Ikhfa H . aqiqi Penerapan Ilmu Tajwid

Pendidikan Agama Islam Kelas XII 6 Wa lau sy±’a rabbuka laja‘alan-n±sa ummataw w±¥idataw wa l± yaz±l μna mukhtalif³na. Artinya: Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentu Dia jadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat. Q.S. Hu-d [11]: 118 Ayat keenam Surah al-Ka-firu-n [109] menegaskan bahwa bagimu agamamu dan bagiku agamaku. Ayat ini menyatakan ikrar dan ketegasan sikap setiap muslim terhadap orang kafir. Islam tidak mengenal toleransi atau kompromi dalam bidang akidah dan ibadah. Islam melarang pencampuradukan akidah Islam dengan agama lain. Tauhid tidak dapat dicampuradukkan dengan syirik. Secara umum Surah al-Ka-firu-n [109] mengandung makna toleransi terhadap agama lain dan kepercayaannya. Toleransi ini berarti pengakuan tentang adanya realita perbedaan agama dan keyakinan, bukan pengaku- an pembenaran terhadap agama dan keyakinan selain Islam. Islam adalah agama yang benar dan tidak ada yang dapat menyamai syariat Islam. Surah al-Ka-firu-n [109] merupakan pedoman bagi umat Islam dalam bersikap menghadapi perbedaan yang ada. Selain itu, Surah al-Ka-firu-n [109] ayat 1–6 juga merupakan pedoman dalam meletakkan hubungan sosial. Perbedaan agama dan keyakinan tidak menutup jalan untuk tolong-menolong. Perbedaan agama dan keyakinan tidak menjadi alasan untuk bermusuhan. Dendam dan permusuhan antargolongan tidak bermanfaat. Dendam dan permusuhan hanya mendatangkan kesengsaraan dan kerugian. Ketenangan dan kedamaian sirna oleh dendam dan permusuhan. Perbedaan dan keragaman harus disikapi dengan bijaksana. Kita tidak mengganggu penganut agama lain dan tidak mau diganggu oleh penganut agama lain. Meskipun dianjurkan bertoleransi, kita harus tetap memiliki keyakinan penuh pada keimanan dan agama yang kita anut. Hanya Islam agama yang diridai Allah Swt. Jangan sampai sikap toleransi yang kita tunjukkan melunturkan keyakinan terhadap agama sendiri. Kesimpulan yang dapat diambil dari Surah al-Ka-firu-n [109] sebagai berikut. a. Islam mengakui terhadap realita keberadaan agama dan keyakinan lain. b. Islam mengizinkan umatnya berinteraksi dengan umat nonmuslim dalam bidang muamalah. c. Islam melarang toleransi dalam bidang akidah dan ibadah. d. Islam secara tegas menolak segala bentuk kemusyrikan, ritual ibadah, atau hukum yang terdapat dalam agama lain. Pendidikan Agama Islam Kelas XII 7 Carilah berita dalam koran atau media massa tentang akibat yang ditimbulkan karena tidak adanya toleransi. Tempel hasil pencarian Anda dalam lembar tugas. Beri komentar atau pendapat Anda tentang gambar atau peristiwa yang Anda temukan. Selanjutnya, bacakan hasil tugas Anda itu di depan kelas kemudian serahkan kepada guru untuk mendapatkan nilai. B. Surah Yu-nus [10] Ayat 40–41 tentang Sikap terhadap Orang yang Berbeda Pendapat Wa minhum may yu’minu bih³ wa minhum mal l± yu’minu bih³, wa rabbuka a‘lamu bil-mufsid³na. Wa in ka©©ab μka faqul l³ ‘amal³ wa lakum ‘amalukum, antum bar³’μna mimm± a‘malu wa ana bar³’um mimm± ta‘mal μna. Artinya: Dan di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepadanya Al-Qur’an, dan di antaranya ada pula orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Sedangkan Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan. Dan jika mereka tetap mendustakanmu Muhammad, maka katakanlah, ”Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu tidak bertanggung jawab terhadap apa yang aku kerjakan dan aku pun tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan.” Q.S. Yu-nus [10]: 40–41 Kebebasan Beragama dalam Piagam Madinah Salah satu nilai hak asasi manusia HAM yang selalu melekat pada diri setiap manusia adalah agama. Pengakuan tentang masyarakat yang plural, misalnya agama yang dianut, ternyata telah diakomodir dalam Piagam Madinah. Pada pasal 25 Piagam Madinah disebutkan, ”Kaum Yahudi dari Banu Auf adalah satu umat dengan mukminin. Bagi kaum Yahudi agama mereka dan bagi kaum muslimin agama mereka. kebebasan ini berlaku Juga bagi sekutu-sekutu dan diri mereka sendiri, kecuali bagi orang yang berbuat kezaliman dan kejahatan, merusak diri dan keluarga mereka.” Dalam piagam di atas secara jelas ada jaminan bahwa umat Yahudi bebas menjalankan ajaran agama mereka sebagaimana umat Islam yang diberi kebebasan. Meskipun ada perbedaan keyakinan beragama, umat Islam dan Yahudi tetap bisa hidup berdampingan dalam negara Madinah. Umat Islam dianjurkan tetap bertoleransi terhadap umat lain untuk menjalankan ajaran agamanya.