Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah Secara Elektronik E- Transpransi Dalam Pelayanan Publik

green dalam kegiatan pekerjaan sehari-hari dengan cara mengurangi penggunaan kertas seperti dalam penggunaan fax ataupun dokumen-dokumen yang menggunakan kertas. Penggunaan kertas mulai diganti dengan penggunaan e- mail. Dan untuk meningkatkan efektivitas, Tim LPSE Kota Pematangsiantar mulai mempersingkat waktu yang digunajan untuk pemesanan barang maupun waktu dalam penyusunan laporan evaluasi. Efektivitas dalam penerapan e- procurement diharapkan dapat menignkatkan kepuasan user maupun masyaratkat khususnya di Kota Pematangsiantar”. Tim LPSE Kota Pematangsiantar sejauh ini sudah berkomitnmen dan ditugaskan melaksanakan pekerjaan yang diberikan dengan efektif dan efisien. Dan semua kegiatan e-procurement dilakukan oleh Tim LPSE Kota Pematangsiantar secara transparan.

IV.3. Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah Secara Elektronik E-

Procurement LPSE dalam menyelenggarakan sistem pelayanan Pengadaan BarangJasa secara elektronik juga wajib memenuhi persyaratan sebagaimana yang ditentukan dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Layanan yang tersedia dalam Sistem Pengadaan Secara Elektronik saat ini adalah e-tendering yang ketentuan teknis operasionalnya diatur dengan Peraturan Kepala LKPP Nomor 1 Tahun 2011 tentang Tata Cara E-Tendering. Selain itu LKPP juga menyediakan fasilitas Katalog Elektronik e-Catalogue yang merupakan sistem informasi elektronik yang memuat daftar,jenis, spesifikasi teknis dan harga barang tertentu dari berbagai penyedia barangjasa pemerintah, proses audit secara online e-Audit, dan tata cara pembelian barangjasa melalui katalog elektronik e-Purchasing. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Bapak Poltak Manurung, SE yaitu: “Setiap tahunnya Tim LPSE selalu berusaha memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah ini.Tim selalu meningkatkan transparansi penerapan konsep Good Corporate Governance. Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi, relasi, dan interaksi. Berusaha memberikan peluang bagi pemerintah untuk mendapatkan sumber-sumber pendapatan baru, Dan Tim LPSE selalu berupaya menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru yang siap dengan perubahan kearah digital, dan memberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain yang dapat membantu meningkatkan pelayanan publik ini. Tim LPSE Kota Pematangsiantar juga tidak memperkenankan anggota Tim mengutip biaya yang tidak resmi”.

IV.4. Transpransi Dalam Pelayanan Publik

Sesuai dengan teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis, yaitu dengan teknik wawancara, maka berikut ini akan disajikan hasil pengumpulan data tentang transparansi dalam penerapan e-procurement. Hasil dari wawancara tersebut akan penulis sajikan dalam bentuk narasi deskriptif. Hasil wawancara dengan Bapak Poltak Manurung, SE selaku Koordinator LPSE Kota Pematangsiantar yang bertanggung jawab atas segala permasalahan LPSE di Kota Pematangsiantar. “Dalam menerapkan prinsip Good Governance, ada 3 tiga stakeholder yang terkait antara lain pemerintah negara, swasta, dan masyarakat. Ketiga elemen ini berkaitan satu sama lain. Masyarakat memegang peran yang cukup penting dalam hal ini. Peran aktif masyarakat dalam mewujudkan terciptanya Good Governance dapat ditunjukkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun kenyataannya di lapangan masyarakat kurang mau terlibat dalam berbagai kegiatan yang diadakan oleh pihak LPSE. Masyarakat memiliki kesibukan sendiri yang terkadang membuat mereka enggan untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan ”.

BAB V ANALISIS DATA