4.3.2 Analisa Penentuan Kategori Kecelakaan Kerja
Dari data kecelakaan kerja yang diperoleh selama tahun 2010, terjadi 7 tujuh kecelakaan di PT. Iga Abadi. Dari ketiga kecelakaan tersebut semuanya
termasuk dalam kategori kuning. Karena telah terjadi kecelakaan kerja dalam kategori Kuning, maka secara keseluruhan ditentukan bahwa kategori kecelakaan
kerja di PT. Iga Abadi tahun 2010 adalah termasuk kategori kuning. Suatu kecelakaan kerja dikategorikan hijau bila kecelakaan tersebut tidak menyebabkan
pekerja kehilangan hari kerjanya. Walaupun pada kenyataannya pekerja tersebut kehilangan beberapa jam kerja dikarenakan mendapat perawatan medis sederhana
atau pertolongan pertama, namun karena pekerja tersebut kembali mengerjakan tugas regulernya setelah terjadinya kecelakaan maka tidak ada hari kerja yang
hilang yang dihitung. Sedangkan suatu kecelakaan kerja dikategorikan kuning apabila kecelakaan
tersebut membutuhkan perawatan medis yang intensif, sehingga pekerja harus meninggalkan tugas regulernya selama satu hari kerja penuh atau lebih
mengakibatkan hari kerja hilang. Namun kecelakaan fatal dan cacat seumur hidup tidak dikategorikan sebagai kasus hilangnya hari kerja, karena
sesungguhnya pekerja tersebut tidak akan bekerja lagi. Untuk kasus tersebut dikategorikan dalam kategori merah.
Dari ketiga kecelakaan kerja yang terjadi di PT. Iga Abadi., semuanya disebabkan oleh perilaku pekerja yang membahayakan. Yang pertama adalah
kasus kecelakaan yang terjadi tanggal 12 februari 2010 saat memasukkan kayu kemesin moulding sehingga jari tangan kiri luka sobek . Pada kecelakaan yang
kedua terkena mesin
jumping crousout
tangan tersangkut dan mengakibatkan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
tangannya terseret mengikuti kayu yang akan masuk kemesin sehingga jari kiri tangan retak. Pada kasus ini perilaku pekerja karena belum mengerti akan SOP
Standart Operating Procedure ketika bekerja tidak melepas gelang ditangan sehingga menyangkut pada kayu dan mengakibatkan jarinya terluka. Serta
pekerja tersebut tidak menggunakan sarung tangan sebagai antisipasi untuk mengurangi dampak akibat kecelakaan kerja. Pada kasus ketiga terjadi tanggal 11
Agustus 2010 terkena mesin
single rip saw
sehingga jari tangan terluka gores dan mengalami bengkak. Pada kasus ini perilaku pekerja yang kurang hati – hati, ia
tidak fokus terhadap apa yang dikerjakannya sehingga terjadilah kecelakaan yang mengakibatkan jarinya tergores. Sedangkan yang terjadi terkena mesin
jumping crousout
mengakibatkan jari retak yang mengalami luka yang cukup berat dibandingkan luka yang lainya . Pada kasus ini perilaku pekerja yang tidak
mentaati standart operasi kerja yang tidak menggunakan sarung tangan sangat berbahaya dan sangat dilarang.
Dengan demikian ketiga kecelakaan tersebut dapat dicegah agar tidak terulang kembali dengan cara meningkatkan kedisiplinan pekerja dan memelihara
tempat kerja agar selalu dalam kondisi aman dan nyaman untuk bekerja.
4.3.3 Analisa Penentuan Risk Level Tingkat Implementasi Program K3