Compositae Harborne, 1987. Gambar struktur flavonoid dari auron dan kalkon dapat dilihat pada gambar 2.7.
Gambar 2.7.a. Struktur Auron Gambar 2.7.b. Struktur Kalkon
2.3 Ekstraksi
Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Senyawa
aktif yang terdapat dalam berbagai simplisia dapat digolongkan ke dalam golongan minyak atsiri, alkaloid, flavonoid dan lain-lain. Diketahuinya senyawa
aktif yang dikandung oleh simplisia akan mempermudah pemilihan pelarut dan cara ekstraksi yang tepat. Simplisia yang lunak seperti rimpang dan daun mudah
diserap oleh pelarut, karena itu pada proses ekstraksi tidak perlu diserbuk sampai halus. Simplisia yang keras seperti biji, kulit kayu dan kulit akar susah diserap
oleh pelarut, karena itu perlu diserbuk sampai halus Ditjen POM, 2000. Metode ekstraksi menurut Ditjen POM 2000 ada beberapa cara, yaitu:
maserasi, perkolasi, refluks, sokletasi, digesti, infus dan dekok. 1. Maserasi
Maserasi adalah suatu cara penyarian simplisia dengan cara merendam simplisia tersebut dalam pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau
pengadukan pada temperatur kamar, sedangkan remaserasi adalah pengulangan
Universitas Sumatera Utara
penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama dan seterusnya. Keuntungan metode maserasi adalah prosedur dan peralatannya
sederhana Agoes, 2007; Depkes, 1986; Ditjen POM, 2000; Syamsuni, 2006. 2. Perkolasi
Perkolasi adalah suatu cara penyarian simplisia menggunakan perkolator dimana simplisianya terendam dalam pelarut yang selalu baru dan umumnya
dilakukan pada temperatur kamar. Prosesnya terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya
penetesanpenampungan ekstrak terus-menerus sampai diperoleh ekstrak perkolat Ditjen POM, 2000; Syamsuni, 2006.
Keuntungan metode perkolasi adalah proses penarikan zat berkhasiat dari tumbuhan lebih sempurna, sedangkan kerugiannya adalah membutuhkan waktu
yang lama dan peralatan yang digunakan mahal Agoes, 2007.
3. Refluks Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya
dalam jangka waktu tertentu dimana pelarut akan terkondensasi menuju pendingin dan kembali ke labu Ditjen POM, 2000; Mayo, et al., 1955; Landgrebe, 1982.
4. Sokletasi Sokletasi adalah ekstraksi kontinu menggunakan alat soklet dimana pelarut
akan terkondensasi dari labu menuju pendingin, kemudian jatuh membasahi sampel dan mengisi bagian tengah alat soklet. Tabung sifon juga terisi dengan
larutan ekstraksi dan ketika mencapai bagian atas tabung sifon, larutan tersebut
Universitas Sumatera Utara
akan kembali ke dalam labu Ditjen POM, 2000; Mayo, et al., 1955; Landgrebe, 1982.
5. Digesti Digesti adalah maserasi kinetik dengan pengadukan kontinu pada
temperatur yang lebih tinggi dari temperatur kamar, umumnya dilakukan pada suhu 40-60
o
C Ditjen POM, 2000; Syamsuni, 2006. 6. Infundasi
Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur 90
o
C selama 15- 20 menit Ditjen POM, 2000; Syamsuni, 2006; Anief, 2000.
7. Dekoktasi Dekok adalah ekstraksi pada suhu 90
o
C- 98
o
C menggunakan pelarut air selama 30 menit Ditjen POM, 2000; Agoes, 2007.
2.4 Kromatografi Kertas