Tabel 4.13 Distribusi Kebiasaan Menggantung Pakaian
Kebiasaan Menggantung Pakaian
Total n
Tidak 41
53,9 Ya
35 46,1
Total 76
100,0
Berdasarkan tabel 4.13 menunjukkan bahwa sampel yang tidak mempunyai kebiasaan menggantung pakaian berjumlah 41 orang 53,9,
sedangkan yang biasa menggantung pakaian berjumlah 35 orang 46,1. 4.2.2.10 Kebiasaan Tidur Siang
Berdasarkan penelitian diperoleh distribusi kebiasaan tidur siang yang disajikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 4.14 Distribusi Kebiasaan Tidur Siang
Kebiasaan Tidur Siang Total
n
Tidak 54
71,1 Ya
22 28,9
Total 76
100,0
Berdasarkan tabel 4.14 menunjukkan bahwa sampel yang tidak mempunyai kebiasaan tidur siang berjumlah 54 orang 71,1, sedangkan yang
biasa tidur siang berjumlah 22 orang 28,9. 4.2.3
Analisis Bivariat
Berdasarkan hasil penelitian di wilayah kerja Puskesmas Gunungpati Kota Semarang diperoleh hasil analisis bivariat dari masing-masing faktor risiko
kejadian chikungunya pada kasus dan kontrol sebagai berikut :
4.2.3.1 Hubungan Keadaan Tempat Penampungan Air dengan Kejadian
Chikungunya
Untuk mengetahui hubungan antara keadaan tempat penampungan air dengan kejadian chikungunya dapat dilihat dalam tabulasi silang berikut ini :
Tabel 4.15 Tabulasi Silang Keadaan Tempat Penampungan Air dengan Kejadian Chikungunya di Wilayah Kerja Puskesmas Gunungpati Kota
Semarang
Keadaan TPA
Kasus Kontrol
Total p
OR 95 CI
n n
n
0,037 2,676
1,049-6,827 Berjentik
17 44,7
26 68,4
43 56,6
Tidak berjentik
21 55,3
12 31,6
33 43,4
Total 38
100,0 38 100,0 76
100,0 Berdasarkan tabel di atas diperoleh data bahwa dari 38 sampel kasus,
sebanyak 17 orang 44,7 yang mempunyai tempat penampungan air berjentik dan sebanyak 21 orang 55,3 yang mempunyai tempat penampungan air tidak
berjentik. Sedangkan dari 38 sampel kontrol, sebanyak 26 orang 68,4 yang mempunyai tempat penampungan air berjentik dan sebanyak 12 orang 31,6
yang mempunyai tempat penampungan air tidak berjentik. Dari hasil uji statistik dengan menggunakan chi-square, diperoleh hasil p
value 0,037 0,05 sehingga Ho ditolak, yang artinya ada hubungan yang
bermakna antara keadaan tempat penampungan air dengan kejadian chikungunya di wilayah kerja Puskesmas Gunungpati Kota Semarang tahun 2010. Nilai Odd
Ratio OR = 2,676 95 CI = 1,049–6,827, menunjukkan bahwa keadaan
tempat penampungan air sampel yang berjentik mempunyai risiko 2,676 kali lebih besar menderita chikungunya daripada sampel yang keadaan tempat
penampungan airnya tidak berjentik.
4.2.3.2 Hubungan Suhu Udara dengan Kejadian Chikungunya
Untuk mengetahui hubungan antara suhu udara dengan kejadian chikungunya dapat dilihat dalam tabulasi silang berikut ini :
Tabel 4.16 Tabulasi Silang Suhu Udara dengan Kejadian Chikungunya di Wilayah Kerja Puskesmas Gunungpati Kota Semarang
Suhu Udara Kasus
Kontrol Total
p OR
95 CI n
n n
0,622 0,783
0,297-2,067 Tidak
memenuhi syarat
25 65,8 27
71,1 52
68,4 Memenuhi
syarat 13 34,2
11 28,9
24 31,6
Total 38 100,0
38 100,0
76 100,0
Berdasarkan tabel di atas diperoleh data bahwa dari 38 sampel kasus, sebanyak 25 orang 65,8 yang mempunyai rumah dengan suhu udara tidak
memenuhi syarat untuk kesehatan dan sebanyak 13 orang 34,2 yang mempunyai rumah dengan suhu udara memenuhi syarat untuk kesehatan.
Sedangkan dari 38 sampel kontrol, sebanyak 27 orang 71,1 yang mempunyai rumah dengan suhu udara tidak memenuhi syarat untuk kesehatan dan sebanyak
11 orang 28,9 yang mempunyai rumah dengan suhu udara memenuhi syarat untuk kesehatan.
Dari hasil uji statistik dengan menggunakan chi-square, diperoleh hasil p value
0,622 0,05 sehingga Ho diterima, yang artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara suhu udara dengan kejadian chikungunya di wilayah kerja
Puskesmas Gunungpati Kota Semarang tahun 2010.
4.2.3.3 Hubungan Kelembaban Udara dengan Kejadian Chikungunya