Kromatografi Kertas Isolasi dan Karakterisasi Senyawa Flavonoid Umbi dari Tumbuhan Bawang Sabrang (Eleutherine palmifolia (L) Merr)

akan kembali ke dalam labu Ditjen POM, 2000; Mayo, et al., 1955; Landgrebe, 1982. 5. Digesti Digesti adalah maserasi kinetik dengan pengadukan kontinu pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur kamar, umumnya dilakukan pada suhu 40-60 o C Ditjen POM, 2000; Syamsuni, 2006. 6. Infundasi Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur 90 o C selama 15- 20 menit Ditjen POM, 2000; Syamsuni, 2006; Anief, 2000. 7. Dekoktasi Dekok adalah ekstraksi pada suhu 90 o C- 98 o C menggunakan pelarut air selama 30 menit Ditjen POM, 2000; Agoes, 2007.

2.4 Kromatografi Kertas

Kromatografi kertas merupakan metode kromatografi cair-cair KCC dengan fase diam cair, biasanya air yang berada pada serabut kertas Gritter, et al., 1991. Metode ini merupakan jenis dari sistem partisi dimana fase gerak biasanya merupakan campuran dari satu atau lebih pelarut-pelarut organik dan air. Kertas yang digunakan pada percobaan awal adalah kertas Whatmann No.1, sedangkan kertas Whatmann No.3 biasanya digunakan untuk pemisahan pada jumlah yang lebih besar karena dapat menampung lebih banyak cuplikan Sastrohamidjojo, 1985a. Jenis-jenis fase gerak yang biasa digunakan pada analisis flavonoid antara lain : BAA n-butanol : asam asetat : air = 4 : 1 : 5, Forestal asam asetat : air : asam klorida = 30 : 10 : 3, asam format asam formiat : air : asam klorida = 5 : 3 : Universitas Sumatera Utara 2, BuHCl n-butanol : asam klorida 2 N = 1 : 1, asam klorida 1, fenol 4 g : air 1 ml Markham, 1988; Harborne, 1987, TBA t-butanol : asam asetat : air = 3 : 1 : 1, KAA kloroform : asam asetat : air = 30 : 15 : 2, BEA n-butanol : etanol : air = 4 : 1 : 2,2, benzen : asam asetat : air 125 : 72 : 3, EPAA etil asetat : piridin : asam asetat : air = 36 : 36 : 7 : 21, air, asam asetat 5, asam asetat 15, asam asetat 50 dan BBPA n-butanol : benzen : piridin : air = 5 : 1 : 3 : 3 Markham, 1988. Adapun jenis penyemprot yang dapat digunakan pada analisis flavonoid antara lain: larutan aluminium klorida 5 dalam metanol, larutan kompleks difenil-asam borat-etanolamin 1 dalam metanol, asam sulfanilat yang terdiazotasi, vanilin-asam klorida Markham, 1988, uap amonia dan larutan besi III klorida 1 dalam air Harborne, 1987. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan pemisahan dengan kromatografi kertas Sastrohamidjojo, 1985a : 1. Metode pemisahan penaikan, penurunan atau mendatar. 2. Macam dari kertas. 3. Pemilihan dan pembuatan pelarut fase gerak. 4. Kesetimbangan dalam bejana yang dipilih. 5. Pembuatan cuplikan. 6. Waktu pengembangan. 7. Metode deteksi dan identifikasi Kromatografi kertas dapat dikembangkan dengan cara menaik, menurun, dan mendatar. 1. Menaik Pada kromatografi kertas menaik, ujung bawah kertas dicelupkan ke dalam fase gerak hingga fase gerak merambat naik pada kertas Depkes, 1979a. Kertas Universitas Sumatera Utara digantungkan pada bagian tutup bejana kromatografi dan fase gerak diletakkan di bagian bawah bejana Sastrohamidjojo, 1985a; Gritter, et al., 1991. 2. Menurun Pemisahan zat dengan cara kromatografi kertas menurun dilakukan dengan membiarkan fase gerak merambat turun pada kertas kromatografi Depkes, 1979a. Bejana yang digunakan berukuran lebih besar terbuat dari gelas, platina atau logam tahan karat yang ditutup bagian atasnya untuk mencegah penguapan dari pelarut, juga dilengkapi dengan wadah pelarut yang dipasang pada penopang. Kertas kromatografi dicelupkan ke dalam pelarut dan diberi penahan dari batang gelas agar tidak terlepas Gritter, et al., 1991; Sastrohamidjojo, 1985a. 3. Mendatar Pada metode ini, kertas dibentuk bulat dan di tengahnya diberi lubang sebagai tempat untuk meletakkan sumbu yang terbuat baik dari gulungan kertas atau benang. Fase gerak akan naik, membasahi kertas dan merambat melingkar membawa senyawa yang dipisahkan Sastrohamidjojo, 1985a. Keuntungan dari kromatografi kertas adalah peralatan yang digunakan sederhana dan mudah dalam pelaksanaan pemisahan Harborne, 1987; Sastrohamidjojo, 1985a. Selain itu, keterulangan Rf retordation factor merupakan parameter yang berharga dalam memaparkan senyawa tumbuhan baru Harborne, 1987. Harga Rf = Sastrohamidjojo, 1985a Universitas Sumatera Utara Bilangan Rf diperoleh dengan mengukur jarak antara titik awal dan pusat bercak yang dihasilkan senyawa dibagi dengan jarak antara titik awal dan garis batas pengembang. Bilangan ini terletak antara 0,01 dan 0,99 Harborne, 1987.

2.5 Spektrofotometri Ultraviolet