Bagan kerja Uji Kemurnian senyawa Flavonoid Hasil Kromatografi Kertas Preparatif
Di KKt satu arah fase gerak - BAA
- Forestal
- As. Asetat 50
- As. Asetat 15
- As. Klorida 1
Di KKt dua arah FG I BAA, As Asetat
50 FG II Forestal, As.
Asetat 50 PN AlCl
3
5
3.12 Identifikasi Senyawa Hasil Isolasi
Identifikasi senyawa isolat dilakukan dengan spektrofotometer ultraviolet menggunakan pereaksi geser shift reagent Markham, 1988; Mabry, 1970.
Cara kerja: i. Isolat dilarutkan dalam MeOH larutan isolat, dimasukkan kedalam kuvet
dan kemudian diukur spektrumnya. Setelah diukur spektrumnya dalam MeOH, ditambahkan tiga tetes larutan NaOH 2 N kedalam kuvet dan diukur
spektrumnya, kemudian setelah lima menit diukur kembali spektrumnya. ii. Larutan isolat ditambahkan enam tetes pereaksi AlCl
3
5 dicampur dan diukur spektrumnya. Selanjutnya ditambahkan tiga tetes HCl 6 N, dicampur
dan diukur spektrumnya. Isolat murni
Isolat
Kromatogram
Universitas Sumatera Utara
iii. Larutan isolat ditambahkan serbuk NaOAc hingga kira-kira 2 mm lapisan NaOAc pada dasar kuvet, dicampur lalu diukur spektrum. Ke dalam kuvet
ditambahkan H
3
BO
3
kira-kira setengah dari NaOAc, dicampur, kemudian diukur spektrum NaOAcH
3
BO
3
.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Identifikasi Tumbuhan
Hasil identifikasi tumbuhan yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi, LIPI Bogor, hasilnya disebutkan tumbuhan yang
digunakan adalah bawang sabrang Eleutherine palmifolia L. Merr suku Iridaceae. Hasilnya identifikasi tumbuhan bawang sabrang dapat dilihat pada
Lampiran 1 halaman 60.
4.2 Hasil Pemeriksaan Makroskopik dari Umbi Bawang Sabrang
Hasil pemeriksaan makroskopik umbi dari tumbuhan bawang sabrang segar berbentuk bulat telur memanjang, berwarna merah dan tidak berbau, serta
berasa pahit. Umbi lapis terdiri dari 5-6 lapisan dengan pangkal daun di tengahnya dan biasanya memiliki panjang 4-5 cm dan diameter 1-3 cm, hasil ini sama
dengan tertera pada Heyne 1987 dan Depkes 1989. Gambar tumbuhan, umbi dan simplisia umbi bawang sabrang dapat dilihat pada Lampiran 2 halaman 61.
4.3 Hasil Pemeriksaan Karakteristik Simplisia
Hasil pemeriksaan makroskopik simplisia adalah berwarna merah pucat dan sangat rapuh. Pemeriksaan karakterisasi serbuk simplisia umbi dari tumbuhan
bawang sabrang Eleutherine palmifolia L. Merr diperoleh kadar air sebesar 8.98 menunjukkan serbuk simplisia memenuhi persyaratan penetapan kadar air
yaitu tidak boleh lebih dari 10 Depkes, 1980 tujuannya untuk mengetahui
Universitas Sumatera Utara
batasan minimal kandungan air simplisia karena air merupakan media yang baik untuk pertumbuhan jamur dan mikroba. Kadar sari yang larut dalam air sebesar
8.03 menunjukkan serbuk simplisia memenuhi persyaratan yaitu lebih besar dari 4 Depkes, 1980, tujuannya untuk mengetahui kandungan senyawa kimia yang
bersifat polar. Kadar sari yang larut dalam etanol sebesar 9.54 menunjukkan serbuk
simplisia memenuhi persyaratan yaitu lebih dari 2 Depkes, 1980, tujuannya untuk mengetahui kandungan senyawa kimia terutama untuk senyawa yang larut
dalam air maupun etanol. Kadar abu total sebesar 4.41 tidak memenuhi persyaratan MMI, yaitu kurang dari 1 Depkes, 1980, tujuannya untuk
mengetahui mineral dan juga cemaran logam pada simplisia. Kadar abu total tidak memenuhi persyaratan karena umbi bawang sabrang yang digunakan sebagai
sampel diperoleh dari dalam tanah, dimana tingginya kadar logam didalam tanah unsur-unsur hara sehingga terjadi kontaminasi terhadap umbi. Untuk
mengurangi jumlah kontaminasi dapat dilakukan pengupasan kulit terluar. Kadar abu larut dalam asam sebesar 0.84 ini menunjukkan serbuk
simplisia memenuhi persyaratan yaitu lebih kecil dari 1.5 Depkes, 1980, tujuannya untuk mengetahui bahan-bahan yang tidak larut asam. Perhitungan hasil
karakterisasi simplisia dapat dilihat pada Lampiran 3-7 halaman 62-66. Hasil pemeriksaan karakterisasi dari serbuk simplisia umbi bawang sabrang terlihat
pada Tabel 4.1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1. Hasil Karakterisasi Serbuk Simplisia Umbi Bawang Sabrang
No Uraian Hasil
Persyaratan MMI 1
Kadar air 8,98
≤ 10 2
Kadar sari yang larut dalam air 8,03
≥ 4 3
Kadar sari yang larut dalam etanol 9,63
≥ 2 4
Kadar abu total 4,32
≤ 1 5
Kadar abu yang tidak larut dalam asam 0,84
≤ 1,5
Pada serbuk simplisia umbi bawang sabrang yang ditambah dengan pereaksi Dragendorff memberikan warna jingga kecoklatan, dengan pereaksi
Bouchardat memberikan warna kuning kecoklatan, sedangkan dengan pereaksi Mayer terbentuk adanya kekeruhan dan endapan putih, menunjukkan adanya
senyawa alkaloid. Penambahan serbuk Mg ditambahkan dengan asam klorida pekat memberikan warna merah dan serbuk Zn dengan asam klorida pekat
memberikan warna merah, menunjukkan adanya senyawa flavonoid. Glikosida ditunjukkan dengan penambahan pereaksi Molish dan asam sulfat pekat dimana
terbentuk cincin ungu, sedangkan dengan penambahan Fehling A dan Fehling B sama banyak terbentuk endapan berwarna merah bata. Saponin menghasilkan
busa yang stabil dan tidak hilang dengan penambahan HCl 2 N. Pemeriksaan antrakuinon glikosida terbentuk warna merah pada lapisan air, sedangkan lapisan
benzen berwarna kuning menunjukkan adanya antrakuinon glikosida. Glikosida sianogenik diperiksa dengan kertas saring yang dibasahi dengan pereaksi natrium
pikrat hasilnya terbentuk warna merah yang menunjukkan glikosida sianogenik. Penambahan FeCl
3
1 memberikan warna biru hijau yang menunjukkan adanya
Universitas Sumatera Utara
senyawa tanin. Penambahan Pereaksi Liebermann-Burchard memberikan warna ungu kemerahan menunjukkan triterpenoid. Hasil skrining fitokimia serbuk
simplisia umbi bawang sabrang dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Hasil Skrining Fitokimia Serbuk Simplisia Umbi Bawang Sabrang
No Skrining Pereaksi
Hasil warnaendapan 1
Alkaloid Filtrat + Dragendorff
Filtrat + Bouchardat Filtrat + Mayer
Depkes, 1995 + jingga kecoklatan
+ kuningkecoklatan + kekeruhan dan
endapan putih 2
Flavonoid Filtrat + serbuk Zn + asam
klorida pekat Filtrat + serbuk Mg + asam
klorida pekat Depkes, 1989
+ merah + merah
3 Glikosida
Serbuk simplisia + etanol + air direfluks lalu disaring +
Molish+ H
2
SO
4p
Fehling A + Fehling B Depkes, 1995
+ cincin ungu + endapan merah bata
4 Saponin
Serbuk simplisia+air panasdikocok +HCl 2 N
Depkes, 1995 + busa
5 Antrakuinon
glikosida Serbuk simplisia + asam
sulfat 2N dipanaskan + benzen + NaOH 2 N
Depkes, 1989 + merah
6 Sianogenik
glikosida Serbuk simplisia
dimasukkan dalam erlenmeyer lalu dilarutkan
dengan air, kertas saring dibasahi dengan Natrium
pikrat Depkes, 1989
+ merah
7 Tanin
Filtrat + FeCl
3
1 Farnsworth, 1966
+ biru hijau 8
TerpenoidSteroid Filtrat + H
2
SO
4p
+Asam asetat anhidrida pada pelat
tetes Harborne, 1987 + ungu kemerahan
Universitas Sumatera Utara
Keterangan : + = mengandung golongan senyawa. 4.4 Hasil Ekstraksi dan Isolasi
Berat basah sebanyak 5190 g setelah dikeringkan diperoleh berat kering 2270 g. Ekstraksi serbuk simplisia dilakukan dengan cara maserasi menggunakan
pelarut etanol 80, hasilnya diperoleh 129.796 g ekstrak etanol dari 1300 g serbuk simplisia. Hasil ekstraksi cair-cair dari ekstrak etanol difraksinasi dengan
n-heksan:air 1:1 dimana senyawa-senyawa yang bersifat nonpolar berada pada lapisan n-heksan dan senyawa polar berada pada lapisan air, diperoleh fraksi
n-heksan kemudian fraksi air difraksinasi dengan kloroform:air 1:1, dimana senyawa-senyawa yang bersifat semi polar berada pada lapisan kloroform dan
senyawa polar berada pada lapisan air, diperoleh fraksi kloroform sedangkan fraksi air difraksinasi dengan etilasetat, dimana diharapkan senyawa flavonoid
tersari sempurna, hasilnya diperoleh 2.82 g fraksi etilasetat dari 24 g ekstrak etanol.
4.5 Hasil Analsisis Fraksi Etilasetat dengan cara Kromatografi Kertas KKt