Membedakan Proses Morfofonemik Menjelaskan Proses Peluluhan Bunyi dalam Suatu Kata

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi Bahasa 64

1. Membedakan Proses Morfofonemik

Sering terjadi kekaburan pengertian antara suku kata dan morfem. Hal itu terjadi pada kaum awam sekadar memisahkan cara pengucapan semata. Secara morfologis, suku kata merupakan bagian ujaran yang terdiri atas satu fonem atau lebih yang diucapkan dalam satu hentakan, misalnya kata menanti dapat diucapkan dengan beberapa hentakan yaitu me - nan - ti, berarti kata tersebut terdiri atas tiga suku kata. Berikut ini merupakan beberapa contoh kata yang diuraikan berdasarkan suku katanya: berliku-liku ber - li - ku - li - ku lima suku kata sementara se - men - ta - ra empat suku kata transmigrasi trans - mig - ra - si empat suku kata Adapun morfem dapat diberi pengertian sebagai satuan bahasa paling kecil yang sudah mempunyai arti, misalnya kata bersepeda dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu ber- dan sepeda. Dalam hal ini, ber- mempunyai arti mengendarai dan sepeda mempunyai arti kendaraan beroda dua yang dikayuh dengan tenaga manusia. Contoh lain terdapat pada deretan kata sebagai berikut: berlaku ber- + laku dua morfem kedaulatan ke – an + daulat dua morfem berpandangan ber – an + pandang dua morfem Dalam praktik kebahasaan sehari-hari, Anda menemukan berbagai kasus bahasa, baik penghilangan fonem, perubahan fonem, penambahan fonem maupun kasus yang lain. Kasus itu biasanya terjadi pada saat unsur bahasa yang satu bertemu dengan unsur bahasa yang lain. Kasus-kasus semacam itulah yang Anda kenal sebagai proses morfofonemik. Untuk lebih detailnya, pada bagian berikut ini Anda pelajari proses peluluhan bunyi, proses penyamaan bunyi, dan proses penidaksamaan bunyi.

2. Menjelaskan Proses Peluluhan Bunyi dalam Suatu Kata

Dalam proses afiksasi sering terjadi perubahan bunyi. Perubahan tersebut berupa pululuhan fonem tertentu, terutama fonem yang mengawali bentuk dasarnya. Memang tidak semua imbuhan dapat meluluhkan bentuk awal suatu kata, misalnya: me + rawat merawat me + rangkul merangkul pe + rawat perawat Bentuk awalan yang mengandung nasal, misalnya meN- dan peN- apabila bertemu dengan kata yang berawal dengan fonem k,p,t,s akan mengalami perubahan bunyi. Perubahan tersebut terjadi dengan penyesuaian bunyi atau mengalami peluluhan. Fonem k akan luluh menjadi ng; p akan luluh menjadi m; t akan luluh menjadi n; dan s akan luluh menjadi ny. Contoh: meN- + karang mengarang meN- + kuras menguras peN- + keruk pengeruk Bab II ~ Transportasi 6 5 peN- + kirim pengirim meN- + peluk memeluk meN- + tambah menambah peN- + putus pemutus peN- + tunjuk penunjuk peN- + seru penyeru meN- + sate menyate Namun dari sekian banyak peluluhan bunyi yang terjadi, kasus tersebut mempunyai pengecualian. Fonem k,p,t,s tidak akan mengalami peluluhan bila bertemu dengan konsonan lain atau berupa kluster, misalnya kl, kr, pr,tr,sy. Contoh: meN- + klasifikasi + kan mengklasifikasikan meN- + kramas mengkramas meN- + kritik mengkritik meN- + protes memprotes meN- + program memprogram meN- + transfer mentransfer meN- + traktir mentraktir meN- + syukur + -i mensyukuri meN- + syarat + -kan mensyaratkan Proses peluluhan di atas terjadi dengan prinsip pencarian pengucapan bunyi yang seenak mungkin. Dengan demikian, setiap konsonan yang mengalami peluluhan selalu berubah menjadi nasal yang dihasilkan oleh alat ucap sama atau paling dekat, misalnya: k berubah menjadi ng, p berubah menjadi m , t berubah menjadin, dan s berubah menjadi ny.

3. Menjelaskan Proses Penyamaan Bunyi dalam Suatu Kata