Analisis Strategi Pengembangan Usaha Dalam UpayaMeningkatkan Usaha (Studi Kasus Pada RestoranSop Saudara Jalan Ringroad Medan)

(1)

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA DALAM UPAYA MENINGKATKAN USAHA

(Studi Pada Restoran Sop Saudara Jalan Ringroad Medan)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)

Pada Program Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh :

100907018

ANDITA ANASTASIA SAPUTRI

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014


(2)

DAFTAR ISI ………...i

ABSTRACT ………ii

KATA PENGANTAR ………...iii

DAFTAR ISI ………..vi

DAFTAR TABEL ………viii

DAFTAR GAMBAR ……….ix

DAFTAR LAMPIRAN ………..x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ………...1

1.2 Rumusan Masalah ………...11

1.3 Tujuan Penelitian ………..11

1.4 Manfaat Penelitian ………12

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Strategi ………..13

2.2 Pengembangan Usaha ………...14

2.3 Manajemen Strategi ………..15

2.4 Model Manajemen Strategi ………...17

2.5 Pemilihan Alternatif Strategi ………18

2.6 Pemilihan Formulasi Strategi ………...21

2.6.1 Visi ………...21

2.6.2 Misi ……….22


(3)

2.7 Analisis Lingkungan Perusahaan ………..24

2.7.1 Analisis Lingkungan Eksternal ………24

2.7.2 Analisis Lingkungan Internal ……….30

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian ……….34

3.2 Lokasi Penelitian ………..34

3.3 Informan Penelitian ………..35

3.4 Definisi Konsep ………35

3.5 Teknik Penyajian Data ………..36

3.6 Teknik Analisis Data ………37

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ………..46

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ………...46

4.1.2 Struktur Organisasi ……….49

4.2 Penyajian Data ………..50

4.3 Analisis Data ……….57

4.3.1 AnalisisLingkungan Perusahaan ……….57


(4)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ………...67 5.2 Saran ……….67


(5)

DAFTAR TABEL

3.1 Matriks Internal Factors Analysis Summary (IFAS) ………..39

3.2 Matriks External Factors Analysis Summary (EFAS) ………41

3.3 Analisis SWOT ………...42

3.4 Matriks SWOT ………45

4.1 Daftar Menu Makanan dan Minuman ……….48

4.2 Identifikas Faktor Internal Restoran Sop Saudara ………..58

4.3 Matriks IFAS (Internal Factors Analysis Summary) ………..59

4.4 Identifikasi Faktor Eksternal Restoran Sop Saudara ………..60

4.5 Matriks EFAS (External Factors Analysis Summary) ………61

4.6 Matriks IFAS+EFAS ………..61


(6)

DAFTAR GAMBAR

2.1 Model Komprehensif Manajemen Strategis ………...18

2.2 Lima Kekuatan Persaingan ……….28

2.3 Kerangka Konsep……….35

3.1 Diagram SWOT ………..43

4.1 Struktur Organisasi Resoran Sop Saudara ………..49


(7)

ABSTRAK

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA DALAM UPAYA MENINGKATKAN USAHA

(Studi Kasus Pada Restoran Sop Saudara Jalan Ringroad Medan)

Nama : Andita Anastasia Saputri NIM : 100907018

Prodi : Ilmu Administrasi Bisnis Pembimbing : Drs. Kariono M.si

Usaha kuliner saat ini banyak digemari oleh para pelaku usaha. Di jalan Ringroad bisnis kuliner sangat berkembang dan dijadikan daerah sentra kuliner. Para pelaku usaha yang ada di jaan Ringroad harus tetap dituntut untuk menemukan dan membutuhkan strategi yang tepat untuk mengantisipasi dan mempertahankan usaha mereka serta dapat unggul dalam menghadapi persaingan disekitarnya. Oleh karena iu, setiap pelaku usaha harus memperhatikan kekuatan dan kelemahan serta memanfaatkan peluang dan meminimalkan ancaman. Hal ini dilakukan untuk mengetahui strategi pengembangan usaha yang tepat untuk Restoran Sop Saudara di Jalan Ringroad Medan.

Perumusan masalah pada penelitian ini adalah mengetahui faktor internal apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan dari Restoran Sop Saudara, mengetahui faktor eksternal apa saja yang menjadi peluang dan ancaman dari Restoran Sop Saudara, mengetahui bagaimana analisis SWOT pada Restoran Sop Saudara, dan mengetahui bagaimana pengembangan usaha pada Restoran Sop Saudara.

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Data penelitian diperoleh dari observasi, wawancara dan studi kepustakaan. Teknik analisis data menggunakan analisis SWOT. Informan dalam penelitian ini berjumlah 5 orang. Penggunaan informan menggunakan sampling purposive.

Hasil penelitian menunjukkan strategi yang perlu diterapkan untuk strategi pengembangan usaha Restoran Sop Saudara adalah strategi agresif yaitu menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang.


(8)

ABSTRACT

ANALYSIS STRATEGY IN BUSINESS DEVELOPMENT EFFORTS TO INCREASE BUSINESS

(Study at Restoran Sop Saudara Jalan Ringroad Medan)

Name : Andita Anastasia Saputri NIM: 100907018

Prodi : Science Business Administration Faculty : Social and Political Sciences Supervisor : Drs. Kariono M.si

Culinary business is currently favored by businessmen. On the road Ringroad culinary business is highly developed and used as a culinary center area. The businesses in the kingdom Ringroad must still required to find the right strategy and the need to anticipate and maintain their businesses as well as to excel in the face of competition around. Therefore iu, every business must consider the strengths and weaknesses and take advantage of opportunities and minimize threats. This is done to determine the appropriate business development strategies for Sop Saudara Restaurant in Jalan Ringroad Medan.

Formulation of the problem in this study was to determine what internal factors into the strengths and weaknesses of Soup Restaurant brother, knowing what external factors into the opportunities and threats of Soup Restaurant brother, knowing how SWOT analysis on Sop Saudara Restaurant, and knowing how business development the Sop Saudara Restaurant.

The method used is descriptive qualitative method. Data were obtained from observations, interviews and literature study. Analysis using SWOT analysis. Informants in this study amounted to 5 people. The use of informants using purposive sampling.

The results show that the strategy needs to be applied to business development strategies Sop Saudara Restaurant is an aggressive strategy of creating a strategy that uses force to take advantage of opportunities.


(9)

Keywords: Business Strategy, SWOT analysis KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan YangMaha Esa atas rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan –Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul “Analisis Strategi Pengembangan Usaha Dalam UpayaMeningkatkan Usaha (Studi Kasus Pada RestoranSop Saudara Jalan Ringroad Medan)”. Skripsi ini disusun sebagai syarat dalam menyelesaikan jenjang pendidikan Strata-1 (S1) pada Universitas Sumatera Utara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program StudiIlmu Administrasi Niaga/Bisnis.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan baik dari segi pembahasan maupun penyusunan. Hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik maupun saran yang bersifat membangun sehingga dapat memberikan manfaat dan dorongan bagi peningkatan kemampuan penulis di masa yang akan datang.

Akhir kata, penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.

Medan, Januari 2014 Penulis,


(10)

ABSTRAK

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA DALAM UPAYA MENINGKATKAN USAHA

(Studi Kasus Pada Restoran Sop Saudara Jalan Ringroad Medan)

Nama : Andita Anastasia Saputri NIM : 100907018

Prodi : Ilmu Administrasi Bisnis Pembimbing : Drs. Kariono M.si

Usaha kuliner saat ini banyak digemari oleh para pelaku usaha. Di jalan Ringroad bisnis kuliner sangat berkembang dan dijadikan daerah sentra kuliner. Para pelaku usaha yang ada di jaan Ringroad harus tetap dituntut untuk menemukan dan membutuhkan strategi yang tepat untuk mengantisipasi dan mempertahankan usaha mereka serta dapat unggul dalam menghadapi persaingan disekitarnya. Oleh karena iu, setiap pelaku usaha harus memperhatikan kekuatan dan kelemahan serta memanfaatkan peluang dan meminimalkan ancaman. Hal ini dilakukan untuk mengetahui strategi pengembangan usaha yang tepat untuk Restoran Sop Saudara di Jalan Ringroad Medan.

Perumusan masalah pada penelitian ini adalah mengetahui faktor internal apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan dari Restoran Sop Saudara, mengetahui faktor eksternal apa saja yang menjadi peluang dan ancaman dari Restoran Sop Saudara, mengetahui bagaimana analisis SWOT pada Restoran Sop Saudara, dan mengetahui bagaimana pengembangan usaha pada Restoran Sop Saudara.

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Data penelitian diperoleh dari observasi, wawancara dan studi kepustakaan. Teknik analisis data menggunakan analisis SWOT. Informan dalam penelitian ini berjumlah 5 orang. Penggunaan informan menggunakan sampling purposive.

Hasil penelitian menunjukkan strategi yang perlu diterapkan untuk strategi pengembangan usaha Restoran Sop Saudara adalah strategi agresif yaitu menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang.


(11)

ABSTRACT

ANALYSIS STRATEGY IN BUSINESS DEVELOPMENT EFFORTS TO INCREASE BUSINESS

(Study at Restoran Sop Saudara Jalan Ringroad Medan)

Name : Andita Anastasia Saputri NIM: 100907018

Prodi : Science Business Administration Faculty : Social and Political Sciences Supervisor : Drs. Kariono M.si

Culinary business is currently favored by businessmen. On the road Ringroad culinary business is highly developed and used as a culinary center area. The businesses in the kingdom Ringroad must still required to find the right strategy and the need to anticipate and maintain their businesses as well as to excel in the face of competition around. Therefore iu, every business must consider the strengths and weaknesses and take advantage of opportunities and minimize threats. This is done to determine the appropriate business development strategies for Sop Saudara Restaurant in Jalan Ringroad Medan.

Formulation of the problem in this study was to determine what internal factors into the strengths and weaknesses of Soup Restaurant brother, knowing what external factors into the opportunities and threats of Soup Restaurant brother, knowing how SWOT analysis on Sop Saudara Restaurant, and knowing how business development the Sop Saudara Restaurant.

The method used is descriptive qualitative method. Data were obtained from observations, interviews and literature study. Analysis using SWOT analysis. Informants in this study amounted to 5 people. The use of informants using purposive sampling.

The results show that the strategy needs to be applied to business development strategies Sop Saudara Restaurant is an aggressive strategy of creating a strategy that uses force to take advantage of opportunities.


(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di negara ini yang tidak di imbangi dengan bertambahnya jumlah lapangan kerja menyebabkan meningkatnya pengangguran. Sedangkan masyarakat membutuhkan lapangan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhannya. Sehingga mereka mencari jalan untuk keluar dari masalah tersebut agar dapat memenuhi kebutuhanya. Karena sedikitnya lapangan kerja mendesak mereka untuk berfikir sekreaktif mungkin dengan membuka usaha sendiri. Saat ini usaha–usaha kecil sudah bermunculan, dengan melihat tren life style masyarakat yang cenderung konsumtif yang ditandai dengan tumbuh pesatnya berbagai macam bidang usaha jasa dan perdagangan salah satunya adalah di bidang usaha jasa kuliner. Kebanyakan pelaku usaha lebih memilih usaha kecil agar para konsumen dapat membeli suatu barang atau apapun yang dijual si pengusaha dengan harga yang ekonomis bagi masyarakat banyak. Biasanya pelaku usaha membuka usaha yang sudah dibuka terlebih dahulu oleh pelaku usaha lain dengan maksud mencari usaha yang gampang dan sudah mengetahui berapa keuntungan ataupun kerugiannya.

Usaha Kecil menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau


(13)

badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau mememiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.300.000.000,00(tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah). Kedua, menurut kategori Biro Pusat Statistik (BPS), usaha kecil identik dengan industri kecil dan industri rumah tangga. Biro Pusat Statistik mengklasifikasikan industri berdasarkan jumlah pekerjanya, yaitu: (1) industri rumah tangga dengan pekerja 1-4 orang; (2) industri kecil dengan pekerja 5-19 orang; (3) industri menengah dengan pekerja 20-99 orang; (4) industri besar dengan pekerja 100 orang atau lebih (BPS, 1999: 250).

Usaha kuliner saat ini memang banyak digemari orang. Dikarenakan juga omset yang dihasilkannya sangat menggiurkan. Banyak orang memilih usaha makanan ini, karena usaha ini benar–benar bisa memberi penghasilan diatas rata–rata. Budaya kuliner juga kini mulai menunjukkan kemajuan. Semakin banyak para pelaku bisnis saling bersaing untuk membangun usaha kuliner. Berbagai macam jenis usaha jasa kuliner seperti warung kaki lima, restoran, kedai, dengan berbagai varian menu kian berkembang. Di daerah perkotaan, restoran telah menjadi gaya hidup yang menawarkan pemenuhan kebutuhan pangan sekaligus kenyamanan bagi pengunjungnya. Restoran sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang


(14)

usaha makanan, berusaha untuk menawarkan sesuatu yang unik dan diharapkan dapat menjaring konsumen lebih banyak lagi. Dengan berupaya mempertahankan pelayanan yang memadai ataupun meningkatkan pelayanannya walau harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Walaupun demikian, keluhan dari pihak konsumen masih tetap ada misalnya konsumen merasa kurang puas atas pelayanan yang diberikan dalam arti terjadi ketidaksesuaian atau ketidakselarasan antara harapan dan tuntutannya. Tuntutan itu meliputi kecepatan penyajian makanan, kebersihan ruangan, kenyamanan tata letak, keramahan pramusaji dan sebagainya. Restoran juga dianggap mampu memenuhi kebutuhan pangan masyarakat perkotaan yang menyukai sesuatu yang praktis. Kesibukan masyarakat khususnya di kota-kota besar dengan pekerjaan sehari-hari yang menyita banyak waktu, menyebabkan mereka tidak memiliki cukup waktu untuk menyiapkan makanan, sehingga menimbulkan kebiasaan baru yaitu makan diluar rumah.

Dari segi bisnis untuk menghadapi persaingan, para pelaku bisnis harus terus dituntut untuk menemukan dan membutuhkan strategi yang tepat, untuk mengantisipasi, mempertahankan usaha mereka dan dapat unggul dalam menghadapi persaingan disekitarnya. Peningkatan jumlah pelaku bisnis restoran tentunya menimbulkan persaingan tersendiri, mulai dari penataan restoran, karakteristik produk, strategi pemasaran, pelayanan, yang tujuannya untuk menarik konsumen. Tetapi bagaimana dengan pelaku usaha yang memiliki kreatifitas lain, dengan tidak mengikuti tren sekarang ini secara tidak langsung, dan tetap mengandalkan cita rasa makanan khas daerahnya. Keadaan ini dialami dan dilakukan juga oleh Rumah


(15)

Makan Sop Saudara di Jalan Ringroad. Dengan memperhatikan kepuasan dari konsumen atau masyarakat merupakan tujuan utama. Tidak hanya mengandalkan cita rasa yang berbeda dengan rumah makan lain tetapi rumah makan ini akan menarik minat konsumen dikarenakan jarang terdapat di kota-kota besar dan masyarakat sangat jarang mencicipi makanan khas ini. Maka dari itu setiap usaha harus memiliki strategi – strategi untuk mempertahakankan eksistensinya.

Kurangnya strategi yang tepat, dapat mengakibatkan usaha tersebut tidak bertahan lama dalam menjalankan kegiatan usahanya apalagi berkembang menjadi usaha yang besar. Sebab umumnya orang tidak sabar dalam menghadapi masa-masa sulit di awalnya. Dalam hal ini mental yang menjadi prioritas utama. Mental harus dipersiapkan dengan benar sehingga terjun ke dunia bisnis penuh dengan optimisme yang tinggi. Upaya mengembangkan usaha kecil memang tidak mudah untuk menjadi usaha yang besar. Untuk berkembang menjadi perusahaan yang besar dibutuhkan waktu yang banyak, tekad, tenaga, fikiran, kesabaran, kerja keras dan tentunya beberapa strategi untuk mengembangkan dan mempertahankan usaha tersebut. Motivasi juga menjadi pilihan lain bagi para pelaku usaha, apalagi dengan kondisi usahanya yang sedang goyang. Motivasi, kritik, dan saran harus didapatkan si pelaku bisnis agar usaha yang dijalankannya tidak terkesan monoton.

Menurut Hamel dan Prahalad (Rangkuti, 2000: 4) strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian perencanaan strategi hampir selalu


(16)

dimulai dari “apa yang dapat terjadi”, bukan dimulai dari “apa yang terjadi”. Tetapi kecepatan inovasi pasar baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan. Selain memerlukan strategi, kemampuan melakukan inovasi yang dilakukan para pelaku usaha dalam menjalankan usahanya juga sangat penting. Para pelaku usaha juga dituntut untuk terampil dan kreatif dalam mengembangkan ide didalam fikirannya. Tak hanya itu, pada suatu tempat usaha, strategi pemasaran juga harus dipikirkan dengan baik oleh pemilik tempat usaha dan seluruh pegawainya agar dapat memasarkan suatu produk yang berkualitas yang dapat dikonsumsi oleh seluruh kalangan dan lapisan masyarakat masa kini. Pemberian pelayanan pada konsumen, harga yang terjangkau, serta tempat yang strategis merupakan hal–hal yang diperhatikan konsumen dalam memilih tempat yang cocok dan sesuai. Pelaku bisnis harus dapat membaca minat masyarakat sehingga tempat usaha tersebut dapat memberikan produk serta pelayananan yang terbaik bagi para konsumennya.

Dalam hal melaksanakan pengembangan usaha, Restoran Sop Saudara di Jalan Ringroad membutuhkan strategi agar tidak salah dalam pengambilan keputusan. Strategi dalam pengembangan usaha itu harus dipersiapkan dengan baik agar dapat memenangkan persaingan sehingga tujuannya dapat tercapai. Kurangnya strategi yang dimiliki membuat Restoran Sop Saudara tidak memiliki banyak keunggulan yang kompetitif dibanding usaha sejenisnya. Banyak hambatan-hambatan yang dihadapi seperti kekurangan modal, tenaga kerja yang ahli atau terampil, kinerja keuangan usaha yang buruk , dan sebagainya . Tetapi hambatan- hambatan itu semua


(17)

dapat diatasi dengan cara mengembangkan dan menerapkan strategi pengembangan usaha yang baik. Pengembangan usaha bukan saja dibarengi dengan modal yang banyak atau tenaga kerja yang terampil, tetapi juga harus dibarengi dengan niat dari diri sendiri. Dengan niat yang sungguh–sungguh dapat mengembangkan usaha tersebut menjadi lebih besar. Jika tidak mengembangkan usaha dengan sungguh-sungguh maka sebaliknya usaha tersebut akan bangkrut. Selain itu, Restoran Sop Saudara juga menganut sistem manajemen bisnis keluarga. Dalam hal ini Restoran Sop Saudara harus memiliki pemikiran untuk mengembangkan usaha untuk meningkatkan usahanya agar menjadi lebih baik kedepannya.

Sebuah bisnis keluarga banyak yang akhirnya gagal karena manajemen yang tidak profesional dan tidak memiliki landasan budaya perusahaan yang kuat. Seperti organisasi lainnya, bisnis keluarga mengembangkan cara tertentu dalam menjalankan usahanya yang memberikan keunikan tersendiri pada perusahaan. Pola perilaku yang khusus dan unik akan membentuk budaya perusahaan. Budaya perusahaan yaitu pola perilaku dan keyakinan yang membentuk karakteristik perusahaan (Longenecker,2001). Oleh karena itu, Restoran Sop Saudara membutuhkan strategi pengembangan usaha dalam upaya untuk mengembangkan usaha nya.

Penelitian terdahulu mengenai Strategi Pengembangan Usaha sebelumnya pernah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu cukup banyak yang dapat dijadikan referensi dalam penelitian ini. Tujuan dari penelitian tersebut adalah menganalisis dan erumuskan strategi pengembangan usaha sesuai objek penelitiannya masing-masing. Diantaranya adalah:


(18)

1. Yulie A.C Hutagalung (Universitas Sumatera Utara, 2013) tentang “Strategi Pengembangan Bisnis, studi kasus pada Rumah Makan Minang Setia, Medan. Masalah dari penelitian ini adalah bagaimana strategi pengembangan bisis yang dapat dilakukan pada Rumah Makan Minang Setia Medan. Hasil dari peneltian ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: (1) strategi pengembangan bisnis yag sesuai bagi Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting No. 326 Medan adalah straegi agresif yakni strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang, (2) kendala terbesar pihak Rumah Makan Minang Setia dalam mengembangkan usahanya adalah keterbatasan dari segi keuangan. Dilihat dari persoalan masalah peneliti dan peneliti terdahulu memiliki persoalan masalah yang sama dan sama – sama membutuhkan strategi yang tepat untuk melakukan strategi pengembangan usaha.

2. Wahyu Kusuma Wardhana (Institut Pertanian Bogor, 2012) tentang “Analisis Strategi Pengembangan Usaha Gerai ayam Goreng Fatmawati Cabang Bandung, Jawa Barat”. Dilihat dari tujuan penelitian yaitu mengidentifikasi faktor internal dan eksternal perusahaan dan mengidentifikasi strategi yang dapat digunakan untuk mengembangkan usaha yang sama dengan penelitian Restoran Sop Saudara. Hasil matriks SWOT menghasilkan delapan alternatif strategi bagi Gerai Ayam Goreng Fatmawati Cabang secara berturut-turut sebagai berikut: (1) Memiliki sebuah restoran yang berdiri sendiri (2) Peningkatan promosi dan marketing (3) Menjaga kualitas dan kuantitas produk, (4) Membutuhkan Area Manager dan leader di setiap Gerai, (5) Pelatihan-pelatihan pengembangan SDM, (6) Evaluasi kinerja, (7) Kerjasama dengan


(19)

asosiasi pengusaha kuliner dan urutan strategi yang terakhir adalah membuat anak perusahaan dengan konsep baru

3. Pretty Elisabeth Siahaan (Institut Pertanian Bogor, 2008), tentang strategi pengembangan usaha mengangkat judul penelitian "Analisis Strategi Pengembangan Usaha Restoran Rice Bowl", Penelitian yang dilakukan oleh Pretty memiliki permasalahan yang sama dengan penelitian pada Restoran Sop Saudara yaitu, memerlukan strategi yang dapat dilakukan untuk dapat mengembangkan usaha dan mengidentifikasi faktor internal dan ekstersnal apa saja yang dapat mempengaruhi restoran dalam pengembangan usahanya. Pada penelitian ini mendapatkan hasil bahwa Restoran Rice Bowl masih cenderung terlalu berhati-hati dalam melakukan upaya pengembangan usaha. Standar Operasional Perusahaan pada Restoran Rice Bowl yang jelas dan terarah menjadi faktor kekuatan. Untuk faktor ancaman yang dihadapi adalah iu flu burungm kenaikan harga bahan baku makana kelangkaan bahan bakar minyak tanah dan gas elpiji.

4. Mutiara Dewi (Institut Pertanian Bogor, 2009), melakukan penelitian tentang "Analisis Strategi Pengembangan Usaha Yogurt pada Rindadya Yoghurt, Kabupaten Bogor”. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis faktor – faktor lingkungan internal Rinadya Yoghurt, (2) menganalisis faktor – faktor lingkungan eksternal Rinadya Yoghurt, dan (3) merumuskan alternatif strategi yang dapat diterapkan pada pihak Rinadya Yohurt. Pada tujuan penelitian Rinadya Yoghurt sama dengan tujuan peneliti yang akan dilakukan pada Restoran Sop Saudara. Selain itu teknik analisis data juga sama – sama menggunakan teknik analisis SWOT. Haisl dari penelitian


(20)

Rinadya Yoghurt adalah sebagai berikut (1) berdasarkan analisis lingkungan internal Rinadya Yohurt, perusahaan memiliki kekuatan dan kelemahan. Adapun kekuatannya Antara peilik dan pekerja memiliki hubungan baik dan pemilik juga fokus terhadap usaha yang dilakukan sedangkan kelemahannya Antara lain modal usaha yang terbatas dan penggunaan alat yang masih sederhana. Untuk analisis eksternal perusahaan yaitu perusahaan menghadapi berbagai peluang dan ancaman sebagai berikut. Untuk peluang adalah peningkatan kesadaran akan kesehatan dengan megkonsumsi minuman kesehatan dan untuk ancaman adalah fluktuasi harga bahan baku.

5. Alam Lazuardi (Institut Pertanian Bogor, 2009), meneliti tentang "Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Restoran Macaroni Panggang Bogor". Permasalahan yang dihadapi oleh Restoran Macaroni Panggang Bogor ini adalah karena kecendrungan perkembangan restoran di Kota Bogor terus meningkat dari tahun ke tahun dan persaingan semakin ketat, maka Restoran Macaroni Panggang harus emnyiapkan langkah – langkah yang tepat dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat. Sama dengan permasalahan pada Restoran Sop Saudara, karena banyaknya persaingan yang ada di Jalan Ringroad memaksa pemilik harus dapat menyiapkan strategi – strategi untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat agar dapat unggul dalam bersaing. Untuk tuuan penelitian yang akan diteliti juga sama yaitu mengidentifikasi faktor eksternal dan internal yang ada di perusahaan dan mengidentifikasi strategi apa saja yang dapat dilakukan perusahaan agar dapat unggul dalam bersaing. Hasil dari penelitian Restoran Macaroni Panggang adalah


(21)

menunjukkan bahwa kemampuan Restoran Macaroni Panggang dalam merespon menghadapi faktor eksternal berada pada kondisi rata-rata. Adapun ancaman yang harus dihadapi adalah tingkat persaingan perusahaan sejenis. Sedangkan untuk analisis dari faktor internal menunjukkan bahwa kemampuan internal Restoran Macaroni Panggang adalah kondisi menengah yaitu dengan rasa dan kualitas produk yang baik. Sedangkan untuk kelemahan nya adalah pemasaran dan promosi yang cenderung pasif.

Berdasarkan dari penelitian terdahulu yang telah dijelaskan diatas dan banyak membahas tentang strategi pengembangan usaha yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti maka, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Strategi Pengembangan Usaha Dalam Upaya Meningkatkan Usaha (Studi Kasus pada Restoran Sop Saudara Jalan Ringroad Medan)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis membuat rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Faktor internal apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan dari restoran Sop Saudara?

2. Faktor eksternal apa saja yang menjadi peluang dan ancaman dari restoran Sop Saudara?


(22)

3. Bagaimana analisis SWOT pada restoran Sop Saudara?

4. Bagaimana strategi pengembangan usaha pada restoran Sop Saudara? 1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan dari restoran Sop Saudara agar mencapai tujuan

2. Mengidentifikasi faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman dari restoran Sop Saudara bagi perkembangan usaha

3. Menganalisis usaha pada restoran Sop Saudara menggunakan analisis SWOT 4. Mengetahui strategi pengembangan usaha pada restoran Sop Saudara

berdasarkan analisis SWOT dalam upaya meningkatkan usahanya 1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat memberikan masukan dan pertimbangan mengenai pemilihan strategi pengembangan usaha yang tepat sebagai upaya untuk memenuhi dan memuaskan harapan pelanggan dan mencapai tujuan perusahaan.

2. Bagi penulis, sebagai pengalaman nyata dalam bidang sosial dan penerapan ilmu–ilmu yang diperoleh selama kuliah.


(23)

3. Bagi penulis di masa mendatang, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada penelitian selanjutnya dan dapat menjadi sumber informasi serta referensi di bidang strategi pengembangan usaha.

4. Bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, penelitian ini menjadi bahan masukan untuk fakultas dan menjadi referensi tambahan bagi mahasiswa/i masa mendatang


(24)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Strategi

Strategi sebagai sebuah kosa kata pada mulanya berasal dari bahasa Yunani, yaitu ‘strategos’. Kata ‘strategos’ ini berasal dari kata ‘stratos’ yang berarti militer dan ‘ag’ yang artinya memimpin (Purnomo dan Zulkieflimansyah, 2005: 8). Berdasarkan pemaknaan ini, maka kata strategi pada awalnya bukan kosa kata disiplin ilmu manajemen, namun lebih dekat dengan bidang kemiliteran.

Kata strategi dalam bidang manajemen memang pernuh tersentuh oleh Drucker pada tahun 1955 dengan ungkapannya tentang manfaat keputusan strategis yang didefinisikan sebagai “semua keputusan pada sasaran bisnis dan pada cara untuk mencapai sasaran tersebut”. Namun di era tersebut konsep strategi belum cukup popular dikalangan pemerhati manajemen. Tokoh yang memiliki andil besar seperti, Kenneth Andrews, Igor Ansoff, dan Alfred Chandler, Jr sebagai tiga pemrakarsa yang luar biasa dalam dunia strategi bisnis baru muncul di tahun 1960-an dalam mempopulerkan dan memperkuat konsep–konsep strategi bisnis.

Menurut Chandler (Rangkuti, 2000: 3) strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya. Sedangkan menurut Amstrong (2003: 39-42) dalam kumpulan buku The Art of HRD menambahkan bahwa setidaknya terdapat tiga pengertian strategi. Pertama, strategi merupakan deklarasi


(25)

maksud yang mendefinisikan cara untuk mencapai tujuan, dan memperhatikan dengan sungguh–sungguh alokasi sumber daya perusahaan yang penting untuk jangka panjang dan mencocokkan sumber daya dan kapabilitas dengan lingkungan eksternal.

Kedua, strategi merupakan perspektif dimana isu kritis atau faktor keberhasilan dapat dibicarakan, serta keputusan strategis bertujuan untuk membuat dampak yang besar serta jangka panjang kepada perilaku dan keberhasilan organisasi. Ketiga, strategi pada dasarnya adalah mengenai penetapan tujuan (tujuan strategis) dan mengalokasikan atau menyesuaikan sumber daya dengan peluang (strategi berbasis sumber daya) sehingga dapat mencapai kesesuaian strategis antara tujuan strategis dan basis sumber dayanya.

2.2 Pengembangan Usaha

Saat ini persaingan dalam usaha, apapun bentuknya usaha tersebut semakin ketat, terutama halnya untuk mendapatkan konsumen. Maka dari itu, solusi permasalahan yang dapat diambil oleh pelaku usaha adalah mengembangkan usaha tersebut. Pengembangan usaha berarti usaha yang akan dibangun merupakan bagian dari entitas usaha yang telah ada sebelumnya (Ahmad Subagyo, 2008: 29). Selain itu pengembangan usaha juga membutuhkan pandangan-pandangan kedepan untuk pengembangan usaha tersebut untuk nantinya ingin dibuat seperti apa usaha tersebut. Menurut Suryana (2004: 3), pengembangan usaha dapat dilakukan beberapa hal, yaitu sebagai berikut:


(26)

1. Perluasan skala usaha

Pengembangan perusahaan dengan perluasan skala usaha bisa dilakukan dengan skala produksi (kapasitas produksi), tenaga kerja, teknologi, lokasi usaha, dan sistem distribusi serta jaringan usaha. Pengembangan skala usaha juga bisa dilakukan dengan menambah jenis – jenis barang atau jasa yang akan dihasilkannya atau diusahakannya. Pengembangan usaha bisa dilakukan hanya apabila akan menurunkan biaya jangka panjang, sehingga akan menaikkan skala ekonomi yang tinggi. Selain itu, pengembangan skala usaha dapat dilaksanakan dengan menambah lokasi usaha di tempat lain, di kota lain, dan di negara lain. Restoran Sop Saudara akan lebih berkembang apabila membuka lokasi usaha ditempat lainnya.

2. Perluasan cakupan usaha

Pengembangan usaha dengan menambah cakupan usaha bisa dilakukan dengan mengembangkan jenis usaha baru dan wilayah usaha baru, serta jenis produk barang dan jasa baru yang bervariasi jenisnya. Pengembangan cakupan usaha baru juga sering dinamakan diversifikasi usaha.

3. Perluasan dengan kerjasama, penggabungan dan ekspansi

Perluasan usaha dengan kerjasama, penggabungan dan ekspansi dapat dilakukan melalui merger, holding company atau kartel.


(27)

Dalam hal ini penulis menggunakan cara pengembangan usaha yang dapat dilakukan dengan perluasan skala usaha. Perluasan skala usaha pada Restoran Sop Saudara bisa dimulai dari contohnya membuat gerobak – gerobak kecil untuk menjual es pisang ijo keliling. Selain menambah lokasi, menu – menu juga sebaiknya dibuat lebih bervariasi agar konsumen yang datang tidak bosan dengan menu yang hanya itu saja. Restoran Sop Saudara dapat melakukan pengembangan usaha dengan cara perluasan skala usaha agar usaha yang dimiliki semakin berkembang

2.3 Manajemen Strategis

Manajemen Strategis (Strategic Management) adalah seni dan ilmu untuk memformulasikan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya (David, 2006: 5). Sedangkan menurut Jauch dan Glueck (Jatmiko, 2003: 5) mendefinisikan manajemen strategi adalah sejumlah keputusan dan tindakan yang mengarah pada penyusunan suatu strategi atau sejumlah strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan. Sedangkan menurut Gregory G Dees dan Alex Miller Manajemen strategis adalah suatu proses kombinasi antara tiga aktivitas yaitu analisis strategi, perumusan strategi dan implentasi strategi (Djaslim Saladin, 2003). Proses manajemen strategi ialah cara dengan cara yang mana para perencana strategi menentukan sasaran dan mengambil keputusan. Pengambilan keputusan strategis tidak dapat dilakukan dengan hanya mengandalkan intuisi saja, melainkan dibutuhkan analisis mendalam dan terarah, sehingga keputusan yang akan dilakukan benar-benar sesuai kebutuhan perusahaan.


(28)

Manajemen strategis membantu suatu perusahan atau organisasi untuk memformulasikan strategi yang lebih baik dengan menggunakan pendekatan yang lebih sistematik, logis dan rasional untuk pilihan strategis (David, 2006).

2.4 Model Manajemen Strategis

Cara belajar dan mengaplikasikan proses manajemen strategis adalah dengan menggunakan model. Setiap model merepresentasikan semacam proses. Model ini tidak menjamin keberhasilan, tetapi model tersebut menunjukkan pendekatan yang jelas dan praktis untuk memformulasi, mengimplememtasi, dan mengevaluasi strategi. Hubungan antar komponen utama dari proses manajemen strategis ditunjukkan dalam, yang muncul dalam semua bab berikut dengan bagian yang sesuai yang dibentuk untuk menunjukkan fokus khusus dari setiap bab (David, 2006: 18). Dalam praktiknya proses manajemen strategis pembagian serta pelaksanaannya tidaklah serapi seperti yang digambarkan oleh model manajemen strategis. Penyusunan strategi tidak menjalankan proses dalam urutan yang kaku. Umumnya, ada aktivitas memberi dan menerima diantara tingkat hierarki suatu organisasi. Adapun model komprehensif dari proses manajemen strategis dapat dilihat pada Gambar 2.1.


(29)

Gambar 2.1. Model Komprehensif Manajemen Strategis Sumber : David (2006)

Aktivitas pertama dilakukan adalah merumuskan pernyataan visi dan misi perusahaan. Visi yang dimiliki oleh perusahaan merupakan suatu cita-cita tentang keadaan di masa depan yang diingin untuk terwujud oleh suluruh personel perusahaan, mulai dari jenjang yang paling atas sampai yang paling bawah. Cita-cita masa depan yang ada dalam benak pendiri yang kira-kira mewakili seluruh anggota perusahaan inilah yang disebut Visi. Misi adalah penjabaran secara tertulis mengenai visi agar visi menjadi mudah dimengerti bagi seluruh staf perusahaan.

Langkah berikutnya adalah menganalisis lingkungan eksternal dan internal perusahaan. Tindakan untuk mengetahui dan menganalisis lingkungan eksternal


(30)

menjadi sangat penting karena pada hakikatnya kondisi lingkungan eksternal berada diluar kendali organisasi. Selain pemahaman kondisi lingkungan eksternal, pemahaman kondisi lingkungan internal perusahaan secara luas dan mendalam perlu dilakukan. Oleh karena itu, strategi yang dibuat perlu bersifat konsisten dan realistis sesuai dengan situasi dan kondisinya. Sehingga sebelum pihak manajemen menerapkan strategi yang cocok bagi jalannya perusahaan di masa datang, mereka harus lebih dulu menganalisis posisi perusahaan saat ini, baik dilihat dari posisi persaingan dengan usaha sejenis maupun dari faktor kondisi perusahaan sendiri.

Upaya pencapaian tujuan perusahaan merupakan suatu proses berkesinambungan yang memerlukan penahapan. Untuk menentukan apakah suatu tahapan sudah dicapai atau belum diperlukan suatu tolak ukur, misalnya kurun waktu dan hasil yang ingin dicapai dirumuskan secara jelas.

Langkah selanjutnya adalah penyusunan dan pemilihan strategi yang harus dilakukan perusahaan agar dapat bersaing dengan kompetitor lainnya.

2.5 Proses Formulasi Strategis

Formulasi strategi merupakan suatu tahapan untuk menentukan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan pencapaian tujuan atau disebut juga tahapan perumusan strategi. Aktivitas-aktivitas yang dimaksud meliputi : (1) pengembangan misi perusahaan; (2) mengenali peluang dan ancaman eksternal perusahaan; (3) menetapkan kekuatan dan kelemahan internal; (4) menetapkan objektif jangka panjang; (5) menetapkan strategi pokok yang perlu diimplementasikan (David, 2004).


(31)

2.5.1 Visi

Visi adalah suatu pandangan jauh ke depan mengenai cita dan citra yang ingin diwujudkan suatu institusi/organisasi pada masa yang akan datang, sehingga dapat menjawab pertanyaan institusi/organisasi ingin menjadi apa. Pernyataan visi menjawab pertanyaan “Apa yang ingin kita capai?” (David, 2006). Visi menggambarkan cita-cita perusahaan ke depan dan mengarahkan

Visi perusahaan akan menunjukkan suatu kondisi ideal tentang masa dpan yang realistis, meyakinkan, serta mengandung daya tarik. Adapun tujuan penetapan visi perusahaan adalah yaitu:

1. Mencerminkan sesuatu yang akan dicapai perusahaan 2. Memiliki orientasi pada masa depan perusahaan

3. Menimbulkan komitmen tinggi dari seluruh jajaran dan lingkungan perusahaan

4. Menetapkan arah dan fokus strategi perusahaan yang jelas 5. Menjamin kesinabungan kepemimpinan organisasi perusahaan 2.5.2 Misi

Misi suatu perusahaan merujuk pada satu pertanyaan mendasar yang pernah diajukan oleh Peter Drucker “Apa bisnis kita?”. Jawaban dari pertanyaan ini merupakan gambaran besar tentang apa saja yang akan dilakukan oleh perusahaan dalam upaya mencapai tujuannya. Keberadaan misi perusahaan sangat penting untuk perumusan tujuan perusahaan dan formulasi strategi yang efektif. Menurut Peter


(32)

Drucker (2000:87) misi merupakan alasan mendasari eksistensi suatu organisasi. Pernyataan misi organisasi, terutama di tingkat unit bisnis menentukan batas dan maksud aktivitas bisnis perusahaan. Jadi perumusan misi merupakan realisasi yang akan menjadikan suatu organisasi mampu menghasilkan produk dan jasa berkualitas yang memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggannya.

Ada beberapa karakteristik misi perusahaan, diantaranya: 1. Deklarasi sikap

Misi yang baik memugkinkan untuk perumusan dan pemikiran alternatif tujuan dan strategi yang layak tanpa mengurangi kreativitas manajemen. Misi perusahaan harus mencerminkan bagaimana komitmen perusahaan untuk memenuhi tuntutan stakeholder.

2. Berorientasi pada pelanggan

Alasan mendasar mengembangkan misi perusahaan adalah untuk menarik sebanyak mungkin pelanggan. Misi sebuah perusahaan tidak hanya mengembangkan suatu produk dan mencari pasarnya, tetapi harus berusaha mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan pelanggan dan kemudian menyedikan alat pemuas kebutuhan dan keinginannya

3. Deklarasi kebijakan sosial

Kebijakan sosial mempengaruhi pengembangan misi suatu perusahaan. Kebijakan sosial secara langsung mempengaruhi pelanggan, produk, pasar, teknologi, prfitabilitas dan citra perusahaan


(33)

2.5.3 Tujuan Perusahaan

Tujuan merupakan pusat dari kegiatan perusahaan yang digunakan sebagai penilai prestasi perusahaan. Tujuan berperan penting dalam perumusan dan implementasi strategi perusahaan, karena itu manajemen puncak harus mampu merumuskan, melembagakan, mengkombinasikan dan menguatkan tujuan perusahaan melalui perusahaan.

2.6 Analisis Lingkungan Bisnis Perusahaan

Analisis lingkungan adalah suatu proses yang digunakan perencana strategi untuk memantau sektor lingkungan dalam menentukan peluang-peluang atau ancaman perusahaan (Glueck dan Jauch 1990).

Menurut Hunger dan Wheleen (2003), Analisis lingkungan merupakan suatu kegiatan monitoring, evaluasi, dan desiminasi informasi dari lingkungan luar dan lingkungan dalam kepada elemen-elemen kunci manajemen perusahaan yang bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor strategis, baik eksternal maupun internal, yang akan menentukan masa depan perusahaan

Analisis lingkungan pada dasarnya mencangkup analisis lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Lingkungan eksternal perusahaan adalah lingkungan yang berada di luar kendali perusahaan, terdiri dari variaber-variabel di luar organisasi yang memberikan peluang dan ancaman. Lingkungan internal perusahaan adalah lingkungan yang berada di dalam kendali perusahaan terdiri dari variabel-variabel yang dimiliki perusahaan, mencangkup struktur, kultur, dan sumber daya perusahaan


(34)

yang merupakan kekuatan kunci. Lingkungan internal memberikan kekuatan dan kelemahan yang sesungguhnya berada di dalam kontrol perusahaan.

2.6.1 Analisis Lingkungan Eksternal

Tujuan audit ekternal (external audit) adalah untuk mengembangkan daftar yang terbatas tentang peluang yang dapat memberi manfaat dan ancaman yang harus dihindari. Menurut David (2006) Kekuatan eksternal (exsternal forces) dapat dibagi menjadi lima kaegori besar: (1) kekuatan ekonomi, (2) kekuatan sosial, budaya, demografi dan lingkungan, (3) kekuatan politik, hukum, pemerintah, (4) kekuatan teknologi dan (5) persaingan atau kompetitif. Perubahan dalam kekuatan eksternal mengakibatkan perubahan dalam permintaan konsumen untuk barang industri dan konsumsi serta jasa. Kekuatan eksternal mempengaruhi tipe produk yang dikembangkan, karakteristik dari strategi segmentasi pasar dan positioning, tipe jasa yang ditawarkan, dan pilihan bisnis yang ingin diakuisi atau dijual. Kekuatan ekstenal secara langsung mempengaruhi pemasok serta distributor.

1. Faktor Ekonomi

Ekonomi suatu negara akan mempengaruhi kondisi bisnis-bisnis yang terikat langsung pada negara tersebut. Sebagai contoh ketika suku bunga naik, dana yang dibutuhkan untuk meningkatkan modal menjadi lebih mahal atau tidak tersedia, juga ketika suku bunga naik pendapatan yang seharusnya dibelanjakan untuk konsumsi atau permintaan terhadap barang akan berkurang. Faktor-faktor ekonomi spesifik yang dapat dianalisis dan didiagnosis kebanyakan perusahaan antara lain:


(35)

a. Tahapan siklus bisnis, perekonomian dapat diklasifikasikan seperti dalam keadaan depresi, resesi, kebangkitan (recovery), dan kemakmuran.

b. Gejala inflasi dan deflasi barang dan jasa.

c. Kebijakan moneter, tingkat suku bunga dan devaluasi atau revaluasi uang dalam hubungannya dengan uang asing.

d. Kebijakan fiskal, tingkat pajak untuk perusahaan dan perorangan.

e. Neraca pembayaran, surplus atau defisit dalam hubungannya dengan perdagangan luar negeri.

2. Faktor Sosial Budaya

Faktor sosial yang mempengaruhi perusahaan adalah kepercayaan, nilai, sikap, opini, dan gaya hidup orang-orang disekitar faktor eksternal perusahaan, yang berkembang dari pengaruh kultural ekologi, demografi, agama, pendidikan dan etnik. (Pearce dan Robinson. 1997). Ketika faktor sosial berubah, berubah pulalah permintaan akan berbagai jenis pakaian, buku, kegiatan senggang dan sebagainya.

3. Faktor Politik, Pemerintahan, dan Hukum

Pemerintah merupakan regulator, deregulator, pemberi subsidi, pemberi kerja, dan pelanggan dari berbagai organisasi. Oleh karena itu, faktor kekuatan politik, pemerintah dan hukum dapat menjadi peluang atau ancaman utama untuk organisasi kecil dan besar. Stabilitas politik dan kebijakan pemerintah sangat menentukan kecenderungan dan arah perekonomian Nasional. Kondisi lingkungan politik pemerintah tersebut berpengaruh signifikan dan strategis terhadap aktivitas bisnis. Stabilitas nasional yang baik serta situasi politik


(36)

yang kondusif merupakan sebuah angin segar bagi setiap kegiatan perusahaan dan memberikan jaminan kepastian dan keamanan bagi kegiatan investasi dalam negeri.

4. Faktor Teknologi.

Kekuatan teknologi menggambarkan peluang dan ancaman utama yang harus dipertimbangkan dalam formulasi strategi. Kemajuan teknologi dapat mempengaruhi produk, jasa, pasar, pemasok, distributor, pesaing, pelangan, proses produksi, praktik pemasarandan posisi kompetitif perusahaan secara dramaris. Kemajuan teknologi dapat menciptakan pasar baru, yang menghasilkan penciptaan produk baru dan produk yang lebih baik perubahan posisi biaya kompetitif dalam suatu industri, dan membuat produk dan jasa saat ini menjadi ketinggalan jaman. Perubahan teknologi dapat mengurangi atau menghilangkan hambatan biaya antar perusahaan, menciptakan siklus produksi yang lebih pendek, menciptakan kekurangan dalam keterampilan teknis, serta menghasilkan perubahan dalam nilai-nilai dan harapan karyawan, manajer, dan pelanggan.

5. Lingkungan Industri

Porter dalam David (2006), hakikat persaingan suatu industri ini dapat dilihat sebagai kombinasi atas lima kekuatan, yaitu: 1) Kemungkinan masuknya pesaing baru, 2) Persaingan antar perusahaan dalam industri, 3) Potensi pengembangan produk substitusi, 4) Kekuatan tawar menawar penjual/pemasok, dan 5) Kekuatan tawar menawar pembeli/konsumen. Pemahaman tentang hakikat dan dampak lima hal tersebut sangat penting bagi


(37)

para pengambil keputusan strategis dalam perusahaan, bukan hanya agar mereka mampu merumuskan strategi, misi, dan kebijakan yang tepat, akan tetapi agar mereka juga mampu memanfaatkan peluang yang timbul di masa yang akan datang. Akan lebih mudah jika dilihat Gambar 2 untuk memahaminya

Gambar 2.2. Model lima kekuatan pesaing Sumber: David (2006)

Penjelasan dari lima kekuatan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Kemungkinan Masuknya Pesaing Baru

Masuknya pesaing baru menambah ketat persaingan yang telah ada, hal itu terjadi karena pesaing yang masuk mungkin melihat celah dimana pangsa pasar masih dapat diperoleh mungkin dengan cara merebut pangsa pasar ataupun dengan mengisi pangsa pasar yang belum terisi oleh produsen yang telah ada. Ketika itu pangsa pasar akan terbagi karena adanya perusahaan

Potensi pengembangan produk substitusi

Kemungkinan masuknya pesaing baru Kekuatan tawar –

menawar pemasok

Persaingan antar perusahaan sejenis

Kekuatan tawar – menawar konsumen


(38)

sejenis yang masuk kedalam industri tersebut. Sehingga merupakan ancaman bagi produsen yang ada.

2. Persaingan Antar Perusahaan Sejenis

Perusahaan-perusahaan sejenis yang telah ada akan saling bersaing dalam merebut pelanggan, para perusahaan akan menggunakan strategi-strategi bersaing seperti menurunkan harga, meningkatkan kualitas, menambah

feature, menyediakan jasa, memperpanjang garansi dan meningkatkan iklan. Ini dilakukan karena persaingan antar perusahaan sejenis merupakan ancaman yang terbesar diantara lima kekuatan kompetitif

3. Potensi Penembangan Produk Substitusi Baru

Dalam berbagai industri, perusahaan bersaing ketat dengan produsen produk substitusi, misalnya minuman teh untuk menggantikan minuman kopi, menggunakan kendaraan mobil dan kendaraan sepedah motor sebagai gantinya. Tekanan persaingan akibat adanya produk substitusi semakin bertambah ketika harga produk substitusi relatif murah dan biaya konsumen untuk beralih ke produk lain rendah. Kekuatan kompetitif produk pengganti paling mudah di ukur dari seberapa besar pangsa pasar yang direbutnya dan rencana perusahaan produk substitusi tersebut untuk meningkatkan kapasitas serta penetrasi pasar.

4. Kekuatan Tawar-menawar Penjual/Pemasok

Para pemasok dapat berada pada posisi tawar menawar yang kuat, dalam arti mereka dapat menaikan harga bahan yang dipasoknya atau menurunkan mutu bahan yang diperlukan pelanggannya. Dengan demikian, perusahaan


(39)

pemasok memiliki kekuasaan yang besar apabila: (1) pemasok mendomisili penguasaan/pemilikan bahan mentah tertentu (2) bahan baku/mentah tersebut sulit dicari substitusinya karena berkaitan langsung dengan spesifikasi produk tertentu, dan (3) industri tertentu tidak merupakan pelanggan penting dari pemasok.

5. Kekuatan Tawar-menawar Pembeli/Konsumen

Para konsumen menjadi lebih kuat apabila berbagai kondisi tertentu terpenuhi seperti: (1) terkonsentrasi pada suatu lokasi tertentu dan membeli produk yang diperlukan dalam jumlah besar, (2) perimbangan harga produk yang dibeli tidak menjadi pertimbangan utama, (3) produksi substitusi yang manfaatnya relatif sama tersedia di pasaran, (4) produk yang dihasilkan oleh industri tidak penting bagi pembeli, (5) semakin banyak perusahaan yang menghasilkan produk serupa sehingga pembeli mempunyai banyak pilihan, dan (6) untuk pembeli individual, penghasilan yang meningkat akan meningkatkan daya beli mereka dengan orientasi tertuju pada mutu, bukan harga. Perusahaan pesaing mungkin menawarkan garansi yang lebih panjang atau jasa khusus, memberikan harga khusus, kualitas yang baik.

2.7.2 Analisis Lingkungan Internal

Menurut David (2006), pendekatan fungsi bisnis berupaya mengidentifikasikan dan menilai faktor-faktor internal yang mencangkup kemampuan perusahaan, dan keterbatasan yang biasanya dikategorikan pada: (1) manajemen, (2) pemasaran, (3) keuangan/akuntansi, (4) produksi/operasi, (5) penelitian dan pengembangan dan, (6) sistem informasi manajemen


(40)

a. Manajemen

Fungsi manajemen terdiri atas lima aktivitas dasar: perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan staf, dan pengendalian (David, 2006). Perencanan terdiri atas semua aktivitas yang terkait dengan persiapan masa depan. Pekerjaan spesifik mencangkup peramalan, penetapan sasaran, formulasi strategi, pengembangan kebijakan, dan penetapan tujuan. Pengorganisasian mencangkup semua aktivitas manajerial yang menghasilkan struktur pekerjaan dan hubungan otoritas. Area yang spesifik mencangkup desain organisasi, spesialisasi pekerjaan, deskripsi pekerjaan, rentang pengendalian, kesatuan komando, koordinasi, desain pekerjaan dan analisis pekerjaan. Pemberian motivasi melibatkan usaha yang diarahkan untuk membentuk perilaku manusia. Topik spesifik mencangkup kepemimpinan, komunikasi, kelompok kerja, modifikasi perilaku, delegasi otoritas, pengayaan pekerjaan, kepuasan kerja, pemuasan kebutuhan, perubahan organisasi, moral karyawan, dan moral manajerial. Aktivitas pengelolaan staf dipusatkan pada manajemen staf atau sumber daya manusia, termasuk administrasi gaji dan upah, fasilitas karyawan, wawancara, perekrutan, pelatihan, pengembangan manajemen, keselamatan karyawan, tindakan afirmatif, kesempatan kerja yang setara, hubungan dengan serikat kerja, penelitian personel, kebijakan disiplin, prosedur keluh kesah, dan hubungan masyarakat. Pengendalian mengacu pada semua aktivitas manajerial yang diarahkan untuk memastikan bahwa hasil aktual konsisten dengan hasil yang direncanakan. Area perhatian utama adalah kontrol kualitas, kontrol penjualan, kontrol persediaan, kontrol biaya, analisis varians, imbalan, dan sanksi.


(41)

b. Pemasaran

Kotler (1997) pemasaran adalah suatu proses sosial manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptaan dan mempertukarkan produk yang bernilai. Ada tujuh fungsi dasar pemasaran: (1) analisis pelangan, (2) penjualan produk/jasa, (3) perencanaan produk/jasa, (4) penetapan harga, (5) distribusi, (6) riset pemasaran, (7) analisis peluang (David, 2006).

c. Keuangan

Dalam sudut pandang strategis, bidang keuangan harus dianalisis untuk melihat kondisi baik tidaknya suatu perusahaan. Bauran dana jangka pendek dan jangka panjang yang diperoleh dari luar harus sesuai dengan tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Konsep financial leverage (rasio hutang terhadap total aktiva) sangat berguna dalam menguraikan penggunaan hutang untuk meningkatkan laba yang tersedia bagi pemegang saham.

d. Produksi (Operasi)

Setiap perusahaan pasti memproduksi suatu hasil, hasil tersebut dapat berupa produk fisik ataupun produk jasa. Manajemen produksi/operasi berhubungan dengan input, tranformasi, dan output yang bervariasi antar indusri dan pasar. Operasi manufaktur mengubah atau mentranformasi input seperti bahan baku, tenaga kerja, modal, mesin dan fasilitas menjadi barang jadi dan jasa.


(42)

e. Penelitian dan Pengembangan

Manajer penelitian dan pengembangan bertanggung jawab mengusulkan dan melakukan strategi teknologis perusahaan dengan mempertimbangkan tujuan dan kebijakan perusahaan. Tugas manajer meliputi: (1) memilih salah satu diantara berbagai alternatif teknologi baru yang akan digunakan perusahaan, (2) mengembangkan teknologi baru kedalam produk dan proses produksi, dan (3) menyebar luaskan sumber daya yang ada sehingga teknologi baru tersebut dapat diterapkan dengan baik.

f. Sistem Informasi Manajemen

Kegunaan sistem informasi manajemen untuk memperbaiki kinerja suatu perusahaan dengan memperbaiki kualitas keputusan manajerial (David, 2006).

Sebuah sistem informasi manajemen yang efektif mengumpulkan, memberi symbol/kode, menyimpan, mensintesa, dan menyajikan informasi dalam bentuk

yang dapat menjawab pertanyaan penting operasi dan strategis. Jantung dari system informasi manajemen adalah data base yang berisi berbagai catatan dan data yang penting bagi manajer.


(43)

Kerangka konsep peneliti disajikan pada gambar 2.3 berikut

Manajemen Restoran Sop Saudara Medan

Analisis Lingkungan

Internal

EFAS 1. Faktor Ekonomi 2. Faktor Sosial Budaya 3. Faktor Politik

4. Faktor Teknologi 5. Lingkugan Industri

1. Manajemen 2. Pemasaran 3. Keuangan 4. Produksi

5. Penelitian dan Pengembangan 6. Sistem Informasi Manajemen Analisis

Lingkungan Eksternal

Visi, Misi dan Tujuan

Restoran Sop Saudara membutuhkan srategi pengembangan usaha yang tepat untuk meningkatkan usaha

Diagram SWOT dan Analisis SWOT

Strategi Pengembangan Usaha Restoran Sop Saudara


(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan analisa kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi yang alamiyah (sebagai lawan dari eksperimen) di mana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel/sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan data dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif dan hasil penelitiannya lebih menekankan pada makna dari pada generalisasi. (Sugiyono, 2006: 14-15). Pada penelitian kualitatif, penelitian dilakukan pada objek yang alamiah maksudnya, objek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi dinamika pada objek tersebut.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian bertempat di Restoran Sop Saudara di Jalan Ringroad Medan. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Restoran Sop Saudara merupakan salah satu restoran khas Makassar yang terdapat di Medan.


(45)

3.3. Informan Penelitian

Informan penelitian ini meliputi informan utama dan informan tambahan. Berapa jumlah responden atau informan dalam penelitian kualitatif belum diketahui sebelum peneliti melakukan kegiatan pengumpulan data di lapangan. Hal ini karena pengumpulan data penelitian kualitatif mempunyai tujuan tercapainya kualitas data yang memadai, sehingga sampai dengan responden yang keberapa data telah dalam keadaan tidak berkualitas lagi dalam arti sudah mencapai titik jenuh karena responden tersebut sudah tidak lagi memberi informasi baru lagi, artinya responden tersebut “ceritanya” sama saja dengan responden-responden sebelumnya (Hamidi, 2004: 76)

Dalam melakukan informan penelitian, peneliti menggunakan tekhnik

purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2005: 96). Dengan menggunakan tekhnik

purposive sampling maka yang menjadi informan utama dalam penelitian ini adalah pemiliki sekaligus chef pada Restoran Sop Saudara yaitu Ibu Andi Darmawati dan sebagai informan tambahan adalah beberapa konsumen yang mengunjungi restoran Sop Saudara.

3.4 Definisi Konsep

Definisi konsep diperlukan peneliti dalam melakukan penelitian yakni dengan menggunakan istilah khusus untuk menggambarkan sebuah fenomena yang hendak diteliti secara tepat, Singarimbun (2006: 330). Definisi konsep dalam penelitian ini adalah:


(46)

1. Menurut Chandler (Rangkuti, 2000: 3) Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tidak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya.

2. Manajemen strategis adalah seni dan ilmu untuk memformulasikan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yng memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya, David (2006: 5)

3. Pengembangan usaha dapat dilakukan dengan cara perluasan skala usaha, perluasan cakupan usaha, dan perluasan dengan kerjasama, Suryana (2004)

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua macam data yaitu:

1. Pengumpulan data primer. Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli dan tidak melalui media perantara (Indriantoro, 2002: 147). Data primer berupa wawancara mendalam (indepth interview) secara langsung kepada pihak pemilik Restoran Sop Saudara. Pemilik dipilih karena dianggap mengetahui informasi mendalam mengenai kondisi internal dan eksternal restoran secara mendalam dan metode observasi yang dapat dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung pada objek yang diteliti sesuai dengan fokus penelitiannya.

2. Pengumpulan data sekunder. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media


(47)

perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang tersusun dalam arsip (data documenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan (Indriantoro, 2002: 147). Perolehan data sekunder juga didapatkan dari media internet dan artikel surat kabar, jurnal dan majalah

3.6 Teknik Analisis Data

Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh terhadap kelangsungan Perusahaan, tahap selanjutnya adalah memanfaatkan semua informasi tersebut dalam model-model perumusan strategi. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis SWOT. Analisis SWOT adalah diidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Menurut Rangkuti (2009) proses penyusunan perencanaan trategi dalam analisis SWOT melalui tahapan sebagai berikut:

1. Tahap Pengumpulan Data

Tahap ini pada dasarnya tidak hanya sekedar kegiatan pengumpulan data, tetapi juga merupakan suatu kegiatan pengklasifikasian data. Pada tahap ini data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu internal dan eksternal. Data internal didapat dari aspek pemasaran, produksi/operasional dan aspek keuangan. Sementara data eksternal perusahaan adalah lingkungan industri yaitu mencakup persaingan dan kebijakan pemerintahan dan kelompok berkepentingan. Tahap ini dilakukan melalui


(48)

matriks Internal Factors Analysis Summary (IFAS) dan matriks External Factors Analysis Summary (EFAS).

a. Matriks Internal Factors Analysis Summary (IFAS)

Setelah terkumpulnya data, tahap selanjutnya adalah pembobotan dan peringkat sehingga ditemukan nilai dari masing-masing faktor internal yaitu kekuatan dan kelemahan dengan menggunakan matriks Internal Factors Analysis Summary (IFAS).

Tahapannya adalah:

1. Tentukan dan susunlah faktor–faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan dalam kolom 1

2. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan (semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00)

3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk katagori kekuatan) diberi nilai mulai dari 1 sampai dengan 4 (sangat baik). Sedangkan variabel yang bersifat negatif, kebalikannya. Jika kelemahan


(49)

perusahaan besar sekali nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan perusahaan rendah nilainya adalah 4.

4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor)

5. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih, dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.

6. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang ebrsangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana strategis perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis internalnya

Tabel 3.1 Matriks Internal Factors Analysis Summary (IFAS) Faktor-Faktor Strategi Internal (1) Bobot (2) Rating (3)

Bobot x Rating (4) Kekuatan 1……….. 2……….. 3……….. Kelemahan 1……….. 2……….. 3……….. Total

Sumber : Rangkuti (2009)

b. Matriks External Factors Analysis Summary (EFAS)

setelah terkumpulnya data, tahap selanjutnya adalah melakukan pembobotan dan peringkat sehingga ditemukan nilai dari masing-masing faktor eksternal, yakni


(50)

peluang dan ancaman dengan menggunakan matriks Exterrnal Factors Analysis Summary (EFAS).

Tahapannya adalah sebagai berikut:

1. Tentukan dan susunlah faktor – faktor yang menjadi peluang serta ancaman perusahaan dalam kolom 1

2. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan (semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00)

3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating 4, tetapi jika peluangnya kecil, diberi rating 1). Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya, yaitu jika nilai ancamannya sangat besar, ratingnya adalah 1 tetapi jika ancamannya sedikit ratingnya 4.

4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor)


(51)

5. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih, dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.

6. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang ebrsangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana strategis perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya.

Tabel 3.2 Matriks Eksternal Factors Analysis Summary (EFAS) Faktor – faktor

Strategi Eksternal (1) Bobot (2) Rating (3)

Bobot x Rating (4) Peluang 1……….. 2……….. 3……….. Ancaman 1……….. 2……….. 3……….. Total

Sumber : Rangkuti (2009)

2. Tahapan Analisis

Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengarih terhadap kelangsungan perusahaan, tahap selanjutnya adalah menggabungkan IFAS+EFAS yang bertujuan untuk melihat hasil sub total IFAS dan sub total EFAS. Bila dijumlahkan dan dibandingkan akan memberikan suatu alternative bahwa analisis atau diagnose ini benar-benar terkait dengan permasalahan yang terjadi. Penggabungan IFAS dan EFAS dapat dilihat pada tabel 3.3.


(52)

Tabel 3.3 Analisis SWOT (IFAS+EFAS) Variabel Strength

(Kekuatan) Bobot

Weakness

(Kelemahan) Bobot

Sub Total (A)

Sub Total (B) Variabel Opportunity

(Peluang) Bobot

Threat

(Ancaman) Bobot

Sub Total (C) Sub Total (D) Total S+O Atau (A) + (C)

Total W + T Atau (B) + (D) Sumber : Rangkuti (2009)

Hasil yang akan diperoleh adalah:

1. Bila S (A) + O (C) > W (B) + T (D) maka faktor strategis kekuatan dan peluang mendukung tercapainya jalan ke luar dari pokok permasalahan yang ada untuk mendapatkan rekomendasi yang diharapkan

2. Bila S (A) + O (C) < W (B) + T (D) maka pokok masalah adalah kenyataan yang sebenarnya terjadi, yang memiliki kelemahan besar di samping tantangan atau ancaman yang dihadapi sangat besar. Tindak lanjut yang dilakukan adalah mencari alternatif lain untuk memperkuat varibel pengamatan atau strategi lainnya.


(53)

Secara lebih rinci, sub total dari masing-masing akan dimasukkan ke dalam Diagram SWOT untuk mengetahui posisi dan strategi apa yang akan diterapkan pada Restoran Sop Saudara. Adapun Diagram SWOT seperti terlihat pada gambar 3.1

Gambar 3.1 Diagram SWOT

Peluang

3. Strategi Turn-around 1. Strategi Agresi

Kelemahan Kekuatan

4. Strategi Defisit 2. Strategi Diversifikasi

Ancaman Sumber : Rangkuti 2009

Kuadran 1: Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung keijakan pertumbuhan yang agresif (Growth oriented strategy). Strategi ini didesain untuk mencapai pertumbuhan


(54)

bauk dari penjualan, asset, profit atau kombinasi dari ketiganya. Hal ini dapat dicapai dengan cara menurunkan harga, mengembangkan produk baru, menambah kualitas produk atau jasa atau meningkatkan akses ke pasar yang lebih luas.

Kuadran 2: Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar)

Kuadran 3: Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi dilain pihak, ia menghadapi beberapa kelemahan internal. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehinga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.

Kuadran 4: Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.

3. Tahap Pengambilan Keputusan

Pada tahap pengambilan keputusan akan digunakan Matriks SWOT untuk Memperoleh alternatif strategi yang tepat bagi perusahaan sesuai dengan posisi perusahaan yang telah digambarkan pada diagram SWOT. Adapun Matriks SWOT seperti terlihat pada tabel 3.4.


(55)

Tabel 3.4 Matriks SWOT

Sumber : Rangkuti (2009) IFAS

EFAS

STRENGTH (S) a. Tentukan 5-10

faktor-faktor kekuatan internal

WEAKNESSES (W) b. Tentukan 5-10

faktor-faktor kelemahan internal

OPPORTUNITIES (O) c. Tentukan 5-10

Faktor peluang eksternal

STRATEGI SO

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

STRATEGI WO Ciptakan strategi yang meminimalkan

kelemahan untuk memanfaatkan peluang

THREATS (T)

d. Tentukan 5-10 Faktor ancaman eksternal

STRATEGI ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi

ancaman

STRATEGI WT Ciptakan strategi yang meminimalkan

kelemahan dan


(56)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Restoran Sop Saudara merupakan sebuah usaha yang bergerak dalam bidang kuliner. Usaha ini didirikan oleh Andi Darmawati, selaku pemilik dan menjadi chef di Restoran Sop Saudara. Restoran ini terletak di Jalan Ringroad. Untuk lokasi Restoran ini sudah memiliki keunggulan yang sangat bagus apalagi untuk mengembangkan usaha restoran ini. Lokasi yang dimiliki oleh Restoran Sop Saudara sangat strategis karena terletak di Jalan Ringroad yang sekarang dapat dikatakan tempatnya untuk kuliner. Berawal dari hobinya yang suka sekali memasak khas makanan daerah tempat lahirnya, mengantar Andi Darmawati untuk mempelajari lebih dalam lagi dan mengolah skill memasaknya pada makanan khas Makassar tersebut di tanah kelahirannya yaitu Sulawesi Selatan. Berbekal kemampuan memasaknya dan juga resep masakan yang telah turun temurun, awalnya Andi Darmawati memasarkan produknya melalui teman – teman arisannya. Awal mulanya dia memasak makanan khas Makassar tersebut untuk hidangan arisannya, banyak yang mengatakan bahwa masakan Andi Darmawati sangat enak dan pas di lidah. Dari sini dia berfikir untuk membuka restoran berkhaskan masakan Makassar.

Sebelum dibuat sebuah restoran, Andi Darmawati membuat cateringan dulu kepada teman – teman terdekatnya saja, tetapi melihat permintaan konsumen yang semakin meningkat, tepatnya pada Juli 2007 akhirnya Andi Darmawati membuka


(57)

sebuah restoran kecil di rumah tokonya yang juga menjadi tempat tinggalnya. Beralokasi di jalan Ringroad No.16, restoran ini beroperasi setiap hari senin sampai dengan minggu. Jam operasional restoran di mulai dari pukul 10.00 Wib dan selesai pada pukul 22.00 Wib. Dengan membuka restoran ini diharapkan para konsumen dapat secara langsung mengunjungi dan membeli produk – produk yang ditawarkan oleh Restoran Sop Saudara.

Layaknya seperti restoran–restoran yang lainnya, sang pemilik mendesain restorannya agar para konsumen yang datang nyaman menikmati makanan yang disajikan. Tetapi sayang, kurangnya ciri khas Makassar yang ditonjolkan oleh sang pemilik restoran didalam Restoran Sop Saudara, jadi terkesan seperti restoran biasa bukan restoran khas Makassar.

Restoran Sop Saudara ini menawarkan berbagai macam jenis makanan khas Makassar. Selain itu, banyak pelayanan khusus lainnya yang ditawarkan oleh Restoran Sop Saudara misalnya saja apabila ada konsumen yang tidak ingin menunggu lama pesanannya selesai, bisa menelfon, memesan pesanannya dan mengatakan akan diambil jam berapa pesanan makanan tersebut. Tak hanya itu, Restoran Sop Saudara juga melayani pesanan dalam jumlah yang besar untuk arisan, pesta, catering maupun perayaan khusus lainnya. Kemudahan yang diberikan Restoran Sop Saudara ini tentunya menambah nilai plus untuk restoran itu sendiri di mata para konsumen. Sampai pada dengan saat ini sudah hampir 7 tahun lamanya Restoran Sop Saudara dijalankan dan konsumen restoran toko setiap harinya terus meningkat kuantitasnya. Adapun daftar menu yang disajikan di rumah makan ini seperti yang terlihat pada tabel 4.1


(58)

Tabel 4.1. Daftar Menu Makanan dan Minuman Restoran Sop Saudara Menu Makanan dan Minuman

Daftar Makanan Harga

Sop Konro Rp. 25.000

Coto Makassar Rp. 20.000

Konro Bakar Rp. 30.000

Pallu Mara Bandeng Rp. 25.000

Pallu Kaloa Rp. 25.000

Pallu basa Rp. 25.000

Ikan Pepes Rp. 25.000

Ayam Goreng Makassar Rp. 12.000

Nasi Putih Rp. 4.000

Ketupat Rp. 2.000

Burasa Rp. 2.000

Barongko Rp. 2.000

Jalangkotek Rp. 2.000

Batagor Makassar Rp. 10.000

Daftar Minuman Harga

Es Pisang Ijo Rp. 10.000

Es Pallu Butung Rp. 10.000

Aneka Juice Rp. 10.000


(59)

Teh Manis Hangat Rp. 4.000

Teh Manis Dingin Rp. 5.000

Kopi Rp. 8.000

Lemon Tea Rp. 10.000

Soft Drink Rp. 5.000

Bandrek Susu Harapan Rp. 8.000

Sumber : Hasil Penelitian, 2014

Dapat dilihat pada daftar menu diatas dan juga berdasarkan informan (terlampir) harga yang dibuat sudah termasuk sesuai. Harga tersebut tidak terlalu mahal karena selain rasanya yang enak sesuai juga dengan fasilitas yang diberikan oleh Restoran Sop Saudara. Karena untuk mengembangkan suatu usaha harga, fasilitas dan pelayanan juga harus sesuai dengan yang diberikan.

4.1.2 Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah salah satu susunan dan hubungan antara tiap - tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Dari struktur organisasi tersebut juga dapat dilihat dengan jelas pembagian kinerja secara jelas dari setiap bagian. Berikut merupakan struktur organisasi dari restoran Sop Saudara berikut dengan pembagian kinerjanya.


(60)

Gambar 4.1. Struktur Organisasi Restoran Sop Saudara

Dilihat dari struktur organisasi pada Restoran Sop Saudara, sebaiknya untuk meningkatkan usaha, perlu ditambah lagi jumlah karyawan agar dapat bekerja secara maksimal dan tidak ada kesulitan – kesulitan dalam menangani para konsumen. Pembagian kinerja pada restoran Sop Saudara

1. Owner dan Chef Andi Darmawati :

a. Merupakan pemilik dan chef pada restoran Sop Saudara

b. Memiliki kinerja untuk menyiapkan bahan – bahan yang dibutuhkan untuk kelangsungan operasional toko.

c. Mengolah bahan – bahan untuk menghasilkan produk.

d. Melayani secara langsung pesanan khusus yang diinginkan konsumen

2. Cashier

a. Melayani pemberian produk yang dibeli oleh konsumen

CASHIER

WAITRESS I

WAITRESS II


(61)

b. Menyusun laporan keuangan hasil penjualan dan mempertanggungjawabkan langsung kepada owner

c. Menjaga kebersihan toko

d. Sekaligus merangkap menjadi waitress

3. Waitress

a. Melayani para konsumen yang mengunjungi restoran Sop Saudara

b. Memberikan informasi kepada konsumen mengenai rasa maupun bahan yang digunakan dalam produk yang ditawarkan

c. Menjaga kebersihan toko 4.2 Penyajian Data

Berikut adalah data yang diperoleh peneliti dari hasil observasi dan wawancara yang terdiri dari aspek pemasaran, aspek produksi/operasional, aspek keuangan, aspek persaingan dan aspek kebijakan pada Restoran Sop Saudara, yaitu:

1. Aspek Pemasaran

a. Lokasi strategis

Restoran Sop Saudara berlokasi di Jalan Ringroad No. 16 Medan. Restoran ini Memiliki lokasi yang strategis karena bangunannya berada di jalan lintas yang dilalui banyak kenderaan. Daerah ini juga merupakan daerah baru sentra kuliner di Medan dan lokasi yang mudah pula untuk dijangkau


(62)

b. Fasilitas

Restoran ini memiliki fasilitas yang umum yang dimiliki oleh restoran, yaitu 1 buah kamar mandi, ketersedian bangku dan meja yang cukup, 1 unit televisi, 2 buah kipas angin, dan semua fasilitas tersebut dalam kondisi baik. Akan tetapi ada beberapa fasilitas yang kurang memadai yang bisa membuat jadi kelemahan pada restoran Sop Saudara ini seperti misalnya, lahan parkir yang kurang luas. Apabila banyaknya pengunjung yang datang, maka tak jarang pengunjung tersebut parkir di bahu jalan. c. Variasi menu

Restoran ini menyajikan 8 jenis menu makanan utama yang merupakan olahan daging sapi, ayam, dan juga ikan dan 3 jenis makanan tambahan. Adapun jenis makanan utama tersebut adalah Sop Konro, Coto Makassar, Konro Bakar, Pallu Mara, Pallu Basa, Pallu Kaloa, Ikan Pepes, dan Ayam Goreng Makassar. Adapun jenis makanan tambahan yaitu Barongko yang diolah dari pisang, Jalangkotek, dan Batagor Makassar. Sedangkan untuk menu minuman, restoran ini menyediakan Es Pisang Ijo, Es Pallu Butung, aneka jus, soft drink, teh manis hangat, teh manis dingin, kopi, lemontea, dan bandrek.

Dari hasil wawancara (terlampir) menunjukkan bahwa semua informan mengatakan restoran ini sangat memiliki makanan khas Makassar yang lengkap dan memiliki ciri khas yang berbeda, ini juga bisa menjadi salah satu kekuatan untuk restoran ini.


(63)

d. Harga yang ditawarkan sedikit tinggi

Harga merupakan salah satu faktor pertimbangan pembeli dalam melakukan keputusan pembelian. Tapi untuk di Restoran Sop Saudara yang sedikit mahal tidak mengurangi keinginan konsumen untuk datang lagi ke Restoran Sop Saudara. Salah seorang informna mengatakan harga yang ditawarkan cukup mahal tapi sebanding dengan kualitas yang dihasilkan. Dilihat dari bahan baku yang menggunakan daging sapi dan fluktuasi harga bahan baku juga yang menyebabkan harga ditawarkan sedikit tinggi.

Harga makanan yang ditawarkan di restoran ini dimulai dari harga Rp. 2.000 – Rp. 30.000. sedangkan untuk minuman dimulai dari harga Rp. 4.000 – Rp. 12.000 harga tersebut kompetitif dengan restoran yang untuk dimulai dari kelas menengah keatas.

e. Pengunjung mayoritas mengetahui restoran saat melewati jalan Ringroad

Pengunjung restoran ini mayoritas orang yang sedang lewat di jalan Ringroad. Tidak ada promosi khusus yang dilakukan oleh restoran ini. Promosi yang dilakukan hanyalah mengandalkan penggunaan spanduk di depan rumah makan. Kondisi ini adalah kelemahan yang tingi untuk restoran tersebut. Padahal promosi yang sangat gencar dapa menarik lebih banyak pembeli. Rata – rata pengunjung per harinya adalah untuk di hari senin sampai kamis 50 – 100 orang dengan tingkat kunjungan tertinggi. Di hari jumat, sabtu dan minggu dapat mencapai 75 – 150 orng dengan tingkat kunjungan tertinggi terjadi pukul 12.00 WIB dan 20.00 WIB.


(64)

2. Aspek Produksi/Operasional

a. Makanan berkualitas

Restoran ini memiliki resep tersendiri, yakni resep yang diperoleh dari orangtua pemilik. Untuk menjaga rasa yang dihasilkan, pemilik memilih bahan baku yang berkualitas agar tidak mengecewakan pelanggan dan memiliki rasa yang sama setiap harinya. Menurut para pembeli, kualitas makanan yang dihasilkan oleh restoran ini sangat khas dan memiliki cita rasa yang baik ini merupakan kekuatan yang baik untuk restoran ini.

b. Bahan baku dan peralatan memadai

Pemilik restoran ini memenuhi segala kebutuhan bahan baku makanan dan minuman sehingga produksi dapat berjalan dengan lancar. Pemilik berbelanja kebutuhan pasokan bahan baku setiap hari agar semua bahan baku untuk makanan dan minuman masih segar. Pemilik memasok 15-20 kilogram tulang iga sapi, 5 kilogram daging sapi, 10 ekor ayam, 5 ekor ikan, dan buah-buah segar untuk jus buah.

Ketersediaan bahan baku merupakan faktor yang terpenting dalam kegiatan produksi. Karena apabila bahan baku tidak lengkap maka akan menghambat kegiatan produksi. Untuk peralatan memasak dan peralatan makanan yang dimiliki Restoran Sop Saudara cukup memadai dan seluruh peralatan dalam kondisi yang baik. Ini juga bisa menjadi kekuatan untuk Restoran Sop Saudara.


(1)

Kurangnya karyawan yang dimiliki oleh Restoran Sop Saudara membuat kurangnya efisiensi pekerjaan. Karyawan dapat ditambah agar pelayanan pada konsumen semakin baik dan efektifitas bekerja baik.

g. Membuat manajemen dalam hal keuangan

Mencatat pengeluaran dan pemasukan dapat dilakukan pemilik agar kentungan yang dapat terlihat real dan tidak ada penyalahgunaan uang.

4.4 Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis pada tabel IFAS (Internal Factor Analysis Summary) faktor strength (kekuatan) mempunyai sub total 0,54 sedangkan faktor weakness

(kelemahan) mempuyai sub total 0,46. Sementara hasil analisis pada tabel EFAS (External Factors Analysis Summary) faktor peluang (opportunity) mempunyai sub total 0,7 sedangkan faktor threat (ancaman) mempunyai sub total 0,3. Dari hasil sub total tersebut menunjukkan bahwa posisi Restoran Sop Saudara pada diagram SWOT menempati Kuadran 1, yaitu strategi yang sebaiknya diterapkan adalah strategi agresif yang mendukung pertumbuhan.

Menurut David (2006) strategi yang dapat dijalankan perusahaan untuk tumbuh dan berkembang afakah strategi intensif. Strategi intensif adalah penerapan strategi dengan meningkatkan kekuatan dan peluang sehingga memperoleh hasil yang optimal. Strategi ini dipilih untuk meningkatkan posisi kompetitif perusahaan. Strategi intensif yang dapat dilakukan adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Penetrasi pasar yaitu dengan menggencarkan pemasaran sedangkan


(2)

pengembangan produk dilakukan dengan memperbaiki kualitas dan produk atau jasa yang sudah ada dan mengembangkan produk atau jasa baru.

Melihat peluang dari Restoran Sop Saudara maka alternative strategi SWOT yang dihasilkan yaitu, (1) menambah fasilitas WIFI, (2) Meningkatkan kenyamanan para konsumen, (3) meningkatkan promosi, (4) menciptakan menu baru dengan tidak meninggalkan citarasa khas daerah, (5) memberikan penawaran harga dengan diskon, (6) menambah jumlah karyawan untuk meningkatkan pelayanan konsumen, (7) membuat manajemen dalam hal keuangan. Penerapan alternatif strategi tersebut didesain untuk mengembangkan usaha restoran Sop Saudara yang berdampak pada peningkatan usaha dan menjadikan restoran ini semakin berkembang kedepannya.


(3)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis akan mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Strategi pengembangan usaha yang sesuai bagi restoran Sop Saudara adalah strategi agresif yakni strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang.

2. Kelemahan terbesar pihak restoran Sop Saudara dalam mengembangkan usahanya adalah tidak adanya manajemen keuangan yang teratur.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihakm yaitu sebagai berikut:

1. Restoran Sop Saudara hendaknya menjalankan beberapa alternatif strategi pengembangan yaitu :

a. Menambahkan fasilitas WIFI

b. Meningkatkan kenyamanan para konsumen c. Meningkatkan promosi


(4)

e. Memberikan penawaran harga dengan diskon

f. Menambah jumlah karyawan untuk meningkatkan pelayanan konsumen g. Membuat manajemen dalam hal keuangan

2. Restoran Sop Saudara hendaknya diharapkan mengelola dan memanajemen sistem keuangan dengan baik sehingga dapat lebih baik kedepannya dan semakin meningkat usahanya.

3. Penelitian ini hendaknya dapat dilanjutkan lagi oleh pihak lain secara lebih mendalam terkait dengan pengembangan usaha dengan analisis yang lebih komprehensif


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Amstrong, Michael. 2003. The Art of HRD: Strategic Human Resource Management a Guide to Action Manajemen Sumber Daya Manusia Stratejik Panduan Praktis untuk Bertindak, alih bahasa oleh Ati Cahyani. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

David. F.R 2006. Manajemen Strategis Buku 1. Jakarta: Salemba

Djaslim Saladin, 2003, Manajemen Pemasaran, Bandung: Linda Karya.

Hamidi. 2004. Metode Penelitian Kualitatif: Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan Laporan Penelitian. Malang: UMM Press

Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta

Jatmiko, RD. 2003. Manajemen Stratejik. Malang: Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang

Rangkuti F. 2000. Teknik Membuat Perencanaan Bisnis dan Analisis Kasus. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Rangkuti F. 2002. Teknik Membuat Perencanaan Bisnis dan Analisis Kasus. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Rangkuti F. 2005. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis Untuk Menghadapi Abad 21. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Rangkuti F. 2009. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis Untuk Menghadapi Abad 21. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Subagyo, Ahmad. 2008. Studi Kelayakan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Gramedia Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta

Suryana. 2004. Evaluasi & Pengembangan Usaha. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional


(6)

Singarimbun, Masri. 2006. Metode Penelitian Survei. Jakarta : PT. Pustaka LP3E Indonesia

Purnomo, Setiawan Hari, S.E., M.B.A. dan Zulkieflimansyah, Ph.D. 2005. Buku Seri Manajemen: Manajemen Strategi. Jakarta: Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Jurnal, Skripsi dan Thesis :

Defieta. 2009. Strategi Pengembangan Usaha Restoran Lasagna Gulung Bogor. Jawa Barat

Dewi, Mutiara. 2009. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Yoghurt Pada Rinadya Yoghurt, Kabupaten Bogor

Lazuardi, Alam. 2008. Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Restoran Macaroni Panggang (MP) Bogor

Maulina. 2009. Strategi Pengembangan Usaha Pada Death By Chocolate (DBC) & Spagheti Restaurant Kola Bogor Jawa Barat

Rachmat 2009. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jasa Boga Kesehatan Pada Prima Diet Jakarta

Robiah. 2009. Strategi Pengembangan Usaha Rumah Makan Khas Betawi H.Syamsudin Kombo Bekasi

Siahaan, Pretty Elisabeth. 2008. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Rice Bowl. Studi kasus pada Restoran Rice Bowl Botani Square Bogor

Wardhana, Wahyu Kusuma. 2012. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Gerai Ayam Goreng Fatmawati Cabang Bandung

Yulie A.C Hutagalung. 2013. Strategi Pengembangan Bisnis. Studi kasus pada Rumah Makan Minang Setia, Medan