REVOLUSI 1905 Sebab­sebab : DEWAN SOVIET .

tuan tanah ini disahkan oleh oleh Tsar Alexis melalui Undang Undang Perbudakan tahun 1646.

A. INDUSTRIALISASI DI RUSIA

Industrialisasi di Rusia diprakarsasi oleh Sergei Witte yang sejak tahun 1892 menjadi menteri keuangan pemerintahan Tsar. Agar Rusia tidak ketinggalan dengan negara­negara Eroap lainnya ia segera membangun industri­industri besar seperti : infustri tekstil, pertambangan batu bara, minyak, dan besi. Sehingga industri berkembang sangat pesat. Industri besar­besaran membutuhkan modal besar yang didapatkan dari pinjaman­ pinjaman luar negeri, utamanya dari Perancis. Tetapi hal itu harus dibayar dengan resiko politik yang berat, seperti yang terdapat dalam Perjanjian Rusia – Perancis tahun 1892 yang isisnya : Rusia akan mendukung Perancis apabila terjadi perang dengan Jerman.

B. MUNCULNYA SOSIALISME DAN KOMUNISME DI RUSIA

Pemerintahan Tsar Nicholas II bermuka dua, yaitu mengekang kehidupan politik, namun senantiasa memajukan perekonomian dengan jalan meningkatkan produksi pertanian dan memajukan industri. Sementara itu perkembangan industri menimbulkan munculnya golongan buruh proletar yang menuntut hak­hak politik rakyat. Pada tahun 1898 George Plekhanov mendirikan Partai Sosialis Demokrat dengan programnya yang moderat lunak, lawan dari radikal : keras, yaitu persamaan dalam hukum, kemerdekaan pers, berbicara, berkumpul, dan perbaikan nasib buruh dan tani. Tujuan ini hendak dicapai dengan cara diplomasi politk dan pemogokan. Akan tetapi kelompok radikal dari partai ini menolak cara diplomasi politik indirect action dan menghendaki cara pemogokan direct action. Perbedaan strategi dari kedua kubu itu memicu terjadinya perpecahan pada Partai Sosial­Demokrat. Pada Kongres Partai Demokrat dari seluruh dunia pada tahun 1903, Partai Sosialis Demokrat tersebut pecah menjadi dua, yaitu : 1. Mensyewik Sosial­Demokrat yang berhaluan Sosialis. Kelompok ini dipimpin oleh George Plekhanov yang kemudian digantikan oleh Kerensky. 2. Bolsyewik Radikal Revolusioner yang berhaluan Komunis. Kelompok ini dipimpin oleh Vladimri Ulyanov yang dikenal dengan nama samarannya : Lenin. Kemudian digantikan oleh Josef Dschugaschvili yang lebih dikenal dengan nama Stalin.

C. REVOLUSI 1905 Sebab­sebab :

1. Keinginan rakyat akan pemerintahan yang liberal 2. Kekecewaan rakyat terhadap pemerintahan reaksioner dari Tsar 3. Tuntutan tentang perbaikan nasib kaum buruh dan tani 4. Kekalahan Rusia dalam Perang Rusia – Jepang tahun 1905 melemahkan pemerintahan Tsar sehingga kaum revolusioner berani memberontak. 5. Peristiwa minggu Berdarah meluapkan semangat revolusioner Jalannya Pemberontakan Dimulai dengan pemogokan umum di Petrograd kemudian dirubah menjadi Leningrad yang segera diikuti oleh seluruh negara. Kaum buruh di Petrograd membentuk dewan buruh yang kemudian diikuti oleh buruh­buruh di seluruh negeri. Akhirnya Tsar Nicholas II menyanggupi untuk memberikan UUD melalui Oktober Manifesto 1905. Kaum liberal merasa puas. Namun kaum sosialis dan komunis Mensyewiki dan Bolsyewiki merasa tidak puas dan melakukan pemberontakan. Pada bulan Agustus Tsar menyetujui pembentukan Duma parlemen. Namun, Duma itu hanya dimaksudkan sebagai badan penasihat. Walaupun Duma dipilih oleh rakyat namun tidak semua rakyat mempunyai hak pilih. Sehingga perubahan ini hanya menyakitkan hati rakyat. Maka pada bulan Oktober kembali muncul gelombang permogokan.

D. DEWAN SOVIET .

Dewan Soviet Dewan Buruh adalah organisasi politik untuk mengatur perjuangan ekonomi dan politik kaum buruh. Dewan seperti itu telah muncul di seluruh Rusia dan menentang pihak penguasa. Dewan­dewan soviet itu dibentuk untuk melayani keperluan perjuangan kaum buruh sehari­hari, seperti mengatur aksi permogokan, menyebarkan brosur, mengumpulkan makanan, obat­obatan, angkutan dan sebagainya. Dalam perkembangannya organisasi ini menjadi sebuah organisasi yang sangat revolusioner. Banyak kaum buruh menganggap Dewan Soviet itu sebagai pemerintahan mereka sendiri. Sehingga dewan soviet itu merupakan sesuatu pemerintahan yang bersaing dengan pemerintahan Tsar. Untuk menentramkan suasana Tsar memperlunak sikapnya, namun usaha Tsar tersebut gagal menyenangkan hati kaum buruh. Pada bulan November kembali muncul gelombang pemogokan yang ketiga. Dalam aksi kali ini, tuntutan utama kaum buruh adalah penurunan jam kerja menjadi 8 jam per hari. Tuntutan itu tentunya tidak disukai oleh kaum majikan. Akan tetapi kaum majikan memilih untuk tidak melibatkan diri dalam pergolakan itu, karena mereka sendiri menginginkan reformasi politik terbatas. Sementara itu, pemerintahan mengizinkan kelompok rasial yang bernama ‘Ratusan Hitam’ untuk menyerang kaum buruh. Pada 3 Desember 1905 soviet di Petrograd dibubarkan. Sedangkan soviet di Moskow melakukan pemberontakan, tetapi dapat dihancurkan dengan susah payah setelah bentrokan selama 9 hari. Walaupun diilhami oleh pengalaman Revolusi Perancis, namun dewan­dewan soviet itu muncul secara spontan oleh kelas pekerja. Pada mula­mulanya, Partai Bolsyewik tidak merisaukan diri dengan soviet­soviet itu, karena dianggap tumpang tindih dengan peranan partai politik. Golongan Bolsyewik masih berpegang kepada cara­cara formal sehingga bergerak dengan tidak leluasa. Pada umumnya kader partai Bolsyewik mengecilkan perjuangan rakyat yang mereka anggap tidak strategis. Akan tetapi peristiwa­peristiwa yang terjadi pada tahun 1905 memaksa kaum Bolsyewik untuk merubah sikap. Lenin yang pada waktu itu berada di luar negeri, melihat potensi yang besar pada Dewan Soviet. Ia meyakinkan melalui perdebatan sengit bahwa partai Bolsyewik perlu membuka pintu seluas­luasnya kepada dewan­dewan soviet itu dan menyambut beribu­ribu kaum buruh radikal yang ingin menjadi anggota partai. Para kaum buruh muda itu sangat diperlukan untuk mengimbangi kader partai lama yang terbukti terlalu konservatif dalam pergolakan tahun 1905.

E. REVOLUSI PEBRUARI 1917