Tujuan Pemberian Motivasi Model-model Motivasi

kebutuhan-kebutuhan tertentu tidak terpenuhi, individu akan menjadi frustasi, mundur ke level yang lebih rendah, dan mulai mengejar kebutuhan-kebutuhan tersebut sekali lagi.

2.3.3 Tujuan Pemberian Motivasi

Perusahaan akan lebih mudah mencapai tujuannya apabila berbagai faktor menyangkut produktivitas kerja dilaksanakan dengan baik oleh pemimpin dan semua karyawan yang ada dalam perusahaan tersebut. Menurut Hasibuan 2007:97, tujuan pemberian motivasi adalah: a. Mendorong gairah dan semangat kerja karyawan; b. Meningkatkan moral dan kepuasankerja karyawan; c. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan; d. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan; e. Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi karyawan; f. Mengefektifkan pengadaan karyawan; g. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik; h. Meningkatkan kreativitas dan partisipasi karyawan; i. Meningkatkan kesejahteraan karyawan; j. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas- tugasnya; k. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.

2.3.4 Model-model Motivasi

a. Model Tradisional Model ini mengemukakan bahwa untuk memotivasi bawahan agar gairah bekerjanya meningkat, dilakukan dengan sistem insentif yaitu memberikan insentif materiil kepada karyawan yang berprestasi baik. Semakin berprestasi maka semakin banyak balas jasa yang diterimanya. Jadi motivasi bawahan adalah untuk mendapatkan insentif uang atau barang saja. b. Model Hubungan Manusia Model ini mengemukakan bahwa untuk memotivasi bawahan agar gairah bekerjanya meningkat, dilakukan dengan mengakui kebutuhan sosial mereka dan membuat mereka merasa berguna serta penting. Sebagai akibatnya karyawan mendapatkan beberapa kebebasan membuat keputusan dan kreativitas dalam melakukan pekerjaannya. Jadi motivasi ini mempertimbangkan kebutuhan sosial karyawan. c. Model Sumber Daya Manusia Model ini mengatakan bahwa karyawan dimotivasi oleh banyak faktor, bukan hanya uang atau barang, ataupun keinginan akan kepuasan, tetapi juga kebutuhan akan pencapaian dan pekerjaan yang berarti. Jadi untuk memotivasi bawahan dilakukan dengan memberikan tanggung jawab dan kesempatan yang luas bagi mereka untuk mengambil keputusan atau kebijaksanaan dalam menyelesaikan pekerjaannya.

2.3.5 Metode-metode