Analisa Penentuan Risk Level Tingkat Implementasi Program K3 Analisa dari Identifikasi dan Pengkategorian Hazards

tangannya terseret mengikuti kayu yang akan masuk kemesin sehingga jari kiri tangan retak. Pada kasus ini perilaku pekerja karena belum mengerti akan SOP Standart Operating Procedure ketika bekerja tidak melepas gelang ditangan sehingga menyangkut pada kayu dan mengakibatkan jarinya terluka. Serta pekerja tersebut tidak menggunakan sarung tangan sebagai antisipasi untuk mengurangi dampak akibat kecelakaan kerja. Pada kasus ketiga terjadi tanggal 11 Agustus 2010 terkena mesin single rip saw sehingga jari tangan terluka gores dan mengalami bengkak. Pada kasus ini perilaku pekerja yang kurang hati – hati, ia tidak fokus terhadap apa yang dikerjakannya sehingga terjadilah kecelakaan yang mengakibatkan jarinya tergores. Sedangkan yang terjadi terkena mesin jumping crousout mengakibatkan jari retak yang mengalami luka yang cukup berat dibandingkan luka yang lainya . Pada kasus ini perilaku pekerja yang tidak mentaati standart operasi kerja yang tidak menggunakan sarung tangan sangat berbahaya dan sangat dilarang. Dengan demikian ketiga kecelakaan tersebut dapat dicegah agar tidak terulang kembali dengan cara meningkatkan kedisiplinan pekerja dan memelihara tempat kerja agar selalu dalam kondisi aman dan nyaman untuk bekerja.

4.3.3 Analisa Penentuan Risk Level Tingkat Implementasi Program K3

Telah ditentukan pada bab sebelumnya bahwa kategori tingkat implementasi program K3 adalah kuning dan kategori kecelakaan kerja adalah kuning, maka berdasar gambar 2.1. level tingkat implementasi program K3 di PT. Iga Abadi. berada pada level 2 cukup aman. Dapat dilihat pada gambar 2.1. level ini mengindikasikan bahwa proses implementasi kurang baik karena tingkat Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. implementasi telah berada pada kategori kuning. Namun demikian ada yang masih perlu dibenahi pada program penggunaan APD.

4.3.4 Analisa dari Identifikasi dan Pengkategorian Hazards

Identifikasi sumber bahaya hazards dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung observasi terhadap sumber – sumber bahaya yang tampak bahaya fisik, mekanis, kimia, ergonomi, dan lingkungan sekitar maupun bahaya yang tidak tampak bahaya tingkah laku di PT. Iga Abadi. dan melakukan wawancara dengan beberapa karyawan serta pihak HS Healthy Safety. Hazards yang telah diidentifikasi kemudian dikategorikan dengan menggunakan acuan tabel 2.4. Parameter yang digunakan untuk menentukan kategori dari suatu hazards adalah severity luas dampak yang ditimbulkan dan probability peluang terjadinya kecelakaan. Dari penilaian tersebut didapatkan sumber bahaya hazards yang termasuk dalam kategori high risk beresiko tinggi ada 1 satu yaitu kegiatan mengoperasikan mesin jumping crousout. Mengoperasikan jumping crousout dikategorikan beresiko tinggi karena diantara semua mesin yang dimiliki PT. Iga Abadi mesin jumping crousout yang paling besar ukurannya dan untuk pengoperasiannya harus dibantu dengan seorang operator dan setiap operator yang mengoperasikan mesin ini dituntut untuk lebih fokus terhadap pekerjaan di stasiun ini karena jika tidak fokus dan tidak mematuhi standart operasi prosedur dapat mengakibatkan luka pada tangan operator yang mengoperasikannya serta dampaknya yang dapat menimbulkan kecelakaan fatal yaitu luka pada tangan bahkan bisa mengakibatkan kecacatan sebagian tubuh. Oleh karena itu nilai dari Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. severity dari sumber bahaya hazards ini dikategorikan Fatal dapat menyebabkan kecacatan. Dan nilai dari probability adalah 3 mungkin dapat terjadi, karena pada sisi-sisi mesin jumping crousout tidak dilengkapi cara-cara pengoperasiannya sehingga setiap operator yang akan mengoperasikannya harus melakukan training terlebih dahulu agar dapat mengerti akan bahayanya mesin tersebut dan dapat mengoperasikannya secara maksimal dan juga hati-hati. Karena memiliki probability mungkin dapat terjadi maka sumber bahaya hazards ini dikategorikan beresiko tinggi high risk, karena nilai risk levelnya-nya 2. Pencegahan lain yang telah dilakukan yaitu dengan memasang tanda peringatan bahaya, seperti bahaya ledakan, dilarang merokok. Namun secara umum interaksi dengan mesin-mesin, peralatan produksi dan lingkungan sekitar beresiko timbulnya kecelakaan kerja. Bentuk kecelakaan kerja yang secara umum bisa berupa terluka, terjepit, keracunan gas, tergores, terpotong pisau, tersengat listrik, terpeleset, kurangnya indera pendengaran maupun penglihatan, bahkan paling fatal kematian dan lain-lain. Pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan menginstruksikan kehati-hatian dalam bekerja, serta berdisiplin tinggi. Metode pencegahan lain adalah berasal dari pekerja sendiri. Saat mengikuti training, pekerja harus memperhatikan simulasi “bekerja dengan baik” secara sungguh-sungguh saat terjun dilapanganbekerja sehingga mereka mengerti akan karakteristik mesin atau lingkunan yang dihadapi. Serta menjalankan SOP Standart Operating Procedure akan dapat meminimalkan bahkan menghilangkan kecelakaan kerja untuk mewujudkan program dari zero accident . Solusi pencegahan dari sumber-sumber bahaya yang telah diidentifikasi Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. kemudian diambil beberapa tindakan pencegahan, agar tidak sampai terjadi dan mengakibatkan kecelakaan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan data – data dan analisa dan pengolahan data yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pencapaian Tingkat keberhasilan implementasi program K3 di PT. Iga Abadi sebesar 82 , sehingga termasuk dalam kategori kuning. Yang berarti bahwa pencapaian dari tingkat keberhasilan implementasi program K3 masih belum mencapai target yang maksimal. 2. Usulan perbaikan dan pencegahan kecelakaan kerja di PT. Iga Abadi adalah dengan mengadakan training produksi, menjalankan SOP dengan baik, menggunakan APD alat pelindung diri dengan baik eye glass, glove, masker dan juga menggunakan hand lift untuk mengengkat barang dan menurunkan barang yang berat serta Training “material handling” 5.2. Saran Setelah melakukan penelitian di PT. Iga Abadi, maka saran yang dapat diberikan adalah : 1. Hendaknya pembenahan dilakukan pada implementasi penggunaan APD, dan inspeksi karena masih pada nilai rata- rata implementasi yang rendah dengan kategori kuning. 2. Hendaknya dilakukan pengontrolan controlling pelaksanaan program, pengawasan supervisi, dan penegakan disiplin penggunaan APD Alat Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.