio yang mencerminkan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan posisi ekonominya ditengah perekonomian
secara keseluruhan dan disektor industrinya Weston dan Coopeland, 1994; dalam Hidayati, 2001. Porter 1980 dalam Hamid 2001 mengemukakan bahwa
perusahaan yang berada pada fase pertumbuhan mempunyai margin dan profitabilitas yang tinggi. Sedangkan Anthony dan Ramesh 1992 dalam Hamid
2001 menemukan pertumbuhan laba lebih besar pada perusahaan yang bertumbuh.
Investor dalam keputusan investasinya tidak hanya melihat dan menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada tahun tertentu. Investor
lebih melihat apakah suatu perusahaan mampu menghasilkan laba yang berkelanjutan untuk tahun-tahun berikutnya. Hal ini dilakukan dengan tujuan
untuk lebih meyakinkan dirinya dalam pengambilan keputusan agar tidak mengalami kerugian dalam investasi. Untuk menarik minat para investor,
perusahaan akan berusaha mencari peluang investasi untuk mempertahankan pertumbuhan perusahaannya.
Kesempatan bertumbuh sebuah perusahaan di waktu yang akan datang merupakan suatu prospek yang baik. Semakin besar kesempatan bertumbuh
perusahaan maka semakin tinggi kesempatan perusahaan menghasilkan atau meningkatkan laba. Laba perusahaan yang meningkat secara stabil dari tahun ke
tahun menunjukkan bahwa perusahaan berpotensi menghasilkan laba di masa depan. Sebaliknya, penurunan laba dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa
pertumbuhan laba perusahaan kurang baik. Hubungan peluang bertumbuh terhadap respon pasar pernah diteliti Collins dan Kothari 1989 dalam Harahap
2004. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki kesempatan tumbuh tinggi akan memiliki koefisien respon laba yang tinggi.
Penilaian pasar terhadap perusahaan nampak dari harga saham yang terbentuk. Harga tersebut berupa suatu nilai ekspektasi terhadap manfaat masa
depan yang akan diperolehnya Palupi, 2006. Pemegang saham akan memberikan respon yang lebih besar kepada perusahaan dengan kemungkinan bertumbuh yang
tinggi. Hal ini terjadi karena perusahaan yang mempunyai kemungkinan
bertumbuh tinggi akan memberikan manfaat di masa depan bagi investor. Begitu pula sebaliknya, perusahaan yang tidak berpotensi tumbuh di masa depan tidak
akan memberikan manfaat bagi investor. Penelitian Mulyani dkk 2007 menyimpulkan kesempatan bertumbuh
memiliki pengaruh positif terhadap koefisien respon laba. Hasil ini menunjukkan bahwa semaki besar kesempatan bertumbuh perusahaan, maka semakin tinggi
kesempatan perusahaan untuk mendapatkan atau menambah laba. Hal ini akan menarik investor untuk memberikan respon atas potensi bertumbuh perusahaan
tersebut. Korelasi antara pertumbuhan perusahaan dan koefisien respon laba ini didukung hasil penelitian Candra 2012, Setiati dan Nursiam 2014.
H3: peluang bertumbuh berpengaruh positif terhadap koefisien respon laba
2.5.4 Pengaruh Struktur Modal terhadap Koefisien Respon Laba