a Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam alkali, garam-garam, bahan-bahan organik atau bahan lain yang dapat merusak
daripada beton. b Apabila dipandang perlu maka contoh air dapat dibawa ke Laboratorium
Penyelidikan Bahan untuk mendapatkan pengujian sebagaimana yang dipersyaratkan.
c Jumlah air yang digunakan adukan beton dapat ditentukan dengan ukuran berat dan harus dilakukan setepat-tepatnya.
Air yang berlebihan akan menyebabkan banyaknya gelembung air setelah proses hidrasi selesai, sedangkan air yang terlalu sedikit akan menyebabkan proses
hidrasi tidak seluruhnya selesai. Sebagai akibatnya batako yang dihasilkan akan kurang kekuatannya.
Adapun hukum perbandingan air semen dari Abrams, sebagai berikut : “Pada bahan-bahan beton dan keadaan pengujian tertentu, jumlah air campuran yang
dipakai menentukan kekuatan beton, selama campuran cukup plastis dan dapat dikerjakan” Murdock,L.J.,1991.
Hukum ini memberikan arti, bahwa beton yang dipadatkan sempurna dengan agregat yang baik dan pada kadar semen tertentu, kekuatannya tergantung pada
perbandingan air semen. Maka bukan perbandingan jumlah air terhadap total semen + agregat halus material yang menentukan, melainkan hanya perbandingan antara air
dan semen pada campuran yang menentukan.
2.5 Bahan Campuran
Bahan campuran adalah bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam campuran batako selain semen, agregat dan air pada saat atau selama pencampuran berlangsung.
Bahan campuran digunakan untuk memodifikasi sifat dan karakteristik dari batako misalnya untuk dapat dengan mudah dikerjakan, penghematan, atau untuk tujuan lain
seperti penghematan energi.
Universitas Sumatera Utara
Di Indonesia bahan campuran telah banyak dipergunakan. Manfaat dari penggunaan bahan campuran ini perlu dibuktikan dengan menggunakan agregat dan
jenis semen yang sama dengan bahan yang akan dipakai di lapangan. Dalam hal ini bahan yang dipakai sebagai bahan campuran harus memenuhi ketentuan yang
diberikan oleh SNI.
Secara umum bahan campuran yang digunakan dalam beton dapat dibedakan menjadi dua yaitu bahan campuran yang bersifat kimiawi chemical admixture dan
bahan campuran yang bersifat mineral additive. Bahan campuran kimia merupakan bahan campuran yang lebih banyak mengubah perilaku beton saat pelaksanaan
pekerjaan, jadi dapat dikatakan bahwa bahan campuran kimia lebih banyak digunakan untuk memperbaiki kinerja pelaksanaan. Sedangkan bahan campuran mineral
merupakan bahan campuran yang lebih banyak bersifat penyemenan, jadi bahan campuran aditif lebih banyak digunakan untuk perbaikan kinerja kekuatannya.
Jenis bahan campuran kimia yang utama pada beton atau batako : 1.
bahan campuran pengurang air water-reducing admixture 2.
bahan campuran penghambat pengikatan retarding admixture 3.
bahan campuran pemercepat pengikatan accelerating admixture 4.
bahan campuran pengurang air dan pengontrol pengeringan water reducing and retarding admixture
5. bahan campuran pengurang air dan pemercepat pengikatan water reducing
and accelerating admixture 6.
bahan campuran pengurang air dengan kadar tinggi water reducing, high range admixture
7. bahan campuran pengurang air dan penghambat ikatan dengan kadar tinggi
water reducing, high range retarding admixture. Mulyono,T.,2004.
Pada saat ini, bahan campuran mineral lebih banyak digunakan untuk memperbaiki kinerja tekan beton atau batako. Beberapa bahan campuran mineral ini
adalah pozzollan, fly ash, slag, silica fume, dan abu jerami padi.
Universitas Sumatera Utara
Penambahan bahan campuran dalam campuran beton atau batako tidak mengubah komposisi yang besar dari bahan yang lainnya, karena penggunaan bahan
campuran ini cenderung merupakan pengganti atau substitusi dari dalam campuran batako itu sendiri.
2.6 Padi