Hubungan Keberadaan Tanaman dengan Kejadian Chikungunya Hubungan Kebiasaan Menguras TPA dengan Kejadian Chikungunya

Tabel 4.18 Tabulasi Silang Pencahayaan dengan Kejadian Chikungunya di Wilayah Kerja Puskesmas Gunungpati Kota Semarang Pencahayaan Kasus Kontrol Total P OR 95 CI n n n 0,093 0,441 0,168-1,157 Tidak memenuhi syarat 28 73,7 21 55,3 49 64,5 Memenuhi syarat 10 26,3 17 44,7 27 35,5 Total 38 100,0 38 100,0 76 100,0 Berdasarkan tabel di atas diperoleh data bahwa dari 38 sampel kasus, sebanyak 28 orang 73,7 yang mempunyai rumah dengan intensitas pencahayaan tidak memenuhi syarat untuk kesehatan dan sebanyak 10 orang 26,3 yang mempunyai rumah dengan intensitas pencahayaan memenuhi syarat untuk kesehatan. Sedangkan dari 38 sampel kontrol, sebanyak 21 orang 55,3 yang mempunyai rumah dengan intensitas pencahayaan tidak memenuhi syarat untuk kesehatan dan sebanyak 17 orang 44,7 yang mempunyai rumah dengan intensitas pencahayaan memenuhi syarat untuk kesehatan. Dari hasil uji statistik dengan menggunakan chi-square, diperoleh hasil p value 0,093 0,05 sehingga Ho diterima, yang artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara pencahayaan dengan kejadian chikungunya di wilayah kerja Puskesmas Gunungpati Kota Semarang tahun 2010.

4.2.3.5 Hubungan Keberadaan Tanaman dengan Kejadian Chikungunya

Untuk mengetahui hubungan antara keberadaan tanaman dengan kejadian chikungunya dapat dilihat dalam tabulasi silang berikut ini : Tabel 4.19 Tabulasi Silang Keberadaan Tanaman dengan Kejadian Chikungunya di Wilayah Kerja Puskesmas Gunungpati Kota Semarang Keberadaan Tanaman Kasus Kontrol Total p OR 95 CI n n n 0,280 0,554 0,188-1,630 Ada 31 81,6 27 71,1 58 76,3 Tidak ada 7 18,4 11 28,9 18 23,7 Total 38 100,0 38 100,0 76 100,0 Berdasarkan tabel di atas diperoleh data bahwa dari 38 sampel kasus, sebanyak 31 orang 81,6 yang mempunyai rumah dengan tanaman rimbunluas dan sebanyak 7 orang 18,4 yang mempunyai rumah dengan tidak ada tanaman rimbunluas. Sedangkan dari 38 sampel kontrol, sebanyak 27 orang 71,1 yang mempunyai rumah dengan tanaman rimbunluas dan sebanyak 11 orang 28,9 yang mempunyai rumah dengan tidak ada tanaman rimbunluas. Dari hasil uji statistik dengan menggunakan chi-square, diperoleh hasil p value 0,280 0,05 sehingga Ho diterima, yang artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara keberadaan tanaman dengan kejadian chikungunya di wilayah kerja Puskesmas Gunungpati Kota Semarang tahun 2010.

4.2.3.6 Hubungan Kebiasaan Menguras TPA dengan Kejadian Chikungunya

Untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan menguras tempat penampungan air dengan kejadian chikungunya dapat dilihat dalam tabulasi silang berikut ini : Tabel 4.20 Tabulasi Silang Kebiasaan Menguras TPA dengan Kejadian Chikungunya di Wilayah Kerja Puskesmas Gunungpati Kota Semarang Kebiasaan Menguras Kasus Kontrol Total p OR 95 CI n n n 0,009 3,580 1,341-9,561 Tidak 29 76,3 18 47,4 47 61,8 Ya 9 23,7 20 52,6 29 38,2 Total 38 100,0 38 100,0 76 100,0 Berdasarkan tabel di atas diperoleh data bahwa dari 38 sampel kasus, sebanyak 29 orang 76,3 yang tidak mempunyai kebiasaan menguras tempat penampungan air dan sebanyak 9 orang 23,7 yang biasa menguras tempat penampungan air. Sedangkan dari 38 sampel kontrol, sebanyak 18 orang 47,4 yang tidak mempunyai kebiasaan menguras tempat penampungan air dan sebanyak 20 orang 52,6 yang biasa menguras tempat penampungan air. Dari hasil uji statistik dengan menggunakan chi-square, diperoleh hasil p value 0,009 0,05 sehingga Ho ditolak, yang artinya ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan menguras tempat penampungan air dengan kejadian chikungunya di wilayah kerja Puskesmas Gunungpati Kota Semarang tahun 2010. Nilai Odd Ratio OR = 3,580 95 CI = 1,341–9,561, menunjukkan bahwa sampel yang tidak mempunyai kebiasaan menguras tempat penampungan air mempunyai risiko 3,580 kali lebih besar menderita chikungunya daripada sampel yang mempunyai kebiasaan menguras tempat penampungan air.

4.2.3.7 Hubungan Kebiasaan Menutup TPA dengan Kejadian Chikungunya

Dokumen yang terkait

FAKTOR RISIKO LINGKUNGAN DAN PERILAKU TERHADAP KEJADIAN CHIKUNGUNYA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUNUNGPATI TAHUN 2013

0 10 136

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT CHIKUNGUNYA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Chikungunya Di Wilayah Kerja Puskesmas Jaten Kabupaten Karanganyar.

0 2 17

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT CHIKUNGUNYA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Chikungunya Di Wilayah Kerja Puskesmas Jaten Kabupaten Karanganyar.

0 3 16

PENDAHULUAN Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Chikungunya Di Wilayah Kerja Puskesmas Jaten Kabupaten Karanganyar.

0 3 8

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KUSTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUNAN Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kusta Di Wilayah Kerja Puskesmas Kabunan Kabupaten Pemalang.

0 1 16

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM CHIKUNGUNYA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM CHIKUNGUNYA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGADIROJO KECAMATAN NGADIROJO KABUPATEN PACITAN 2010.

0 1 16

PENDAHULUAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM CHIKUNGUNYA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGADIROJO KECAMATAN NGADIROJO KABUPATEN PACITAN 2010.

0 0 7

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WARA UTARA KOTA PALOPO | Karya Tulis Ilmiah

7 25 46

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WARA UTARA KOTA PALOPO | Karya Tulis Ilmiah

0 0 13

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN CHIKUNGUNYA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUWUNGGEDE KECAMATAN TANJUNG KABUPATEN BREBES

0 0 62