Pengawasan Intern Kas Pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan

(1)

TUGAS AKHIR

PENGAWASAN INTERN KAS PADA BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA MEDAN

Oleh :

BAGINDA YUNICO ARNENDO POHAN

122102152

PROGRAM STUDI DIII AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

NAMA : BAGINDA YUNICO ARNENDO POHAN

NIM : 122102152

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL TUGAS AKHIR : PENGAWASAN INTERN KAS PADA BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU

KOTA MEDAN

Tanggal : Juli 2015 Dosen Pembimbing Tugas Akhir

(Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA) NIP. 19511114 198203 1 002

Tanggal : Juli 2015 Ketua Prodi Diploma III Akuntansi

(Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA) NIP. 19511114 198203 1 002

Tanggal : Juli 2015 Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

(Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak,CA) NIP. 19560407 198002 1 001


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NAMA : BAGINDA YUNICO A POHAN

NIM : 122102152

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL TUGAS AKHIR : PENGAWASAN INTERN KAS PADA BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA MEDAN

Medan, 2015

(BAGINDA YUNICO A POHAN) NIM. 122102152


(4)

KATA PENGANTAR

Pujidansyukurpenulispanjatkanatas kehadirat Allah SWT yang

telahmemberikanrahmatdan

hidayah-NyasehinggapenulisdapatmenyelesaikanTugasAkhirinidansholawatberiringsalamp enulissampaikankepadajunjungan Nabi Muhammad SAW.

PenulisanTugasAkhirinimerupakansalahsatusyaratuntukmenyelesaikanpendidikan Program Diploma III JurusanAkuntansi di FakultasEkonomidanBisnisUniversitas Sumatera Utara.AdapunTugasAkhiriniberjudul“Pengawasan Intern KasPadaBadanPelayananPerijinanTerpadu Kota Medan”.

Olehkarenaterbatasnyawaktudan kemampuan,

makapenulismenyadaribahwamasihbanyakkekurangan di dalammenyusuntugasakhirini,

sehinggamasihterdapatkekurangan.Untukitupenulisterbukamenerima saran

dankritikdaripembaca demi kesempurnaandaritugasakhirinisebagaisuatukaryailmiah.

Selamadalampenulisantugasakhirinipenulisbanyakdapatbantuandanbimbinganoleh semuapihakdalammenyusuntugasakhirini,

untukitupenulismengucapkanterimahkasihsebesar – besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. AzharMaksum, M.Ec, Ac, Ak, CA, selakuDekanFakultasEkonomidanBisnis, Universitas Sumatera Utara, besertaBapakWakilDekan I, II, III.

2. Bapak Drs. Rustam, M.Si, AK, selakuKetua Program Studi Diploma III AkuntansiFakultasEkonomidanBisnisUniversitas Sumatera Utara


(5)

sekaligussebagaiDosenPembimbing yang telahmencurahkanwaktu, ilmu, danarahansehinggapenulisdapatmenyelesaikanTugasAkhirinidenganbaik. 3. Bapak Drs. ChairulNazwar, M.Si, AK, selaku Seketaris Program Studi

Diploma III AkuntansiFakultasEkonomidanBisnisUniversitas Sumatera Utara.

4. Terimakasihkepadabapak Ir. WiriyaAlrahman, MM

selakuKepalaBadanPelayananPerijinanTerpadu Kota Medan yang telahmemberikanijinuntukmelakukanpenelitian.

5. TerimakasihkepadabapakRamlanSaraan, S.Sosselaku Kasubbag KeuanganpadaBadanPelayananPerijinanTerpadu Kota Medan yang telahmembantupenulisdalammenyusuntugasakhirini.

6. TerimakasihkepadaBadanPenelitiandanPengembangankota Medan yang telah memberikan ijinuntukmelakukanpenelitian di Badan Pelayanan PerijinanTerpadu Kota Medan.

7. Terimahkasih yang takterhinggakepadakeduaorangtuaayahandaH.Armen

Pohan.SH danIbunda Sri Darneni yang telahmemberikandukungandando’akepadapenulissehinggadapatmenyelesaika

nTugasAkhirini.

8. Saudarapenulis, om, tantedansemuasepupu – sepupupenulis yang telahmemberikanmotivasidanmembantupenulisdalampenyusunanTugasAkhiri ni.

9. Teman-teman D3 Akuntansi stambuk 2012 grup C yang telah memberikan semangat dalammenyelesaikanTugasAkhirini.


(6)

10. KepadaSemuapihak yang telahmembantupenulisdalampenyusunanTugasAkhir ini.

PenulismenyadaribahwaTugasAkhirinimasih jauh darisempurna, dengansegalakerendahanhatipenulismenerimakritikdan saran yang membangun demi kesempurnaanTugasAkhirini.

Medan, Juni 2015

Penulis

NIM:122102152 BagindaYunicoArnendoPohan


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I: PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C.Manfaat dan Tujuan ... 3

D.Rencana Penulisan ... 4

1. Jadwal Survey / Observasi……….. 4

2. Rencana Isi……….…. 5

BAB II: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA MEDAN ... 7

A.Sejarah Ringkas ... 7

B. StrukturOrganisasi dan Personalia ... 8

C. Job Description ... 10

D.Jaringan Kegiatan ... 21

E. Kinerja Kegiatan Terkini ... 21


(8)

BAB III : PENGAWASAN INTERN KAS PADA BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA

MEDAN ... 23

A.Pengertian Fungsi Pengawasan Intern Kas dan Unsur – UnsurPengawasan Intern Kas……….... 23

1. Fungsi Pengawasan Intern Kas ... 25

2. Unsur – Unsur Pengawasan Intern Kas... 26

B. Tujuan Pengawasan Intern Kas ... 28

C.Prosedur Penerimaan Kas ... 29

D.Prosedur Pengeluaran Kas ... 32

E. Pengawasan Intern Penerimaan Kas ... 33

F. Pengawasan Intern Pengeluaran Kas ... 35

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN……… 37

A.Kesimpulan ... 37

B. Saran ... 38


(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman


(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 StrukturOrganisasiBadanPelayanan Perijinan Terpadu


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman 1. SuratKonfirmasiIzinRiset di BadanPelayananPerijinanTerpadu


(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada umumnya kita mengetahui bahwa setiap perusahan atau badan usaha selalu membutuhkan dana dalam bentuk kas yang akan digunakan dalam menjalankan usaha, kegiatan, perkembangan perusahaan, perluasan dan kelangsungan hidup perusahan serta untuk mendapatkan prestasi dan penghargaan ditengah-tengah masyarakat.seperti kita ketahui kas merupakan hal yang sangat diperlukan untuk membiayai operasi perusahan sehari-hari dan kas pun merupakan alat yang sangat penting untuk menjalankan dan mempelancar aktivitas perusahan. Kas merupakan aktiva paling lancar dari seluruh aktiva yang ada.Kas mempunyai sifat berbeda dengan sifat aktiva yang lainnya, kas yang berbentuk relatif kecil sehingga sangat mudah di pindah-tangankan, sehingga kas menjadi sasaran penyelewengan bagi orang-orang yang tidak bertanggung jawab.oleh karena itu pihak manajemen menerapkan suatu pengawasan yaitu pengawasan intern.

Pengawasan diartikan sebagai alat untuk mengkordinasi segala aktivitas perusahan agar sesuai dengan rencana semula.salah satu cara untuk melaksanakan pengawasan adalah dengan menyusun sistem pengawasan intern. Pengawasan intern ini juga harus di dukung oleh manajemen dan sistem yang memadai untuk melakukan pengawasan.tujuan pengawasan intern adalah mengamankan harta perusahaan dari segala bentuk


(13)

penyelewengan yang dapat dilakukan seseorang ataupun secara bersama yang dapat merugikan perusahaan, meningkatkan efisiensi dan mendorong karyawan mematuhi kebijakan manajemen yang telah ditetapkan sehingga penyelewengan dan kecurangan dapat dihindari dan dapat ditekan sekecil mungkin.

Badan Pelayanan Perijinan Terpadu merupakan suatu badan yang bertujuan mengujudkan pelayanan prima dalam melayani kepentingan masyarakat dalam mengurus perijinan dengan baik yang didasarkan pada prinsip-prinsip pelayanan publik, yaitu responsivitas, akuntabilitas, kesederahanaan, transparansi, dan kepastian hukum. Dalam menjalankan segala aktivitas di Badan Pelayanan Perijinan Terpadu akan melakukan transaksi dan kegiatan yang berhubungan dengan kas. Dengan melihat hal tersebut maka diperlukanya suatu pengawasan intern yang baik terhadap penerimaan dan pengeluaran kas untuk mencegah penyalahgunaan kas tersebut. Sehingga Badan Pelayanan Perijinan Terpadu terhindar dari penyimpangan yang dilakukan oleh pegawainya dan dapat mencegah terjadinya penyalahgunaan di masa yang akan datang.

Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bahwa betapa pentingnya suatu pengawasan intern kas dalam mendukung keberhasilan operasi badan usaha dalam menjalankan aktivitasnya. Hal ini mendorong peneliti untuk meneliti sejauh mana pelaksanaan pengawasan intern kas yang telah dilaksanakan oleh Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan dengan membahas tentang


(14)

”Pengawasan Intern kas Pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan”.

B. Rumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam tugas akhir ini adalah :

1. Bagaimana sistem pengawasan intern kas yang berlaku di Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan?

2. Apakah pengawasan intern kas yang diterapkan pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan sudah berjalan secara efektif dan efisien?

C. Manfaat dan Tujuan

Manfaat penelitian ini adalah :

1. Untuk memberikan masukan yang mungkin bermanfaat bagi pimpinan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu dalam pengawasan intern kas secara tepat dan dapat mencegah atau memperkecil terjadinya penyelewengan dan penyalahgunaan kas di Badan Pelyanan Perijinan Terpadu Kota Medan .

2. Untuk menambah ilmu pengetahuan dan memperdalam ilmu peneliti tentang penerapan pengawasan intern kas secara efektif dan efisien

3. Bagi pembaca untuk memberikan infomasi guna menambah pengetahuan dan wawasan tentang ilmu pengawasan intern kas secara efektif dan efisien.


(15)

4. Untuk memberikan dorongan semangat pada para karyawan agar dapat berkerja dengan baik dan mencegah penyelewengan terhadap kas tersebut.

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk memenuhi sebagai satu syarat akademis dalam menyelesaikan program D3 Akuntansi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Untuk mengetahui gambaran yang jelas mengenai pengawasan intern kas pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu kota Medan.

3. Untuk mengetahui apakah transaksi-transaksi menyangkut kas sudah dicatat dengan layak yang didukung dengan bukti-bukti yang telah diotorisasi.

D. Rencana Penulisan

1. Jadwal Survey / Observasi

Jadwal penelitian ini dilaksanakan pada waktu peneliti meminta ijin kepada mentor. Dikarenakan peneliti melakukan penelitian sambil melakukan proses magang di kantor BPJS kesehatan yang sebagai salah satu mata kuliah wajib Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Jadwal penelitian ini terdiri dari beberapa kegiatan,kegiatan dimulai dari persiapan untuk melaksanakan penelitian,melakukan pengumpulan data perusahaan, pelaporan


(16)

bimbingan untuk penulisan laporan tugas akhir. Jadwal penelitian dapat dilihat di tabel jadwal penelitian dibawah ini :

Tabel 1.1

Jadwal Survey / Observasi dan Penyusunan Tugas Akhir

NO Keterangan

Mei Juni

I II III IV I II III 1 Pengesahan penulisan tugas Akhir

2 Pengajuan judul Tugas Akhir 3 Permohonan Izin Riset

4 Penunjukan Dosen Pembimbing 5 Pengumpulan Data

6 Penyusunan Tugas Akhir 7 Bimbingan Tugas Akhir 8 Penyelesaian Tugas Akhir

2. Rencana Isi

Untuk mengarahkan dan mempermudah dalam penyusunan ini penelitan membuat rencana penulisan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menerangkan tentang latar belakang, rumusan masalah, manfaat dan tujuan, dan rencana penulisan.


(17)

BAB II : BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA MEDAN

Bab ini membahas tentang sejarah ringkas, struktur organisasi dan personalia, job description, jaringan kegiatan, kinerja kegiatan terkini, dan rencana kegiatan.

BAB III : PENGAWASAN INTERN KAS PADA BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA MEDAN

Bab ini menguraikan topik penelitian mengenai pengertian fungsi pengawasan intern kas dan unsur-unsur pengawasan intern kas, tujuan pengawasan intern kas, prosedur penerimaan kas, prosedur pengeluaran kas, pengawasan intern penerimaan kas, dan pengawasan intern pengeluaran kas.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini membuat kesimpulan yang dirangkum dari hasil penelitian terhadap Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan, dan juga saran yang ditujukan kepada badan sebagai upaya untuk menunjang kemajuan dimasa yang akan datang.


(18)

BAB II

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA MEDAN

A. Sejarah Ringkas

Pelayanan prima dituangkan pada visi dan misi Nasional Indonesia, menunjukkan bahwa tuntutan masyarakat terhadap pelayanan prima aparatur pemerintah kepada masyarakat merupakan keharusan dan tidak dapat diabaikan lagi, karena hal ini merupakan bagian tugas dan fungsi pemerintah. Pelayanan prima kepada masyarakat tersebut diatas tertuang antara lain dalam:

1. Garis–garis Besar Haluan Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Bab III.

2. INPRES Nomor 1 Tahun 1995 tentang Kualitas Pelayanan Aparatur Pemerintah Kepada Masyarakat.

3. Keputusan Menpan Nomor 81 Tahun 1993 tentang Pedoman Tata laksana Pelayanan Umum.

4. Surat Edaran Menkowasbangpan Nomor 56/MK.WASPAN/6/1998, antara lain menyebutkan bahwa langkah-langkah perbaikan mutu pelayanan masyarakat diupayakan dengan menerapkan pola pelayanan terpadu (satu atap dan satu pintu) bagi unit-unit kerja kantor pelayanan yang terkait dalam proses atau menghasilkan suatu produk pelayanan.


(19)

5. Keputusan Menpan No. KEP/24/M.PAN/2004 Tentang Pedoman umum penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah.

6. Keputusan Menpan No. KEP/26/M.PAN/2004 tentang petunjuk teknis Transparansi dan Akuntabilitas dalam penyelenggaraan Pelayanan Publik.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah antara lain ditegaskan bahwa tujuan pemberian otonomi adalah berupaya memberikan peningkatan pelayanan dan kesejahteraan yang semakin baik kepada masyarakat, pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan dan pemerataan. Jadi kualitas layanan aparatur pemerintah kepada masyarakat merupakan 19ndicator keberhasilan otonomi daerah. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka Pemerintah Kota Medan membentuk Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Medan No. 3 Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan

B. Struktur Organisasi dan Personalia

Struktur Organisasi merupakan susunan komponen – komponen (unit – unit kerja) dalam suatu organisasi yang menunjukkan adanya pembagian kerja, tugas, dan fungsi yang berbeda antara satu dengan yang lainnya sesuai dengan keahlian masing – masing karyawan. Struktur organisasi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan, terdiri dari :


(20)

1. Sekretariat/Badan 2. Bagian Tata Usaha

a. Sub Bagian Umum b. Sub Bagian Keuangan

c. Sub Bagian Penyusunan Program 3. Bagian Fungsional

a. Bidang Pelayanan Perijinan I b. Bidang Pelayanan Perijinan II c. Bidang Pelayanan Perijinan III d. Bidang Pelayanan Perijinan IV

Gambar 2.1

Struktur Organisasi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan


(21)

C. Job Description

Sesuai dengan Perda Kota Medan No. 3 Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan Pasal 159 dan 160 dan Peraturan Walikota Medan Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota Medan, maka Tugas Pokok dan Fungsi sesuai dengan Struktur Organisasi dari sekretariat badan adalah sebagai berikut :

1. Sekretariat/Badan

Badan berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.Badan sebagaimana dimaksud didukung oleh Sekretariat yang dipimpin oleh Kepala.Kepala Sekretariat sebagaimana dimaksud karena jabatannya adalah Kepala Badan.

 Tugas Pokok Sekretariat/Badan :

Sekretariat/Badan mempunyai tugas pokok melaksanakan koordinasi dan menyelenggarakan pelayanan administrasi di bidang perijinan secara terpadu dengan prinsip koordinasi,integrasi, sinkronisasi, simplikasi, keamanan dan kepastian.

Fungsi Sekretariat/Badan :

• Pelaksanaan penyusunan program;

• Penyelenggaraan pelayanan administrasi perijinan; • Pelaksanaan koordinasi proses pelayanan perijinan; • Pelaksanaan administrasi pelayanan perijinan;


(22)

• Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2. Bagian Tata Usaha

Bagian tata Usaha dipimpin oleh Kepala Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.

 Tugas Pokok Bagian Tata Usaha :

Bagian Tata Usaha mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Badan lingkup ketatausahaan yang meliputi pengelolaan administrasi umum, keuangan dan penyusunan program.  Fungsi Bagian Tata Usaha :

• Penyusunan rencana, program dan kegiatan Bagian Tata Usaha; • Pengelolaan administrasi Badan yang meliputi administrasi

keuangan, kepegawaian, tata persuratan, perlengkapan, dan rumah tangga;

• Pengkoordinasian penyusunan, perencanaan, dan program Badan;

• Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan

Badan;

• Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai


(23)

a. Sub Bagian Umum

Sub Bagian Umum dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Tata Usaha.

 Tugas Pokok Sub Bagian Umum :

Sub Bagian Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bagian Tata Usaha lingkup administrasi umum.  Fungsi Sub Bagian Umum :

• Penyusunan rencana, program dan kegiatan Sub Bagian Umum;

• Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi umum;

• Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan naskah dinas, penataan kearsipan, administrasi kepegawaian, perlengkapan, dan penyelenggaraan kerumah-tanggaan Badan;

• Penyiapan pertemuan/rapat-rapat Badan; • Pelaporan lingkup administrasi umum;

• Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;

• Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Bagian sesuai dengan tugas dan fungsinya.


(24)

b. Sub Bagian Keuangan

Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Tata Usaha.

Tugas Pokok Sub Bagian Keuangan :

Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokokmelaksanakan sebagian tugas Bagian Tata Usaha lingkup pengelolaan administrasi keuangan.

 Fungsi Sub Bagian Keuangan :

• Penyusunan rencana, program dan kegiatan Sub Bagian Keuangan;

• Penyiapan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi keuangan;

• Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi kegiatan penyusunan rencana, penyusunan bahan, pemrosesan, pengusulan, dan verifikasi;

• Penyiapan bahan/pelaksanaan koordinasi pengelolaan admnistrasi keuangan;

• Penyusunan laporan keuangan Badan;

• Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;

• Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Bagian sesuai dengan tugas dan fungsinya.


(25)

c. Sub Bagian Penyusunan Program

Sub Bagian Penyusunan Program dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Tata Usaha.

 Tugas Pokok Sub Bagian Penyusunan Program :

Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bagian Tata Usaha lingkup penyusunan program dan pelaporan.

Fungsi Sub Bagian Penyusunan Program :

• Penyusunan rencana, program dan kegiatan Sub Bagian Penyusunan Program;

• Pengumpulan bahan petunjuk teknis lingkup penyusunan rencana dan program Badan;

Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program Badan; Pengembangan sistem informasi pelayanan;

• Pelaksanaan penyuluhan dan pelayanan pengaduan masyarakat;

• Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian;

• Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;

• Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Bagian sesuai dengan tugas dan fungsinya.


(26)

3. Bagian Fungsional

a. Bidang Pelayanan Perijinan I

Bidang Pelayanan Perijinan I dipimpin oleh Kepala Bidang I, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.

 Tugas Pokok Bidang Pelayanan Perijinan I :

Bidang Pelayanan Perijinan I mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Badan lingkup pelayanan perijinan yang berkaitan dengan Usaha, Perdagangan dan Perindustrian.

 Fungsi Bidang Pelayanan Perijinan I :

• Penyusunan rencana, program dan kegiatan Bidang Pelayanan Perijinan I;

• Penyusunan petunjuk teknis Bidang PelayananPerijinan I; • Pelaksanaan persiapan fasilitasi program kerja

Bidang Pelayanan Perijinan I; • Pelaksanaan pelayanan perijinan;

• Pelaksanaan rapat-rapat dengan Tim Teknis yang berkaitan dengan permohonan Ijin;

• Pengkoordiniran pengolahan data perijinan;

• Pengkoordiniran pelaksanaan peninjauan lokasi/lapangan terhadap permohonan ijin dan pembuatan berita acara pemeriksaan lapangan;


(27)

• Pengkoordiniran pelaksanaan proses perijinan, dan persiapan konsep Surat Keputusan Perijinan;

• Pelaksanaan koordinasi dengan instansi/lembaga lainnya terkait bidang pelayanan perijinan;

• Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta penyusunan pelaporan kegiatan di Bidang Pelayanan Perijinan I.

• Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

b. Bidang Pelayanan Perijinan II

Bidang Pelayanan Perijinan II dipimpin oleh Kepala Bidang II, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.  Tugas Pokok Bidang Pelayanan Perijinan II :

Bidang Pelayanan Perijinan II mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Badan lingkup pelayanan perijinan yang berkaitan dengan ketentraman dan ketertiban masyarakat.

 Fungsi Bidang Pelayanan Perijinan II :

• Penyusunan rencana, program dan kegiatan Bidang Pelayanan Perijinan II;

• Penyusunan petunjuk teknis Bidang Pelayanan Perijinan II;

• Pelaksanaan persiapan fasilitasi program kerja Bidang Pelayanan Perijinan II;


(28)

• Pelaksanaan pelayanan perijinan;

• Pelaksanaan rapat-rapat dengan Tim Teknis yang berkaitan dengan permohonan Ijin;

• Pengkoordiniran pengolahan data perijinan;

• Pengkoordiniran pelaksanaan peninjauan lokasi/lapangan terhadap permohonan ijin dan pembuatan berita acara pemeriksaan lapangan;

• Pengkoordiniran pelaksanaan proses perijinan, perhitungan retribusi, penetapan SKPD/SKRD, dan persiapan konsep Surat Keputusan Perijinan;

• Pelaksanaan koordinasi dengan instansi/lembaga lainnya terkait bidang pelayanan perijinan;

• Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta penyusunan pelaporan kegiatan di Bidang Pelayanan Perijinan II. • Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Badan

sesuai dengan tugas dan fungsinya. c. Bidang Pelayanan Perijinan III

Bidang Pelayanan Perijinan III dipimpin oleh Kepala Bidang III, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.  Tugas Pokok Bidang Pelayana Perijinan III :

Bidang Pelayanan Perijinan III mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Badan lingkup


(29)

pelayananperijinan yang berkaitan dengan tata ruang, perhubungan, dan lingkungan hidup.

 Fungsi Bidang Pelayanan Perijinan III :

• Penyusunan rencana, program dan kegiatan Bidang Pelayanan Perijinan III;

• Penyusunan petunjuk teknis Bidang Pelayanan Perijinan III;

• Pelaksanaan persiapan fasilitasi program kerja Bidang Pelayanan Perijinan III;

• Pelaksanaan pelayanan perijinan;

• Pelaksanaan rapat-rapat dengan Tim Teknis yang berkaitan dengan permohonan Ijin;

• Pengkoordiniran pengolahan data perijinan;

• Pengkoordiniran pelaksanaan peninjauan lokasi/lapangan terhadap permohonan ijin dan pembuatan berita acara pemeriksaan lapangan;

• Pengkoordiniran pelaksanaan proses perijinan, perhitungan retribusi, penetapan SKPD/SKRD, dan persiapan konsep Surat Keputusan Perijinan;

• Pelaksanaan koordinasi dengan instansi/lembaga lainnya terkait bidang pelayanan perijinan;

• Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta penyusunan pelaporan kegiatan di Bidang Pelayanan Perijinan III;


(30)

• Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

d. Bidang Pelayanan Perijinan IV

Bidang Pelayanan Perijinan IV dipimpin oleh Kepala Bidang IV, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.  Tugas Pokok Bidang Pelayanan Perijinan IV :

Bidang Pelayanan Perijinan IV mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Badan lingkup pelayanan perijinan yang berkaitan dengan konstruksi, kesehatan dan lain-lain.

 Fungsi Bidang Pelayanan Perijinan IV :

• Penyusunan rencana, program dan kegiatan Bidang Pelayanan Perijinan IV;

• Penyusunan petunjuk teknis Bidang Pelayanan Perijinan IV;

• Pelaksanaan persiapan fasilitasi program kerja Bidang Pelayanan Perijinan IV;

• Pelaksanaan pelayanan perijinan;

• Pelaksanaan rapat-rapat dengan Tim Teknis yang berkaitan dengan permohonan Ijin;


(31)

• Pengkoordiniran pelaksanaan peninjauan lokasi/lapangan terhadap permohonan ijin dan pembuatan berita acara pemeriksaan lapangan;

• Pengkoordiniran pelaksanaan proses perijinan, perhitungan retribusi, penetapan SKPD/SKRD, dan persiapan konsep Surat Keputusan Perijinan;

• Pelaksanaan koordinasi dengan instansi/lembaga lainnya terkait bidang pelayanan perijinan;

• Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta penyusunan pelaporan kegiatan di Bidang Pelayanan Perijinan IV; • Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Badan

sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Setiap Bidang Pelayanan Perijinan dibantu oleh Tim Teknis dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Tugas – tugas Tim Teknis tersebut, antara lain :

• Meneliti permohonan ijin;

• Mengadakan rapat pembahasan permohonan ijin;

• Melaksanakan peninjauan lokasi/lapangan terhadap permohonan ijin apabila diperlukan:

• Melaksanakan proses perijinan, perhitungan retribusi dan persiapan konsep Surat Keputusan/Perijinan;


(32)

• Memberikan saran-saran atau pertimbangan-pertimbangan kepada Kepala Badan yang menyangkut pelaksanaan tugas dan fungsi Badan;

• Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

D. Jaringan Kegiatan

Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan merupakan suatu instansi pemerintah daerah yang didirikan dengan tujuan untuk mewujudkan pelayanan prima dalam melayani kepentingan masyarakat dalam mengurus perijinan dengan didasarkan pada prinsip – prinsip pelayanan publik, yaitu : responsivitas, akuntabilitas, kesederhanaan, transparansi, dan kepastian hukum. Hal lain yang menjadi tugas Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan adalah meningkatkan efisiensi dan efektifitas kinerja aparatur Pemerintah Kota Medan, khususnya yang terlibat langsung dengan pelayanan masyarakat, serta mendorong kelancaran pemberdayaan ekonomi masyarakat untuk nantinya berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan pembangunan daerah.

E. Kinerja Kegiatan Terkini

Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan telah melakukan banyak hal dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, diantaranya :

1. Memberikan pelayanan kepada masyarakat mulai dari penerimaan permohonan ijin sampai menerbitkan ijin;


(33)

2. Melaksanakan pelayanan perijinan yang optimal sesuai dengan Standard Operational Procedure (SOP) yang berlaku.

3. Melaksanakan koordinasi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang berkaitan dengan perijinan.

4. Meraih beberapa penghargaan, seperti : Kontes Inovasi Solusi 2014, Ombudsman 2013, UKP4, dan AS/ANZ ISO 9001:2008

F. Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan, yaitu

1. Penyediaan Jasa Komunikasi.Sumber Daya Air dan Listrik 2. Peningkatan Sarana dan Prasarana aparatur

3. Peningkatan Disiplin Aparatur

4. Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan


(34)

BAB III

PENGAWASAN INTERN KAS PADA BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA MEDAN

A. Pengertian Fungsi Pengawasan Intern Kas dan Unsur-Unsur Pengawasan Intern Kas

Pengawasan intern kas merupakan alat pengawasan yang sangat penting yang membantu seorang pemimpin perusahan dalam melaksanakan tugas sehingga mempunyai peranan yang sangat penting bagi perusahan.dengan adanya sebuah pengawasan intern maka pemimpin dapat menilai perusahan secara keseluruhan.Pengawasan intern kas bertujuan untuk mencegah dan menhindari terjadinya penyelewengan dan kecurangan yang dilakukan seseorang dalam menggunakan kas tersebut.

Pengawasan intern sangat penting bagi suatu perusahan baik entitas bisnis atau pemerintah dengan menerapkan pengawasan intern,perusahan dapat menyelenggarakan seluruh rencana kegiatan pengelolahan kas yang telah ditetapkan agar dapat berjalan dengan baik dan mengetahui kerangka prosedur-prosedur berhubungan dan disusun dengan skema yang baik menurut fungsi utama dari perusahaan tersebut.

Dalam arti sempit pengawasan intern (internal control) adalah melakukan pengecekan, baik dengan menggunakan penjumlahan mendatar (croos foting), maupun penjumlahan secara menurun (down foting). Sedangkan dalam arti


(35)

luas pengawasan intern (internal control) merupakan pengawasan intern tidak hanya meliputi pekerjaan pengecekan tetapi meliputi semua alat-alat yang digunakan manjemen dalam melakukan pengawasan.

Adapun beberapa pengertian pengawasan intern sebagai berikut:

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2001) :

“ Pengawasan intern didefenisikan sebagai pengawasan intern yang meliputi organisasi serta semua metode dan kebutuhan yang terkodinasi yang dianut dalam suatu perusahan untuk melindungi harta milik perusahan, memeriksa kecermatan dan keandalan data akuntansi, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebiakan manajemen yang digariskan”.

Menurut Niswonger (2000 : 254) :

“ pengawasan intern meliputi rencana organisasi dan semua metode serta kebijaksanaan yang terkordinasi dalam suatu perusahan untuk mengamankan harta kekayaanya, menguji ketepatan dan sampai beberapa jahu data akuntansi dapat dipercaya, mengalahkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijaksanaan pimpinan yang telah digariskan.”

Menurut Simamora (2000:183) :

“ pengawasan intern adalah langkah-langkah yang diambil perusahan guna memastikan keandalan akuntansinya, melindungi asset-asetnya dari pencurian dan penyalahgunaan, meyakinkan bahwa para karyawan mengikuti


(36)

kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur perusahan dan mengevaluasi kinerja para karyawan, departemen,divisi, dan perusahan secara keseluruhan.”

1. Fungsi Pengawasan Intern Kas:

Ada tujuh macam fungsi pengawasan intern kas secara rinci yang harus dipenuhui untuk mencegah setiap kesalahan yang mungkin terjadi di dalam pencatatan.

Pengendalian intern kas harus memberikan kepastian bahwa:

A. Setiap transaksi yang dicatat adalah sah (validitas)

Struktur pengendalian intern tidak dapat memberikan transaksi fiktif dan yang sebenarnya tidak terjadi di dalam jurnal atau catatan akuntansi lainya.

B. Setiap transaksi diotorisasi dengan tepat.

Dalam hal ini, jika suatu transaksi tidak diotorisasi maka dapat mengakibatkan transaksi yang curang

C. Setaip transaksi yang terjadi harus dicatat

Hal ini dilakukan untuk untuk mencegah hilangnya setiap transaksi dari catatan.

D. Setiap transaksi dinilai dengan tepat.

Pengendalian yang memadai selalu disertai dengan prosedur untuk menghindari kesalahan dalam perhitungan dan pencatatan transaksi.


(37)

E. Transaksi yang terjadi diklasifikasikan dengan tepat.

Pengklasifikasian perkiraan yang tepat sesuai dengan kode perkiraan klien harus ditetapkan dalam jurnal

F. Transaksi yang terjadi dicatat dalam waktu yang tepat.

G. Setiap transaksi dimasukan dengan tepat kedalam catatan tambahan yang dikhtisarkan dengan benar.

2. Unsur-Unsur Pengawasan Intern Kas

Untuk mendapatkan suatu pengawasan intern yang baik dalam perusahan, diperlukan adanya unsur - unsur yang dirancang dan di implementasikan manajemen guna membentuk kepastian yang layak bahwa tujuan pengawasan internnya tercapai.

Menurut Mulyadi (2009:183) Unsur-unsur pengawasan intern tersebut adalah:

1. Lingkungan pengendalian

Lingkungan pengendalian menciptakan suasana pengendalian dalam suatu organisasi dan mempengaruhi personal organisasi tentang pengendalian.Dan lingkungan pengendalian juga merupakan unsur pengendalian intern, yang membentuk disiplin dan struktur.


(38)

2. Penaksiran resiko

Penaksiran resiko baiasanya digunakan dalam pelaksanaan pelaporan keuangan, yaitu penaksiran resiko yang terkandung dalam arsesi tertentu dalam laporan keuangan dan desain implementasi aktivitas pengendalian ditujukan untuk mengurangi resiko pada tingkat minimum, dengan mempertimbangkan biaya dan manfaatnya.

3. Informasi dan komunikasi

Informasi mencakup penyampaian informasi kepada semua yang terlibat dalam pelaporan keuangan tentang bagaimana aktivitas mereka berkaitan dengan orang lain, baik berada di dalam maupun diluar organisasi.

4. Aktivitas Pengendalian

Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk memberikan keyakinan bahwa petunjuk yang diberikan manajemen dilaksanakan.kegiatan dan prosedur ini dilaksanakan untuk mengurangi resiko dalam pencapain tujuan entitas

5. Pemantauan

Pemantauan adalah proses penilaian kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu.


(39)

B. Tujuan Pengawasan Intern Kas

Untuk mengetahui tujuan pengawasan intern kas, maka harus mengetahui sifat-sifat khusus dari kas, kas meupakan salah satu aktiva yang siap untuk diubah menjadi asset yang lain, sangat mudah disembunyikan diselewengkan, serta sangat diinginkan Dan kas mempunyai sifat-sifat tertentu seperti bentuknya kecil, mudah dipergunakan dan jenisnya sama. Oleh karena karakteristik itu maka kas sering disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab yang melakukan pencurian dan penyalahgunaan.oleh karena itu betapa rawannya kas tersebut bagi perusahan maka perusahan melakukan pengawasan intern kas.

Adapun tujuan diterapkanya tujuan sistem pengawasan intern kas adalah sebagai berikut:

1. Melindungi harta kekayaan

Aktiva perusahan bisa dicuri, dirusak atau disalahgunakan secara sengaja atau tidak sengaja. Demikian juga untuk aktiva tidak nyata , seperti dokumen penting, surat berharga, dan catatan keuangan. Sistem pengawasan intern dibentuk untuk mencegah dan menemukan aktiva yang hilang.

2. Mengecek kecermatan dan keandalan data akuntansi

Manajemen harus memiliki data akuntansi yang dapat diuji kecermatanya untuk melaksanakan operasi.


(40)

3. Meningkatkan efisiensi usaha

Pengawasan ditujukan untuk menghindari pekerjaan berganda yang tidak perlu, dan mencegah pemborosan terhadap semua aspek usaha termasuk pencegahan terhadap penggunan sumber dana yang tidak efisien.

4. Mendorong ditaatinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan

Manajemen menyusun prosedur dan peraturan untuk mencapai tujuan , sistem pengawasan intern memberikan jaminan bahwa prosedur dan peraturan tersebut dapat dilaksanakan sesuai dengan yang ditetapkan.

Sistem pengawasan intern ini digunakan perusahan untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan dengan adanya wewenang yang jelas dan pertanggung jawaban yang telah ditetapkan.

Tercapainya sistem pengawasan ini dapat dilihat dari tingkat keamanan harta perusahan, keamanan dalam mengelolah keuangan yang efisien, akuntabel, trasnparan dan mematuhi segala kebijakan manajemen..

C. Prosedur Penerimaan Kas

Sebelum melihat prosedur penerimaan kas di Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan, maka terlebih dahulu penulis menguraikan yang menjadi sumber penerimaan kas di Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan adalah melalui pengajuan uang pendahuluan ke Badan Pengelolahan Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan yang berdasarkan keputusan menteri 13 tahun 2006, dan dari retribusi ijin gangguan (HO).


(41)

Prosedur Penerimaan kas atas pengajuan uang pendahuluan ke Badan Pengelohan Daerah (BPKD) Kota Medan yang berdasarkan keputusan menteri 13 tahun 2006 dilakukan langsung oleh bendahara. Hal itu dapat dilihat berikut ini:

1. Bendahara mengajukan Surat Permohonan Pembayaran (SPP)

2. Surat Permohonan Pembayaran (SPP) diberikan ke Pengguna Anggaran(PA)

3. Pengguna Anggaran (PA) menyiapkan surat perintah bayar yang ditujukan ke Badan Pengelohan Keuangan Daerah (BPKD)

4. Setelah Badan Pengelohan Keuangan Daerah (BPKD) memeriksa surat perintah bayar maka Badan Pengelohan Keuangan Daerah mengeluarkan Surat Perintah Pecairan Dana(SP2D). kemudian Badan Pengelohan Keuangan Daerah(BPKD) mengirim ke rekening Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan.

5. Setelah diterima oleh bendahara Badan Pelayanan Perijinan Terpadu maka bendahara mencatat penerimaan pada kas umum dan menyimpan bukti setoran dari bank..

Prosedur penerimaan kas pendapatan dari retribusi ijin gangguan (HO) diterima langsung oleh bendahara, hal itu dapat dilihat sebagai berikut:

1. Pada saat terjadi penerimaan kas maka bendahara menyiapkan kwintansi rankap tiga:


(42)

Lembar ke 1 diberikan ke tata usaha keuangan untuk melakukan pencatatan

Lembar ke 2 diberikan kepada pihak pemohon ijin Lembar ke 3 diberikan sebagai pertinggal.

2. Setelah semua transaksi penerimaan kas selesai maka uang tersebut langsung disetorkan ke bank pada hari itu juga dan bank memberikan bukti setoran.

3. Setiap akhir bulan dilakukan pencocokan kwitansi penerimaan kas terhadap pencatatan penrimaan kas trsebut.

Setelah melihat dari rincian pencatatan penerimaan kas yang diterapkan oleh Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan bahwa segala penerimaan kas yang diperoleh dipertanggung jawabkan oleh bendahara dengan membuat kwintansi. Setelah menguraikan yang menjadi sumber penerimaan kas di Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan, maka prosedur penerimaan kas yang dilakukan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:

1. Penggunaan bukti-bukti yang telah dirancang dengan baik untuk penerimaan kas.

2. Formulir atau kwintansi dan catatan yang digunakan badan pelayanan perijinan terpadu kota medan sebagai persyaratan yang telah ditetapkan yang telah tercantum sebagai aspek pengawasan.


(43)

3. Melakukan pencatatan segera sepanjang penerimaan kas tersebut yang telah dilengkapi bukti-bukti dan melakukan pencatatan kedalam pembukuan dengan segera yang dilakukan oleh bendahara.

4. Bukti setor bank serta daftar penerimaan uangdapat diserahkan sehingga dapat di cek kebenaranya.

5. Menyimpan bukti-bukti pendukung dalam tempat yang rapih dan berurutan.

6. Uang kas harus disimpan ditempat yang aman seperti bank atau brankas.

Berdasarkan uraian diatas, prosedur penerimaan yang dilakukan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu masih belum terlaksana dengan baik.pemisahan tugas antara pegawai yang menerima, dengan yang mencatat dan menyimpan uang kas masih belum terlaksana dengan baik, masih terdapat penggabungan tugas dan tanggung jawab yang sepenuhnya dilakukan oleh bendahara.

D. Prosedur Pengeluaran Kas

Prosedur pengeluaran kas pada badan pelayanan perijinan terpadu kota medan merupakan sesuatu yang penting setiap prosedur yang telah ditetapkan dan dilakukan dengan baik maka akan mempermudah untuk menangani pengeluaran kasnya. Pengeluaran kas baik itu keperluan biaya rutin maupun tidak rutin pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan dilakukan dengan menggunakan uang tunai dan menerbitkan cek. Untuk melakukan pembayaran pada dasarnya menggunakan cek kecuali dalam jumlah kecil maka akan dibayar melalui kas kecil.

Adapun beberapa pengeluaran kas yang dilakukan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan yaitu:


(44)

1. Pembayaran rutin seperti listrik, air, telepon dan lain-lain 2. Pembelian peralatan dan alat tulis kantor

3. Pembayaran honor/upah 4. Pembayaran lain-lainnya

Prosedur pengeluaran kas pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan adalah sebagai berikut:

1. Semua faktur, kwintansi dan surat permintaan pembayaran harus diserahkan kepada tata usaha untuk dicatat sebagai pengeluaran kas dan dilampiri oleh dokumen baru yang dikirim ke bendahara.

2. Kemudian tata usaha melakukan pemeriksaan untuk mengetahui kelengkapan dokumen penagihan.dan memverivikasi atas kebenaran dokumen tersebut.

3. Setelah pemeriksaan tersebut dilakukan maka bendahara membuat cek yang telah di tanda tangani kepala. Selanjutnya dibuatkan bukti pengeluaran kas rangkap dua: lembar ke 1 untuk urusan tata usaha untuk dilakukan pencatatan sebagai pengeluaran kas. Lembar 2 sebagai pertinggal.

E. Pengawasan Intern Penerimaan Kas

Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan sangat respon terhadap pengawasan oleh karena itu setiap penerimaan kas dari pengajuan uang pendahuluan ke Badan Pengelolahan Keuangan Daerah (BPKD) Kota


(45)

Medan yang berdasarkan keputusan menteri 13 tahun 2006 dan retribusi ijin usaha (HO) harus disetor ke bank secara penuh pada hari itu juga saat penerimaan kas tersebut terjadi. Dengan begitu kas tersebut tidak dapat disalah gunakan, dapat menghindari betumpuknya uang kas yang mungkin dapat dipergunakan untuk keperluan diluar perusahan, juga menghindari pencurian dan kebakaran.Dengan demikian catatan peneriman kas dalam jurnal penerimaan kas dapat direkonsilasi dengan catatan setoran ke bank yang terdapat dalam rekening Koran bank.dengan menerapkan pengawasan yang baik diharapkan dapat mencegah dari penyalahgunaan penerimaan kas tersebut sehingga Badan Pelayanan Perijinan Terpadu dapat menjalankan tanggung jawab dan operasi dengan baik. Dalam pengawasan pemegang kas dengan yang melakukan pencatatan penerimaan kas harus di pisahkan agar mengurangi kemungkinan terjadinya pencatatan yang tidak seharusnya dengan tujuan untuk menutupi penggelapan penerimaan kas tersebut.

adapaun cara-cara yang diterapkan untuk mengamankan penerimaan kas Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan ,adalah sebagai berikut:

1. Melaporkan laporan keuangan realisasi setiap bulan sekali 3 bulan dan pimpinan skpd wajib memeriksa kas tunai

2. Membuat berita acara untuk memeriksa di brankas

3. Setiap penerimaan kas yang diterima oleh bendahara harus di setorkan ke bank di hari itu juga

4. Dilakukan pemisahan anatara pemegang kas dengan yang melakukan pencatatan.


(46)

5. Secara periodik membuat rekonsilasi bank untuk mencocokan buku bank dengan tembusannya.

6. Mencatat semua penerimaan uang baik secara tunai mauapun dengan cek dalam satu daftar

7. Untuk menjamin kebenaran transaksi penerimaan kas diperlukanya dokumen berupa faktur, bukti setoran bank dan kwitansi.

F. Pengawasan Intern Pengeluaran Kas

Bila ditinjau dari sudut pengeluaran kas Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota medan telah melaksanakan pengawasan dengan baik dengan melibatkan beberapa bagian dan formulir dan bukti pengeluaran kas yang diperiksa dan dilaporkan. Disetiap pengeluaran kas juga ditandai dengan paraf kordinasi dari setiap pejabat yang berwenang di dalam hal kas dimana jika bendahara mau mengajukan disetiap pengeluaran harus melampirkan pertanggung jawaban sesuai dengan peraturan yang ada. Dengan adanya penerapan pengawasan intern yang memuaskan akan memberikan kepastian bahwa pengeluaran yang dilakukan ada hubunganya dengan aktivitas perusahan dan telah dibukukan dengan benar, serta pengeluaran yang telah disetujui oleh pejabat yang berwewenang.

Adapun pengawasan intern yang diterapkan oleh Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan adalah:

1. Mencatat pengeluaran kas tersebut dalam buku kas harian 2. Memeriksa tanda tangan pada bukti kas pengeluaran


(47)

3. Adanya paraf kordinasi dari setiap pejabat berwewenang

4. Membuat nomor urut pada sisi kanan bukti pengeluaran kas dan member tanda lunas apabila telah dilakukan pembayaran

5. Memeriksa apa ada persetujuan pembayaran dari pihak berwewenang

Melihat dari pengawasan intern dan prosedur pengeluaran kas yang diterapkan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan tersebut menunjukan usaha yang maksimal dan pengawasan pengeluaran kas dari kemungkinan penyelewengan.


(48)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap pengawasan intern kas terhadap Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan, maka dapat diambil kesimpulan:

1. Prosedur penerimaan dan pengeluaran kas sudah berjalan dengan baik dimana setiap transaksi diserati bukti pendukung dan setiap transaksi dicatat dalam pembukuhan sehingga dapat mencegah penyalahgunaan dan penggelapan terhadap kas

2. Struktur organisasi badan pelayanan perijinan terpadu kota medan telah menunjukan wewenang dan bertanggung jawab dari masing-masing bagian dan terdapat pemisahan tugas antar bagian.

3. Setiap penerimaan dan pengeluaran kas harus mendapat otorisasi dari pejabat yang berwewenang sehingga dapat menghindari pengeluaran yang tidak baik dan harus didasarkan atas bukti kas masuk dank as keluar dan bukti pendukungnya.

4. Proses penerimaan dan pengeluaran dilakukan melalui bank

5. Dengan adanya pengawasan intern kas pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan dapat memperkecil setiap kesalahan yang terjadi dan keberadan kas dapat terkordinasi dengan baik dari penerimaan kas maupun pengeluaran kas tersebut sehingga perusahan dapat menjalankan aktivitas dan operasinya dengan baik.


(49)

6. Dengan menerapkan bahwa penerimaan kas yang diterima harus disetor langsung ke bank pada hari itu juga, hal ini dapat menghindari/mencegah dari penyelewengan atau penyalahgunaan kas tersebut

B. Saran

Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jahu dari sempurna,dengan pengetahuan dimiliki penulis yang terbatas. maka peneliti akan mencoba memberikan saran kepada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan semoga dapat bermanfaat.adapun beberapa saran penulis yang mungkin berguna untuk diterapkan yaitu:

1. Harus lebih ditingkatkan lagi pengawasan terhadap kas pada penerimaan kas karena setaip hari menerima penerimaan kas dari retribusi ijin gangguan (HO)

2. Sebaiknya harus diadakan pengawasan secara berskala dan teratur dalam melakukan pengawasan tersebut agar dapat berjalan dengan baik dan dapat menghetahui kekurangan dan kecurangan yang terjadi agar dapat melakukan perbaikan.

3. Dibentuknya suatu bagian untuk mengawasin yaitu internal auditor yang mengawasi setiap transaksi keuangan di Badan Pelayanan Perijinan Terpadu

4. Sebaiknya kebiasan yang baik di Badan Pelayanan Perijinan Kota Medan dapat dipertahankan agar dapat menjadi pedoman dalam melaksanakan operasinya.


(50)

5. Diperlukanya verifikasi dan dibuktikan kebenaran jumlah kas atau cek yang akan dikeluarkan

6. Hendaknya diadakan inpeksi secara mendadak tanpa diketahui fungsi yang menangani kas.agar pengawasan kas dapat berjalan dengan baik.


(51)

DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntansi Indonesia,2001, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat,Jakarta.

Mulyadi, 2009, Auditing, Buku1, Edisi Keenam, Cetakan Keenam, SalembaEmpat, Jakarta.

Niswonger, Rollin c, and Philip E Fees, 2002, Dasar-Dasar Akuntansi,Penerjemah Soemarso SR, Edisi Revisi , Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Simamora, Henry, 2000, Akuntansi Pengambilan Keputusan Bisnis, EdisiPertama,Cetakan Pertama, Salemba Empat, Jakarta.


(1)

5. Secara periodik membuat rekonsilasi bank untuk mencocokan buku bank dengan tembusannya.

6. Mencatat semua penerimaan uang baik secara tunai mauapun dengan cek dalam satu daftar

7. Untuk menjamin kebenaran transaksi penerimaan kas diperlukanya dokumen berupa faktur, bukti setoran bank dan kwitansi.

F. Pengawasan Intern Pengeluaran Kas

Bila ditinjau dari sudut pengeluaran kas Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota medan telah melaksanakan pengawasan dengan baik dengan melibatkan beberapa bagian dan formulir dan bukti pengeluaran kas yang diperiksa dan dilaporkan. Disetiap pengeluaran kas juga ditandai dengan paraf kordinasi dari setiap pejabat yang berwenang di dalam hal kas dimana jika bendahara mau mengajukan disetiap pengeluaran harus melampirkan pertanggung jawaban sesuai dengan peraturan yang ada. Dengan adanya penerapan pengawasan intern yang memuaskan akan memberikan kepastian bahwa pengeluaran yang dilakukan ada hubunganya dengan aktivitas perusahan dan telah dibukukan dengan benar, serta pengeluaran yang telah disetujui oleh pejabat yang berwewenang.

Adapun pengawasan intern yang diterapkan oleh Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan adalah:

1. Mencatat pengeluaran kas tersebut dalam buku kas harian 2. Memeriksa tanda tangan pada bukti kas pengeluaran


(2)

3. Adanya paraf kordinasi dari setiap pejabat berwewenang

4. Membuat nomor urut pada sisi kanan bukti pengeluaran kas dan member tanda lunas apabila telah dilakukan pembayaran

5. Memeriksa apa ada persetujuan pembayaran dari pihak berwewenang

Melihat dari pengawasan intern dan prosedur pengeluaran kas yang diterapkan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan tersebut menunjukan usaha yang maksimal dan pengawasan pengeluaran kas dari kemungkinan penyelewengan.


(3)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap pengawasan intern kas terhadap Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan, maka dapat diambil kesimpulan:

1. Prosedur penerimaan dan pengeluaran kas sudah berjalan dengan baik dimana setiap transaksi diserati bukti pendukung dan setiap transaksi dicatat dalam pembukuhan sehingga dapat mencegah penyalahgunaan dan penggelapan terhadap kas

2. Struktur organisasi badan pelayanan perijinan terpadu kota medan telah menunjukan wewenang dan bertanggung jawab dari masing-masing bagian dan terdapat pemisahan tugas antar bagian.

3. Setiap penerimaan dan pengeluaran kas harus mendapat otorisasi dari pejabat yang berwewenang sehingga dapat menghindari pengeluaran yang tidak baik dan harus didasarkan atas bukti kas masuk dank as keluar dan bukti pendukungnya.

4. Proses penerimaan dan pengeluaran dilakukan melalui bank

5. Dengan adanya pengawasan intern kas pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan dapat memperkecil setiap kesalahan yang terjadi dan keberadan kas dapat terkordinasi dengan baik dari penerimaan kas maupun pengeluaran kas tersebut sehingga perusahan dapat menjalankan aktivitas dan operasinya dengan baik.


(4)

6. Dengan menerapkan bahwa penerimaan kas yang diterima harus disetor langsung ke bank pada hari itu juga, hal ini dapat menghindari/mencegah dari penyelewengan atau penyalahgunaan kas tersebut

B. Saran

Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jahu dari sempurna,dengan pengetahuan dimiliki penulis yang terbatas. maka peneliti akan mencoba memberikan saran kepada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan semoga dapat bermanfaat.adapun beberapa saran penulis yang mungkin berguna untuk diterapkan yaitu:

1. Harus lebih ditingkatkan lagi pengawasan terhadap kas pada penerimaan kas karena setaip hari menerima penerimaan kas dari retribusi ijin gangguan (HO)

2. Sebaiknya harus diadakan pengawasan secara berskala dan teratur dalam melakukan pengawasan tersebut agar dapat berjalan dengan baik dan dapat menghetahui kekurangan dan kecurangan yang terjadi agar dapat melakukan perbaikan.

3. Dibentuknya suatu bagian untuk mengawasin yaitu internal auditor yang mengawasi setiap transaksi keuangan di Badan Pelayanan Perijinan Terpadu

4. Sebaiknya kebiasan yang baik di Badan Pelayanan Perijinan Kota Medan dapat dipertahankan agar dapat menjadi pedoman dalam melaksanakan operasinya.


(5)

5. Diperlukanya verifikasi dan dibuktikan kebenaran jumlah kas atau cek yang akan dikeluarkan

6. Hendaknya diadakan inpeksi secara mendadak tanpa diketahui fungsi yang menangani kas.agar pengawasan kas dapat berjalan dengan baik.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntansi Indonesia,2001, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat,Jakarta.

Mulyadi, 2009, Auditing, Buku1, Edisi Keenam, Cetakan Keenam, SalembaEmpat, Jakarta.

Niswonger, Rollin c, and Philip E Fees, 2002, Dasar-Dasar Akuntansi,Penerjemah Soemarso SR, Edisi Revisi , Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Simamora, Henry, 2000, Akuntansi Pengambilan Keputusan Bisnis, EdisiPertama,Cetakan Pertama, Salemba Empat, Jakarta.