9
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Problem Based Learning PBL
Menurut David Bound dan Grahame I. Feletti sebagaimana dikutip oleh Putra 2013: 64 menyatakan bahwa “problem based learning is a conception of
knowledge, understanding, and education profoundly different from the more usual conception underlying subject-
based learning” berdasarkan pendapat tersebut, dapat diketahui bahwa PBL merupakan gambaran dari ilmu pengetahuan, pemahaman, dan
pembelajaran yang sangat berbeda dengan pembelajaran subject based learning. Sedangkan menurut Nurhadi sebagaimana dikutip oleh Putra 2013: 65-66
menyatakan bahwa: “pembelajaran berbasis masalah PBL adalah suatu modal pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi
siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari mata pelajaran.”
Menurut Barrows sebagaimana dikutip oleh Fadlillah 2014, juga berpendapat bahwa
:“model pembelajaran berbasis masalah PBL merupakan model pembelajaran yang menuntut peserta didik untuk berpikir kritis, memecahkan masalah, belajar
secara mandiri dan menuntut keterampilan berpartisipasi dalam tim serta proses pemecahan masalah dilakukan secara kolaboratif.
Menurut Dutch sebagaimana dikutip oleh Gd. Gunantara 2014 Pengertian PBL adalah “metode intruksional yang menantang peserta didik agar belajar untuk
belajar bekerjasama dalam kelompok untuk mencari solusi bagi masalah yang nyata”.
Masalah digunakan untuk mengaitkan rasa keingintahuan, kemampuan analisis, dan inisiatif siswa terhadap materi pelajaran. PBL mempersiapkan peserta didik untuk
berpikir kritis dan analitis, dan menggunakan sumber belajar yang sesuai. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah ini
menempatkan guru sebagai fasilitaor dimana kegiatan belajar mengajar akan dititikberatkan pada kreativitas dan berpikir kritis siswa, kegiatan belajar ini dapat
mengasah kemampuan siswa dalam memahami fisika, menggunakan penalaran, memecahkan masalah, mengemukakan gagasan atau ide, dan mampu bekerjasama.
Proses pembelajaran yang mengikutsertakan siswa secara aktif secara individu maupun kelompok, akan lebih bermakna karena dalam proses pembelajaran siswa
lebih banyak pengalaman. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model Problem Based
Learning merupakan model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam memecahkan masalah nyata. Model ini menyebabkan motivasi dan rasa ingin tahu menjadi
meningkat. Model PBL menjadi wadah bagi siswa untuk dapat mengembangkan cara berpikir kritis, pemecahan masalah dan keterampilan berpikir yang lebih tinggi atau
kemampuan intelektual.
Menurut Rusman 2012, Karakteristik pembelajaran berbasis masalah antara lain:
1. Permasalah menjadi starting point dalam belajar
2. Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia
nyata yang tidak terstruktur 3.
Permasalahan membutuhkan perspektif ganda multipleperspection 4.
Permasalahn menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan
belajar dan bidang baru dalam belajar 5.
Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama 6.
Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya dan evaluasi sumber informasi merupakan proses yang esensial dalam
pembelajaran berbasis masalah 7.
Belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif 8.
Pengembangan inquiry dan pemecahan masalah sama pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusidari sebuah
permasalahan 9.
Keterbukaan proses dalam pembelajaran berbasih masalah meliputi sintesis dan integrasi dari sebuah proses belajar.
10. Pembelajaran berbasis masalah melibatkan evaluasi dan review
pengalaman siswa dan proses belajar.
Langkah-langkah atau sintakspembelajaran Problem Based Learning di kelas dan perilaku guru adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Sintaks Problem Based Learning
Tahap Tingkah Laku Guru
1. Orientasi siswa
kepada masalah Guru
menjelaskan tujuan
pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi
siswa dalam aktivitas pemecahan masalah. 2.
Mengorganisasi siswa untuk
belajar. Membantu
siswa mendefinisikan
dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan
dengan masalah tersebut.
3. Membimbing
penyelidikan individual dan
kelompok Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai, melakukan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan.
4. Mengembangan
dan menyajikan hasil harya
Guru membantu siswa untuk merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan,
video, model dan membantu siswa untuk berbagi tugas dengan temannya.
5. Menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan
masalah. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi
atau evaluasi terhadap penyelidikan dan proses- proses yang dilakukan oleh siswa.
Menurut Warsono Hariyanto 2012, Secara umum dapat dikemukakan bahwa Kekuatan dari penerapan pembelajaran PBL antara lain:
a. Siswa akan terbiasa menghadapi masalah dan merasa tertantang untuk
menyelesaiakan masalah, tidak hanya terkait dengan pembelajaran dalam kelas, tetapi juga menghadapi masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari real
world. b.
Memupuk solidaritas sosial dengan terbiasa berdiskusi dengan teman-teman sekelompok kemudian berdiskusi dengan teman-teman sekelasnya.
c. Makin mengakrabkan guru dengan siswa.
d. Karena ada kemungkinan suatu masalah harus diselesaikan siswa melalui
eksperimen hal ini juga akan membiasakan siswa dalam menerapkan metode eksperimen.
Sementara itu kelemahan dari penerapan metode ini antara lain: a.
Tidak banyak guru yang mampu mengantarkan siswa kepada pemecahan masalah
b. Seringkali memerlukan biaya mahal dan waktu yang panjang
c. Aktivitas siswa yang dilaksanakan di luar sekolah sulit dipantau guru.
2.2 Kemampuan Berpikir Kritis dalam PBL