Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Retno Palupi 2009, yang menyatakan ada hubungan antara kebiasaan mengubur barang bekas dengan
kejadian chikungunya di wilayah kerja Puskesmas I Gatak Kabupaten Sukoharjo dengan nilai p value = 0,002; OR = 3,516.
Berdasarkan hasil wawancara, sampel tidak menimbun barang bekas karena jenis sampah yang dihasilkan adalah jenis sampah rumah tangga seperti
plastik bungkus makanan maupun minuman dan sebagainya, sedangkan untuk sampah barang bekas seperti botol bekas, kaleng bekas, dan ban bekas, mereka
jual ke pemulung yang datang untuk membeli barang bekas tersebut.
5.9 HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGANTUNG PAKAIAN
DENGAN KEJADIAN CHIKUNGUNYA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUNUNGPATI KOTA SEMARANG
Setelah dilakukan penelitian di wilayah kerja Puskesmas Gunungpati Kota Semarang dan berdasarkan hasil analisis bivariat antara kebiasaan menggantung
pakaian dengan kejadian chikungunya, didapatkan hasil ada hubungan yang bermakna dengan p value = 0,038; OR = 2,644 95 CI = 1,044–6,698,
menunjukkan bahwa sampel yang mempunyai kebiasaan menggantung pakaian mempunyai risiko 2,644 kali lebih besar menderita chikungunya daripada sampel
yang tidak mempunyai kebiasaan menggantung pakaian. Hal ini sesuai dengan penelitian Nur Wijayanto 2008, yang menyatakan
ada hubungan antara kebiasaan menggantung pakaian dengan kejadian demam berdarah di wilayah kerja Puskesmas I Purwodadi Kecamatan Purwodadi
Kabupaten Grobogan. Pada kelompok yang mempunyai kebiasaan menggantung
pakaian mempunyai risiko 2,294 kali lebih besar dibandingkan dengan kelompok yang tidak mempunyai kebiasaan menggantung pakaian.
Menurut teori, nyamuk Aedes aegypti mempunyai kebiasaan istirahat terutama di dalam rumah di tempat yang gelap, lembap pada benda-benda yang
bergantung seperti tirai atau pakaian yang menggantung pada dinding ruangan Soegeng Soegijanto, 2006 : 253. Nyamuk Aedes albopictus lebih menyukai
tempat istirahatnya di luar rumah yaitu hidup di lubang-lubang pohon, lekukan tanaman, dan kebun atau kawasan pinggir hutan WHO, 2005 : 63.
5.10 HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN TIDUR SIANG DENGAN
KEJADIAN CHIKUNGUNYA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUNUNGPATI KOTA SEMARANG
Setelah dilakukan penelitian di wilayah kerja Puskesmas Gunungpati Kota Semarang dan berdasarkan hasil analisis bivariat antara kebiasaan tidur siang
dengan kejadian chikungunya tidak ada hubungan yang bermakna dengan p value = 0,613.
Hal ini sesuai dengan penelitian Eka Arsanti 2007, yang menyatakan tidak ada hubungan antara kebiasaan tidur siang dengan kejadian suspect demam
chikungunya di Kelurahan Bandarharjo Kecamatan Semarang Utara Kota Semarang dengan nilai p value = 1,0; OR = 1.
Berdasarkan hasil wawancara, sampel tidak biasa tidur pada siang hari karena sebagian besar sampel di wilayah kerja Puskesmas Gunungpati Kota
Semarang bermata pencaharian sebagai buruh dan petani. Mereka setiap harinya bekerja mulai dari pagi hari sampai sore hari, sehingga mereka tidak ada waktu
untuk tidur pada siang hari.
5.11 KETERBATASAN PENELITIAN