3. Transpransi dalam pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang
dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan
perundang-undangan, yang bersifat terbuka, mudah, dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan serta disediakan secara memadai dan mudah
dimengerti oleh semua penerima kebutuhan pelayanan.
1.7. Definisi Operasional
1. Efektivitas dapat diukur dengan menggunakan indikator sebagai berikut:
a Menyederhanakan proses e-procurement.
b Meningkatkan komunikasi.
c Mempererat hubungan dengan pihak supplier.
d Mengurangi biaya transaksi karena mengurangi penggunaan telepon atau
fax atau dokumen-dokumen yang menggunakan kertas. e
Mengurangi waktu pemesanan barang. f
Menyediakan laporan untuk evaluasi. g
Meningkatkan kepuasan user. 2.
Pengadaan barang dan jasa pemerintah secara elektronik e-Procurement dapat diukur dengan menggunakan indikator sebagai berikut:
a Memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah.
b Meningkatkan transparansi penerapan konsep Good Corporate Governance.
c Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi, relasi, dan interaksi.
d Memberikan peluang bagi pemerintah untuk mendapatkan sumber-sumber
pendapatan baru.
e Menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru.
f Memberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain.
3. Transpransi dalam pelayanan publik dapat diukur dengan menggunakan
indikator sebagai berikut: a
Keterbukaan manajemen dan penyelenggaraan pelayanan public. b
Prosedur pelayanan tidak berbelit – belit. c
Persyaratan teknis dan administratif pelayanan. d
Keterbukaan dalam rincian biaya pelayanan. e
Waktu penyelesaian pelayanan yamg pasti. f
Pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab. g
Lokasi pelayanan yang nyaman. h
Janji pelayanan. i
Standar pelayanan publik. j
Kemudahan mengakses informasi pelayanan.
1.8. Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I
: Pendahuluan Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, defenisi konsep, defenisi operasional, dan sistematika penulisan.
BAB II : Metode Penelitian
Bab ini membahas tentang bentuk penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data.
BAB III : Deskripsi Lokasi Penelitian
Bab ini membahas gambaran umum Kota Pematangsiantar dan tentang e-Procurement Kota Pematangsiantar.
BAB IV : Penyajian Data
Bab ini membahas tentang seluruh rangkaian hasil penelitian yang dirangkum berdasarkan data yang dieroleh dari lapangan.
BAB V : Analisa Data
Bab ini membahas tentang analisa dan implementasi data yang diperoleh peneliti selama penelitian.
BAB VI : Penutup
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang diperoleh dari hasil penelitian.
BAB II METODE PENELITIAN
II.1. Bentuk Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Zuriah 2006 penelitian dengan menggunakan
metode deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala- gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai
sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Dalam penelitian deskriptif cenderung tidak perlu mencari atau menerangkan saling berhubungan dan menguji hipotesis.
Berdasarkan pengertian di atas, maka penelitian ini adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian
secara sistematis dan akurat mengenai sifat-sifat populasi serta menganalisa kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh.
II.2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kantor Sekretariat Daerah Kota Pematangsiantar yang beralamat di Jalan Merdeka No. 6 Pematangsiantar Kode Pos 21117.
II.3. Informan Penelitian
Sesuai dengan penjelasan di atas, bentuk penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hendrarso dalam Usman 2009 menjelaskan bahwa penelitian
kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitian