Tabel 4.16 Tabulasi Silang Suhu Udara dengan Kejadian Chikungunya di Wilayah Kerja Puskesmas Gunungpati Kota Semarang
Suhu Udara Kasus
Kontrol Total
p OR
95 CI n
n n
0,622 0,783
0,297-2,067 Tidak
memenuhi syarat
25 65,8 27
71,1 52
68,4 Memenuhi
syarat 13 34,2
11 28,9
24 31,6
Total 38 100,0
38 100,0
76 100,0
Berdasarkan tabel di atas diperoleh data bahwa dari 38 sampel kasus, sebanyak 25 orang 65,8 yang mempunyai rumah dengan suhu udara tidak
memenuhi syarat untuk kesehatan dan sebanyak 13 orang 34,2 yang mempunyai rumah dengan suhu udara memenuhi syarat untuk kesehatan.
Sedangkan dari 38 sampel kontrol, sebanyak 27 orang 71,1 yang mempunyai rumah dengan suhu udara tidak memenuhi syarat untuk kesehatan dan sebanyak
11 orang 28,9 yang mempunyai rumah dengan suhu udara memenuhi syarat untuk kesehatan.
Dari hasil uji statistik dengan menggunakan chi-square, diperoleh hasil p value
0,622 0,05 sehingga Ho diterima, yang artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara suhu udara dengan kejadian chikungunya di wilayah kerja
Puskesmas Gunungpati Kota Semarang tahun 2010.
4.2.3.3 Hubungan Kelembaban Udara dengan Kejadian Chikungunya
Untuk mengetahui hubungan antara kelembaban udara dengan kejadian chikungunya dapat dilihat dalam tabulasi silang berikut ini :
Tabel 4.17 Tabulasi Silang Kelembaban Udara dengan Kejadian Chikungunya di Wilayah Kerja Puskesmas Gunungpati Kota Semarang
Kelembaban Udara
Kasus Kontrol
Total p
OR 95 CI
n n
n
0,479 0,715
0,282-1,811 Tidak
memenuhi syarat
22 57,9
25 65,8
47 61,8
Memenuhi syarat
16 42,1 13
34,2 29
38,2
Total 38
100,0 38 100,0 76
100,0 Berdasarkan tabel di atas diperoleh data bahwa dari 38 sampel kasus,
sebanyak 22 orang 57,9 yang mempunyai rumah dengan kelembaban udara tidak memenuhi syarat untuk kesehatan dan sebanyak 16 orang 42,1 yang
mempunyai rumah dengan kelembaban udara memenuhi syarat untuk kesehatan. Sedangkan dari 38 sampel kontrol, sebanyak 25 orang 65,8 yang mempunyai
rumah dengan kelembaban udara tidak memenuhi syarat untuk kesehatan dan sebanyak 13 orang 34,2 yang mempunyai rumah dengan kelembaban udara
memenuhi syarat untuk kesehatan. Dari hasil uji statistik dengan menggunakan chi-square, diperoleh hasil p
value 0,479 0,05 sehingga Ho diterima, yang artinya tidak ada hubungan yang
bermakna antara kelembaban udara dengan kejadian chikungunya di wilayah kerja Puskesmas Gunungpati Kota Semarang tahun 2010.
4.2.3.4 Hubungan Pencahayaan dengan Kejadian Chikungunya
Untuk mengetahui hubungan antara pencahayaan dengan kejadian chikungunya dapat dilihat dalam tabulasi silang berikut ini :
Tabel 4.18 Tabulasi Silang Pencahayaan dengan Kejadian Chikungunya di Wilayah Kerja Puskesmas Gunungpati Kota Semarang
Pencahayaan Kasus
Kontrol Total
P OR
95 CI n
n n
0,093 0,441
0,168-1,157 Tidak
memenuhi syarat
28 73,7
21 55,3
49 64,5
Memenuhi syarat
10 26,3 17
44,7 27
35,5
Total 38 100,0 38
100,0 76 100,0
Berdasarkan tabel di atas diperoleh data bahwa dari 38 sampel kasus, sebanyak 28 orang 73,7 yang mempunyai rumah dengan intensitas
pencahayaan tidak memenuhi syarat untuk kesehatan dan sebanyak 10 orang 26,3 yang mempunyai rumah dengan intensitas pencahayaan memenuhi syarat
untuk kesehatan. Sedangkan dari 38 sampel kontrol, sebanyak 21 orang 55,3 yang mempunyai rumah dengan intensitas pencahayaan tidak memenuhi syarat
untuk kesehatan dan sebanyak 17 orang 44,7 yang mempunyai rumah dengan intensitas pencahayaan memenuhi syarat untuk kesehatan.
Dari hasil uji statistik dengan menggunakan chi-square, diperoleh hasil p value
0,093 0,05 sehingga Ho diterima, yang artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara pencahayaan dengan kejadian chikungunya di wilayah kerja
Puskesmas Gunungpati Kota Semarang tahun 2010.
4.2.3.5 Hubungan Keberadaan Tanaman dengan Kejadian Chikungunya