Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi Bahasa
164
Dengan demikian, penggunaan bahasa prokem secara frekuentatif cenderung mengarah pada penyimpangan bahasa yang baik dan
benar.
5. Kemalasan
Boleh dikatakan bahwa kemalasan merupakan puncak penghambat terwujudnya bahasa yang baik dan benar. Kata malas
di sini mempunyai dua pengertian pokok, yaitu: pertama, malas mencari informasi norma bahasa dan, yang ke dua malas
menerapkan norma, bahasa dalam praktik kebahasaan walaupun sudah mengetahuinya.
Solusi
Bahasa Indonesia yang baik dan benar beserta praktik pemakaiannya mempunyai permasalahan yang pelik dan kompleks.
Oleb sebab itu, penanganan masalah ini tidak dapat dilakukan secara terkotak-kotak, tetapi harus dilakukan secara terpadu dan serentak. Itu
pun harus dilakukan secara berkesinam-bungan.
Ada beberapa pilar yang perlu diperhatikan untuk mewujudkan dan merawat pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan
benar. Pilar-pilar yang dimaksudkan antara lain:
1. Pemerintah
Pemerintah merupakan penguasa yang menjadi sumber hidup dan matinya sistem kenegaraan, salah satunya adalah sistem
kebahasaan. Untuk itu, pemerintah harus menentukan strategi yang benar-benar efektif. Dengan departemen yang berkaitan dengan
bahasa, pemerintah dapat mengamati perkembangan bahasa Indonesia. Ingat, bahasa Indonesia adalah bahasa yang masih hidup,
artinya bahasa itu masih digunakan oleh masyarakat luas dan mengalami perkembangan secara pesat. Oleh sebab itu, setiap
pengamatan sebaiknya menemukan inovasi yang dapat dipertanggungjawabkan.
Dengan demikian, bahasa Indonesia selalu dinamis dan hidup sepanjang masa dengan tidak pernah putus seperti terlihat pada
bagan berikut ini: Setelah menemukan inovasi, sebaiknya pemerintah mengadakan
pembakuan dan menyosialisasikan penemuan tersebut ke departemen-departemen lain, sekolah-sekolah, media massa, dan
masyarakat yang secara potensial mampu mendukung terwujudnya pemakaian bahasa yang baik dan benar.
2. Sekolah
Sekolah merupakan pangkal pengajaran formal yang dominan. Oleh sebab itu, menuntut perhatian yang lebih bila dibandingkan
dengan yang lain.
Bab VI ~ Ekonomi
165
Mengapa demikian? Jawabnya yaitu karena sekolah merupakan sumber daya manusia yang pada akhimya akan menduduki posisi-
posisi penting dan mengatur masyarakat sehingga pengatur tersebut menjadi figur yang patut dicontoh.
Ada dua strategi pokok pengajaran bahasa Indone-sia yang baik dan benar di setiap sekolah. Strategi yang dimaksudkan, yaitu:
a. Penyadaran Sikap
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam pengajaran bahasa adalah menyadarkan siswa untuk bersikap positif
terhadap pemakaian bahasa yang baik dan benar. Dengan adanya kesadaran inilah siswa akan mempunyai keingintahuan
norma bahasa. Dan dengan bekal pengetahuan norma tersebut, apabila mereka melakukan kesalahan berbahasa, mereka akan
sadar dan pasti akan kembali pada praktik bahasa yang benar.
b. Pemberian Keterampilan
Langkah lanjutan setelah siswa mempunyai sikap positif terhadap pemakaian bahasa yang baik dan benar adalah
pemberian keterampilan pada siswa. Keterampilan
ini harus menyangkut tiga hal, yaitu: berpikir, bertutur, dan bertindakberkarya
. Perlu diingat bagi seorang guru, sebelum ketrampilan itu diberikan, siswa harus-harus dibekali konsep
norma bahasa Indonesia yang baik dan benar secara mantap. Pembekalan ini merupakan salah satu cara untuk
menyosialisasikan norma bahasa yang sudah dibakukan oleh pemerintah melalui departemen yang mengurusi bahasa.
Dalam ketrampilan berpikir, siswa dapat diajak untuk memahami konsep-konsep dengan cara membaca atau
mendengarkan ceramah; diajak untuk merenungkan sesuatu dan menemukan konsep baru hasil pemikirannya. Langkah ini
seorang guru dapat meng gunakan literatur-literatur yang dihasilkan para pemer hati bahasa atau lembaga Pusat
Penelitian Bahasa.
Dalam ketrampilan bertutur, siswa diharapkan dapat mengartikulasikan semua pesan dengan menggunakan bahasa
yang baik dan benar. Pengungkapan bahasa di sini dapat dilakukan dengan
banyak cara, antara lain: membaca bersuara, berdeklamasi, berpidato, mengatur acara, berdiskusi, atau dengan cara lain
yang berorientasi pada kefasihan berbahasa. Keterampilan bertutur ini dapat dilakukan secara terencana atau bahkan dapat
dilakukan secara mendadakspontan.
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi Bahasa
166
Dalam keterampilan bertindak atau berkarya, pengajaran dapat dilakukan dengan mengajak siswa untuk mengungkapkan
pesan dalam bahasa tulis. Langkah ini antara lain dapat dilakukan dengan mengajakmengerjakan tugas di kelas;
membuat surat, membuat paragraf, membuat cerpen, membuat opini, mengulas gambar, membuat mading majalah sekolah,
dan sebagainya. Bila memungkinkan, karya siswa tersebut dikirimkan ke media massa agar dapat diuji dan dikritik oleh
masyarakat.
3. Media Massa