6
2.2. Mekanisme kerja
Menurut Prescott dan Baggot 1997 dan Mutschler 1999, mekanisme kerja antibitotika dibagi dalam empat kategori, yaitu: menghambat sintesa
dinding sel antibiotika golongan beta-laktam, basitrasin dan vankomisin, menghambat sintesa protein aminoglikosida,
linkosamida, makrolida,
pleuromutilin dan tetrasiklin, merusak fungsi membran sel polimiksin dan polyenes dan menghambat fungsi asam nukleat nitroimidazol, nitrofuran,
quinolon dan rifampin.
2.2.1. Antibiotika Beta- laktam
Menurut Salyers dan Whitt 2005, antibiotika beta-laktam diberi nama berdasarkan 4 anggota cincin beta-laktam. Kelompok ini terdiri dari empat tipe
utama yaitu, penisilin, sefalosporin, karbapenem dan monobaktam. Antibiotika ini tergolong yang paling besar digunakan. Masalah toksikologi utama golongan
beta-laktam ini yaitu reaksi alergi yang terjadi akibat terbentuknya beta-laktam serum protein konyugasi yang mendapatkan peradangan respon immun.
Seseorang yang alergi terhadap penisilin juga alergi terhadap sefalosporin dan karbapenem Adam, 2002.
Mekanisme kerja antibiotika beta-laktam menghambat tahap akhir sintesa peptidoglikan, reaksi transpeptidase yang melintasi rantai tepi peptida sumber
kekuatan peptidoglikan polisakarida Prescott dan Baggot, 1997. Antibiotika ini juga mengikat dan menghambat aksi membran protein sitoplasmik lain yang
merupakan tugas dalam sintesa peptidoglikan. Enzim transpeptidase dan protein lainnya dinamakan penisilin binding protein. Hasil dari beta-laktam terikat pada
protein adalah menstimulasi enzim endogen yang didegradasi peptidoglikan autolisin Focosi, 2005.
Secara normal katalisis enzim ini terjadi pada pergantian peptidoglikan dilakukan bakteri pada saat tumbuh dan membelah. Antibiotika beta-laktam
melepaskan kontrol pada saat menyimpan enzim ini dan merangsang serangan lain dari peptidoglikan. Penghancuran peptidoglikan dari dinding sel
menyebabkan bakteri lisis. Beta-laktam secara normal mempunyai sifat bakterisid Salyers dan Whitt, 2005.
7 Adakalanya, jika bakteri pada tekanan osmosis yang tinggi dalam tubuh
ginjal atau jika pH lingkungan mencegah aktifitas enzim autolitik, bakteri terhindar dari pengaruh antibiotika bheta-laktam. Antibiotika ini berpengaruh
terhadap bakteri gram positif dan gram negatif Adam, 2002. Pemberian secara oral hanya 5-30 dari dosis yang diserap, tergantung pada stabilitas asam dan
ikatan pada makanan. Setelah penyerapan, penisillin tersebar luas dalam jaringan dan cairan tubuh.
2.2.2. Antibiotika Glikopeptida