3. ANALISIS INFERENSIAL
Analisis inferensial digunakan untuk penelitian sampel, dimana peneliti ingin membuat generalisasi dari penelitian yang digunakan. Statistik ini hanya
mengolah data sampel hasil pengumpulan data. Analisis inferensial hanya menganalisis sampel dan mengetahui populasinya maka teknik sampling
menjadi penting untuk diperhatikan. Statistik inferensial ini mempunyai teknik yang lebih lengkap dibandingkan analisis deskriptif, di antaranya teknik
korelasi, komparasi, mencari pengaruh, efektivitas. Kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal dan memiliki
varians yang homogen, selanjutnya dilakukan uji kesamaan dua rerata dengan uji-t satu pihak yaitu uji pihak kanan dengan nilai signifikansinya 0,05. Kriteria
pengujian dilakukan dengan menggunakan Independent Sample t-test dengan asumsi kedua varians homogen equal varians assumed dengan taraf
signifikansinya 0,05. Peneliti menggunakan uji pihak kanan dengan tujuan untuk mengetahui kelas mana yang lebih baik. Hipotesis penelitian ini
berdasarkan rumusan masalah tersebut adalah terdapat perbedaan kemampuan interaksi sosial anak berdasarkan penerapan metode time token.
Pengambilan keputusan pada hipotesis menggunakan uji varians satu sisi yaitu jika probilitas 0,005, maka H
diterima dan probilitas 0,005, maka H ditolak. Setelah dilakukan pengolahan data, tampilan hasil uji-t tes akhir
postes dapat dilihat pada Tabel 4.3 hasil uji hipotesis
Interaksi Sosial
t Sig 2-tailed
Kelas Eksperimen 13,258
0,000 Kelas Kontrol
Pada Tabel 4.3 di atas terlihat sig. 2-tailed adalah 0,00. Kita melakukan uji satu pihak, maka nilai sig.2-tailed harus dibagi dua menjadi 0.0002 =
0,000. Signifikasinya lebih kecil dari 0,05 maka H ditolak. Hasil analisis uji-t
skor kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diperoleh besarnya thitung adalah sebesar 13,258 dengan db 73. Nilai t-hitung tersebut dikonsultasikan
dengan nilai t tabel pada taraf signifikansi 2,5 dengan db 73. Taraf signifikansi menggunakan 2,5 karena terdapat variabel yang sama dalam 2
varians. Peneliti menguji interaksi sosial anak pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Nilai t tabel pada taraf signifikan 2,5 dan db 73 yaitu 1,993.
Nilai p sebesar 0,158. Jadi th t hitung lebih besar dari tt t tabel dan nilai p 0,025 0,158 0,025 yang berarti signifikan. Berdasarkan pernyataan di atas,
hasil uji-t tersebut menunjukkan bahwa antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki tingkat kemampuan interaksi sosial anak yang berbeda.
Skor kemampuan interaksi sosial anak di kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Mean pada kelompok eksperimen lebih besar daripada
mean kelompok kontrol yaitu 136,92 115,00.
B. PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan di TK Tarbiyatul Banin II. Populasi penelitian ini adalah anak usia 5-6 tahun di Kecamatan Sidorejo, Salatiga. Sampel penelitian ini
siswa kelas TK B1-B4, jumlah siswa yang menjadi sampel ini terdiri dari 74 siswa yang terbagi menjadi kelompok kontrol B2 dan B4 dan kelompok eksperimen
B1 dan B3. Jumlah responden pada kelompok eksperimen berjumlah 37, yaitu 17 anak laki-laki dan 20 anak perempuan. Di kelompok kontrol jumlah responden
37 terdiri dari 18 anak laki-laki dan 19 anak perempuan. Variabel dalam penelitian ini ada dua, yaitu variabel bebas yang berupa
metode Time Token dan kemampuan interaksi sosial anak sebagai variabel terikat. Kelompok eksperimen menggunakan metode Time Token untuk meningkatkan
kemampuan interaksi sosial anak. Pada kelompok kontrol tidak menggunakan metode Time Token untuk meningkatkan interaksi sosial anak. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui perbedaan kemampuan interaksi sosial anak pada kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah mendapatkan metode Time Token.
Responden pada kelas eksperimen sangat antusias saat peneliti menerapkan metode Time Token pada responden. Awalnya peneliti membagikan token ke
seluruh responden. Di kelas eksperimen peneliti memberikan jumlah token yang berbeda pada setiap pertemuannya. Peneliti memberikan apersepsi pada responden
dengan menggunakan cerita bergambar atau lagu. Peneliti meminta responden untuk menyimak lagu atau cerita, kemudian peneliti memberikan perintah atau
pertanyaan kepada responden. Responden yang dapat melaksanakan perintah atau menjawab pertanyaan maka responden memberikan token kepada peneliti sampai