Latar Belakang Aspek eko-biologi ikan lalawak (Barbodes balleroides) pada berbagai ketinggian tempat di Kabupaten Sumedang, Jawa barat

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebutuhan pangan, khususnya protein hewani sebagai konsekuensi meningkatnya jumlah penduduk menyebabkan eksploitasi atau pemanfaatan sumberdaya ikan telah sampai pada batas yang mengancam kelestarian populasi. Salah satu upaya untuk mempertahankan keberadaan suatu populasi ikan di alam adalah dengan memacu kegiatan budidaya ikan tersebut sehingga pemenuhan kebutuhan ikan bagi masyarakat tidak lagi hanya mengandalkan hasil tangkapan dari parairan. Dengan berkurangnya tekanan penangkapan di perairan, maka kelestarian ikan dapat dipertahankan. Budidaya memiliki berbagai keunggulan, yaitu: tidak membutuhkan lahan yang sangat luas, produksi dapat dikontrol dan menyediakan lapangan kerja bagi tenaga kerja baik yang memilki keterampilan khusus ataupun tidak Nash and Shehadeh, 1972. Ikan lalawak Barbodes spp merupakan salah satu jenis ikan yang terdapat di perairan kabupaten Sumedang. Ikan ini memiliki potensi ekonomis karena memiliki daging yang enak sehingga dikonsumsi oleh penduduk setempat, potensi reproduksi cukup tinggi dan dijual dengan harga Rp. 12.000,00kg. Walaupun sudah mulai dibudidayakan di kolam-kolam budidaya sejak tahun 1970, tetapi budidaya ikan lalawak ini belum mengalami perkembangan yang cukup signifikan bahkan menurut informasi penduduk setempat ikan lalawak sudah semakin sulit ditemukan di perairan sungai. Untuk menunjang kegiatan budidaya ikan lalawak ini, maka diperlukan informasi tentang lingkungan yang ideal untuk menunjang pertumbuhan ikan tersebut dalam usaha budidaya ikan lalawak di kolam-kolam pemeliharaan. Sehubungan dengan masih terbatasnya informasi tentang hal tersebut, maka dilakukanlah penelitian mengenai aspek ekobiologi ikan lalawak yang dikaitkan dengan ketinggian tempat. Pada kegiatan budidaya produksi ikan sangat ditentukan oleh pertumbuhan individu dan derajat kelangsungan hidupnya. Pertumbuhan ini berkaitan erat dengan faktor lingkungan alam terutama suhu. Suhu sebagai salah satu faktor pembatas dalam pertumbuhan ikan, sangat berkaitan dengan ketinggian tempat. Ikan lalawak ditemukan atau menyebar pada berbagai ketinggian tempat yang berbeda. walaupun saat ini ada indikasi bahwa ikan lalawak hidup di daerah hulu sungai yang relatif tidak tercemar oleh bahan organik. Untuk mengetahui ketinggian tempat yang dapat memberikan pengaruh positif pada budidaya ikan lalawak di kolam-kolam pemeliharaan, maka diperlukan suatu penelitian yang mampu mendeteksi pengaruh ketinggian tempat terhadap kondisi ekologis dan biologis ikan lalawak.

B. Rumusan Masalah