Uji Homogenitas Uji Peningkatan

daerah penerimaan Ho pada kedua kelas maka Ho diterima artinya kedua kelas tersebut berdistribusi normal. 2 Uji Normaliatas data posttest Tabel 4.3 Uji Normalitas skor posttest Ukuran statistik Kelas Eksperimen Kelas Kontrol X 2 hitung 3.42 7.35 X 2 tabel 11.07 11.07 Berdasarkan data pada Tabel 4.3 dapat dibandingkan antara nilai X 2 hitung dan X 2 tabel antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Pada perhitungan dengan taraf kesalahan 5 dan dk = n – 1, diperoleh X 2 tabel sebesar 11.07 dan X 2 hitung kelas eksperimen sebesar 3.42 sedangkan untuk kelas kontrol sebesar 7.35. Karena nilai X 2 hitung X 2 tabel atau berada pada daerah penerimaan Ho pada kedua kelas maka Ho diterima artinya kedua kelas tersebut berdistribusi normal.

4.1.1.3 Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui kedua kelas mempunyai varians yang sama atau tidak. Tabel 4.4 Uji Homogenitas skor pretest dan posttest Ukuran Statistik Skor pretest Skor posttest F hitung 1.22 1.53 F tabel 1.87 1.87 Berdasarkan data pada Tabel 4.4 dapat dibandingkan antara skor F hitung dan F tabel pada nilai pretest dan posttest untuk kelas Eksperimen dan kontrol. Pada pe rhitungan dengan α = 5 diperoleh F tabel skor pretest dan posttest kedua kelas sebesar 1.87 dan F hitung skor pretest kedua kelas sebesar 1.22 sedangkan untuk skor posttest kedua kelas sebesar 1.53. Karena nilai F hitung F tabel pada skor pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol maka Ho diterima artinya kedua kelas untuk skor pretest dan posttest memiliki varians yang sama.

4.1.1.4 Uji Peningkatan

Uji peningkatan dalam analisis menggunakan uji N Gain dimana uji N gain ini dapat melihat peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa sebelum dan sesudah diberikan perlakuan yaitu dapat dilihat dari hasil skor pretest dan posttest. Tabel 4.5 Uji N Gain Berpikir Kritis Keseluruhan Kelas Skor Pretest Skor Posttest Nilai N Gain Kriteria Eksperimen 29,14 52,83 0.34 Sedang Kontrol 34,48 47,83 0.20 Rendah Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa untuk peningkatan kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan sebelum diberi perlakuan melalui pretest dan sesudah diberikan perlakuan yaitu melalui posttest yang lebih besar pada kelas eksperimen dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa strategi Make A Match dalam pembelajaran PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa meskipun hanya mengalami sedikit peningkatan. Hasil peningkatan N Gain pada kelas eksperimen juga menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan yaitu strategi Make A Match berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Kemudian untuk peningkatan kemampuan berpikir kritis per aspek pada kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.6 Uji N Gain Berpikir Kritis Kelas Eksperimen NO ASPEK N GAIN KRITERIA 1 Mengklasifikasi 0.23 Rendah 2 Menarik Kesimpulan 0.41 Sedang 3 Mengukur 0.46 Sedang 4 Mengamati 0.51 Sedang 5 Mengevaluasi 0.37 Sedang 6 Menganalisis 0.51 Sedang Berdasarkan Tabel 4.6 hasil uji peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen untuk aspek mengamati, mengukur, menarik kesimpulan, mengevaluasi dan menganalisis memiliki kriteria sedang sedangkan untuk aspek mengklasifikasi memiliki kriteria rendah. Sedangkan untuk peningkatan kemampuan berpikir kritis per aspek pada kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.7 Uji N Gain Berpikir Kritis Kelas Kontrol NO ASPEK GAIN KRITERIA 1 Mengklasifikasi 0.52 Sedang 2 Menarik Kesimpulan 0.19 Rendah 3 Mengukur 0.33 Sedang 4 Mengamati 0.28 Rendah 5 Mengevaluasi 0.17 Rendah 6 Menganalisis 0.52 Sedang Berdasarkan Tabel 4.7 hasil uji peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas kontrol untuk aspek mengklasifikasi, mengukur dan menganalisis memiliki kriteria sedang sedangkan untuk aspek mengamati, menarik kesimpulan dan mengevaluasi memiliki kriteria rendah. Hasil analisis untuk uji peningkatan menggunakan uji N Gain pada kemampuan berpikir kritis dari masing-masing aspek untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada grafik berikut. Gambar 4.1 Gambar Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Berdasarkan grafik diatas terlihat bahwa untuk kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk masing-masing aspek berbeda- beda. Secara keseluruhan untuk peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Untuk kemampuan berpikir kritis pada aspek menganalisis pada kedua kelas hampir sama peningkatannya, sedangkan 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1 Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis N GAIN Kelas Eksperimen N GAIN Kelas Kontrol untuk aspek mengklasifikasi kelas eksperimen lebih rendah peningkatannya dibandingkan dengan kelas kontrol

4.1.1.5 Uji Korelasi Biseral dan Koefisien Determinasi.