Sekolah Bahasa dan Sastra Indonesia 2 Kelas 11 Demas Marsudi Endang Padmini Suwarni 2009

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi Bahasa 164 Dengan demikian, penggunaan bahasa prokem secara frekuentatif cenderung mengarah pada penyimpangan bahasa yang baik dan benar.

5. Kemalasan

Boleh dikatakan bahwa kemalasan merupakan puncak penghambat terwujudnya bahasa yang baik dan benar. Kata malas di sini mempunyai dua pengertian pokok, yaitu: pertama, malas mencari informasi norma bahasa dan, yang ke dua malas menerapkan norma, bahasa dalam praktik kebahasaan walaupun sudah mengetahuinya. Solusi Bahasa Indonesia yang baik dan benar beserta praktik pemakaiannya mempunyai permasalahan yang pelik dan kompleks. Oleb sebab itu, penanganan masalah ini tidak dapat dilakukan secara terkotak-kotak, tetapi harus dilakukan secara terpadu dan serentak. Itu pun harus dilakukan secara berkesinam-bungan. Ada beberapa pilar yang perlu diperhatikan untuk mewujudkan dan merawat pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar. Pilar-pilar yang dimaksudkan antara lain:

1. Pemerintah

Pemerintah merupakan penguasa yang menjadi sumber hidup dan matinya sistem kenegaraan, salah satunya adalah sistem kebahasaan. Untuk itu, pemerintah harus menentukan strategi yang benar-benar efektif. Dengan departemen yang berkaitan dengan bahasa, pemerintah dapat mengamati perkembangan bahasa Indonesia. Ingat, bahasa Indonesia adalah bahasa yang masih hidup, artinya bahasa itu masih digunakan oleh masyarakat luas dan mengalami perkembangan secara pesat. Oleh sebab itu, setiap pengamatan sebaiknya menemukan inovasi yang dapat dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, bahasa Indonesia selalu dinamis dan hidup sepanjang masa dengan tidak pernah putus seperti terlihat pada bagan berikut ini: Setelah menemukan inovasi, sebaiknya pemerintah mengadakan pembakuan dan menyosialisasikan penemuan tersebut ke departemen-departemen lain, sekolah-sekolah, media massa, dan masyarakat yang secara potensial mampu mendukung terwujudnya pemakaian bahasa yang baik dan benar.

2. Sekolah

Sekolah merupakan pangkal pengajaran formal yang dominan. Oleh sebab itu, menuntut perhatian yang lebih bila dibandingkan dengan yang lain. Bab VI ~ Ekonomi 165 Mengapa demikian? Jawabnya yaitu karena sekolah merupakan sumber daya manusia yang pada akhimya akan menduduki posisi- posisi penting dan mengatur masyarakat sehingga pengatur tersebut menjadi figur yang patut dicontoh. Ada dua strategi pokok pengajaran bahasa Indone-sia yang baik dan benar di setiap sekolah. Strategi yang dimaksudkan, yaitu:

a. Penyadaran Sikap

Langkah pertama yang harus dilakukan dalam pengajaran bahasa adalah menyadarkan siswa untuk bersikap positif terhadap pemakaian bahasa yang baik dan benar. Dengan adanya kesadaran inilah siswa akan mempunyai keingintahuan norma bahasa. Dan dengan bekal pengetahuan norma tersebut, apabila mereka melakukan kesalahan berbahasa, mereka akan sadar dan pasti akan kembali pada praktik bahasa yang benar.

b. Pemberian Keterampilan

Langkah lanjutan setelah siswa mempunyai sikap positif terhadap pemakaian bahasa yang baik dan benar adalah pemberian keterampilan pada siswa. Keterampilan ini harus menyangkut tiga hal, yaitu: berpikir, bertutur, dan bertindakberkarya . Perlu diingat bagi seorang guru, sebelum ketrampilan itu diberikan, siswa harus-harus dibekali konsep norma bahasa Indonesia yang baik dan benar secara mantap. Pembekalan ini merupakan salah satu cara untuk menyosialisasikan norma bahasa yang sudah dibakukan oleh pemerintah melalui departemen yang mengurusi bahasa. Dalam ketrampilan berpikir, siswa dapat diajak untuk memahami konsep-konsep dengan cara membaca atau mendengarkan ceramah; diajak untuk merenungkan sesuatu dan menemukan konsep baru hasil pemikirannya. Langkah ini seorang guru dapat meng gunakan literatur-literatur yang dihasilkan para pemer hati bahasa atau lembaga Pusat Penelitian Bahasa. Dalam ketrampilan bertutur, siswa diharapkan dapat mengartikulasikan semua pesan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Pengungkapan bahasa di sini dapat dilakukan dengan banyak cara, antara lain: membaca bersuara, berdeklamasi, berpidato, mengatur acara, berdiskusi, atau dengan cara lain yang berorientasi pada kefasihan berbahasa. Keterampilan bertutur ini dapat dilakukan secara terencana atau bahkan dapat dilakukan secara mendadakspontan. Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi Bahasa 166 Dalam keterampilan bertindak atau berkarya, pengajaran dapat dilakukan dengan mengajak siswa untuk mengungkapkan pesan dalam bahasa tulis. Langkah ini antara lain dapat dilakukan dengan mengajakmengerjakan tugas di kelas; membuat surat, membuat paragraf, membuat cerpen, membuat opini, mengulas gambar, membuat mading majalah sekolah, dan sebagainya. Bila memungkinkan, karya siswa tersebut dikirimkan ke media massa agar dapat diuji dan dikritik oleh masyarakat.

3. Media Massa