D. Kerangka Berpikir
Interaksi sosial anak yang baru saja memasuki TK belum berjalan secara maksimal. Masih ada anak yang merasa minder atau anak yang
terlalu aktif di kelas. Masih terdapat anak yang belum bersikap kooperatif dengan teman, menunjukan sikap toleran, serta menunjukan
rasa empati. Hal ini terlihat pada saat kegiatan pembelajaran. Misalnya ketika anak diberi tugas kelompok oleh pendidik. Pada kegiatan
tersebut masih terdapat anak yang belum mau berbagi alat dan bahan
Interaksi sosial anak rendah
Kelas eksperimen Kelas kontrol
Pembelajaran dengan metode Time Token
Pembelajaran tradisional
Tes Kemampuan Interaksi Sosial Anak
Uji Hipotesis
untuk mengerjakan
tugas dengan
teman-teman dalam
satu kelompoknya. Hal ini membuat pelaksanaan tugas menjadi terhambat.
Selain itu, kegiatan bermain di dalam kelompok terdapat anak yang menarik diri dan hanya bermain sendiri. Untuk mengatasi masalah ini,
diperlukan metode yang tepat dan menyenangkan dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Salah satu metode yang dapat diuji cobakan
dalam mengatasi masalah kemampuan interaksi sosial adalah metode Time token .
Metode Time token merupakan metode yang pada dasarnya mampu melatih kesiapan siswa untuk menerima dan menyampaiakan
pesan tersebut pada orang lain serta adanya transfer pengetahuan dan informasi dari satu orang kepada orang lain. Sehingga pada metode ini
diharapkan dapat mengontrol kemampuan interaksi anak yang berlebihan atau dapat meningkatkan kemampuan interaksi anak yang
murung atau minder yang dimulai dari interaksi dengan teman sebaya. Anak yang minder atau pemalu diharapkan dapat aktif dalam
percakapan. Melalui metode Time token siswa diharapkan dapat meningkatkan interaksi dengan teman sebaya atau teman satu kelas.
Langkah-langkah dalam pelaksanaan metode Time token antara lain : a. Pendidik membagi siswa ke dalam kelompok beranggotakan 2-6 orang
dan kepada setiap anggota kelompok diberi kupon berbicara ±10 atau 15 detik.
b. Pendidik memberi pertanyaan atau penugasan kepada siswa.
c. Setiap siswa berfikir bersama dan siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam
timnya mengetahui jawaban itu. d. Pendidik menunjuk salah satu anggota kelompok untuk menjawab
pertanyaan atau memberi pendapat kepada kelompok lain. e. Bila telah selesai bicara kupon yang dipegang siswa diserahkan dan
setiap berbicara satu kupon. f. Siswa yang telah habis kuponnya tidak boleh bicara lagi, yang masih
pegang kupon harus bicara sampai kuponnya habis.
e. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan kemampuan interaksi
sosial anak antara kelas eksperimen dan kelas control setelah mendapatkan
metode time token .
70
BAB III METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen, sehingga peneliti akan menggunakan metode penelitian kuantitatif. Bentuk eksperimen dalam penelitian
ini yaitu Randomized control group only design. Dengan demikian hasil treatment lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan yang diberi treatment
dengan yang tidak diberi treatment Sugiyono: 110.
A. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Varibel dependen : Kemampuan interaksi sosial anak
2. Varibel independen: Metode Time token
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Kemampuan interaksi sosial anak Susanto 2011: 148 mengatakan bahwa komunikasi merupakan syarat
terjadinya interaksi sosial. Hal terpenting dalam komunikasi yaitu adanya kegiatan saling menafsirkan perilaku pembicaraan, gerakan-gerakan fisik,
atau sikap dan perasaan-perasaan yang disampaikan. Berdasarkan pernyataan Soesanto maka dapat dinyatakan adanya kemampuan berkomunikasi yang
baik yang dimiliki anak merupakan modal utama bagi anak dalam mengembangkan interaksi sosial anak. Terdapat dua bentuk komunikasi yaitu
verbal dan non verbal. Anak berkomunikasi dengan orang lain tidak hanya