Perilaku Sistem Kontrol smk12 TeknikListrikIndustri Siswoyo

Teknik Pengaturan Otomatis 12-10 Selain itu, mikrokontroler digunakan sebagai pengaturnya, dan motor stepper difungsikan untuk menggerakkan rodanya. Cara kerjanya adalah sebagai berikut. Robot berjalan dalam arah lurus ke depan, jika sensor depan mendeteksi adanya penghalang, maka sensor samping kiri dan kanan akan mendeteksi ada atau tidak penghalang. Jika di kiri tidak ada penghalang, maka robot berbelok ke kiri, sebaliknya jika penghalangnya di kiri, maka dia berbelok ke kanan. Sedangkan jika penghalang juga berada di kiri dan kanan, maka robot bergerak mundur. Diagram blok sederhana untuk menggambarkan sistem tersebut diperlihatkan pada gambar 12.12.

12.3. Perilaku Sistem Kontrol

Ada dua tipe perilaku sistem kontrol, yaitu statis dan dinamis. Perilaku statis sistem kontrol diperlihatkan oleh hubungan linier antara variabel yang dikontrol dengan perubahan variabel termanipulasinya, sedangkan perilaku dinamis ditandai oleh respon sistem kontrol terhadap inputnya. Sebagai contoh, gambar 12.13 memperlihatkan sistem kontrol pada Generator arus searah dengan variabel yang dikontrol berupa tegangan dan variabel termanipulasinya arus eksitasi pada lilitan medannya. Gambar 12.13a adalah diagram rangkaiannya sedangkan gambar 12.13b memperlihatkan karakteristik statis dari sistem kontrol pada Generator tersebut. kontroler driver motor stepper komparator sensor jarak ultrasonik jalur path yang diinginkan mikrokontroler motor stepper jalur sebenarnya Gambar 12.12 kontrol otomatis pada mobile robot Di unduh dari : Bukupaket.com Teknik Pengaturan Otomatis 12-11 Gambar 12.13 Perilaku statis Generator Arus Searah Untuk setiap nilai arus yang dihasilkan oleh Generator, hubungan antara arus eksitasi dan tegangan keluaran digambarkan dengan garis lurus persamaan linier seperti diperlihatkan pada gambar 11.14. Gambar 12.14 Hubungan tegangan fungsi arus Perilaku statis dari sistem kontrol dinyatakan dengan koefisien transfer K s , yaitu angka yang menunjukkan perbandingan antara perubahan nilai variabel yang dikontrol x dengan perubahan nilai variabel termanipulasi y. Di unduh dari : Bukupaket.com Teknik Pengaturan Otomatis 12-12 Secara grafis, hubungan tersebut diperlihatkan pada gambar 12.15. Gambar 12.15 Perubahan Tegangan fungsi Arus Eksitasi Dari grafik tersebut, koefisien transfer dinyatakan dengan rumus : y x K S = Contoh : Sebuah pemanas listrik memerlukan arus dari 5 A sampai 7 A untuk menghasilkan suhu dari 80 o C sampai 100 o C. Hitung koefisien transfer dari sistem tersebut. Jawab : A K A A C C y x K S 10 5 7 80 100 = − − = = Sedangkan perilaku sistem dinamis ditinjau dari respon sistem yang dikontrol terhadap input berbentuk tangga step. Input berasal dari variabel termanipulasi, sedangkan respon sistemnya berupa variabel yang dikontrol. Gambar 11-16 memperlihatkan respon sistem dan simbolnya. Gambar 12.16 Sistem PT Di unduh dari : Bukupaket.com Teknik Pengaturan Otomatis 12-13 Berdasarkan bentuk responnya, ada lima klasifikasi sistem kontrol, yaitu 1. Sistem kontrol tanpa waktu tunda PT , 2. Sistem kontrol waktu tunda satu langkah PT 1 , 3. Sistem kontrol waktu tunda dua langkah PT 2 , 4. Sistem kontrol waktu tunda banyak PT n , dan 5. Sistem kontrol dengan waktu mati dead time. P pada penamaan sistem tersebut berarti proporsional, artinya bentuk sinyal reponnya sebanding dengan bentuk sinyal inputnya. Sedangkan T berindeks berarti waktu tunda respon terhadap inputnya. Waktu tunda adalah waktu yang dibutuhkan oleh respon sistem untuk mencapai bentuk inputnya. T T-nol artinya tidak ada waktu tunda pada respon sistem, sehingga untuk sistem PT begitu input diberikan pada sistem atau sistem dijalankan, respon sistem langsung mengikuti bentuk inputnya. T 1 berarti waktu tunda responnya tingkat satu, T 2 berarti waktu tunda responnya tingkat dua, dan seterusnya. Secara umum, semakin besar tingkat waktu tundanya semakin lambat respon output terhadap inputnya. Bentuk respon sistem PT diperlihatkan pada gambar 12.16a . Pada gambar tersebut terlihat sistem merespon inputnya secara langsung tanpa ada selang waktu. Simbol sistem PT diperlihatkan pada gambar 12.16b . Terlihat bahwa pada sistem PT , nilai output langsung mengikuti nilai inputnya tanpa penundaan waktu. Sebagai contoh dari sistem ini adalah pengaturan arus kolektor suatu transistor bipolar dengan input arus basisnya. Sementara sistem PT 1 diperlihatkan pada gambar 12.17 . Model fisik dari sistem PT 1 menggambarkan sebuah proses pemanasan air dengan mengalirkan uap panas pada sebuah tangki melalui operasi buka tutup katup. Tujuan pengaturannya adalah air diinginkan memiliki suhu tertentu. Gambar 12.17 Model fisik PT1 Di unduh dari : Bukupaket.com Teknik Pengaturan Otomatis 12-14 Pada saat katup dibuka untuk mengalirkan uap panas ke dalam tangki, proses pemanasan mulai berlangsung. Suhu air bertambah seiring dengan banyaknya uap panas yang mengalir ke dalam tangki. Perubahan suhu air dalam tangki mengikuti grafik pada gambar 12.18a. Pada grafik tersebut, x menyatakan suhu air setiap saat, sedangkan y menandai suhu air yang diinginkan. Perubahan suhu air berlangsung lambat dan mengikuti bentuk eksponensial dengan konstanta waktu T s . Simbol sistem PT 1 diperlihatkan pada gambar 12.18b. Terlihat bahwa nilai outputnya mencapai atau mengikuti nilai inputnya dalam waktu tertentu waktu tunda. Contoh lain dari sistem PT 1 adalah kumparan, karena jika tegangan diberikan pada kumparan, arus yang muncul mengikuti bentuk eksponensial seperti pada gambar 12.18a. Radiator pemanas ruang dengan uap pemanas merupakan contoh sistem PT 2 diperlihatkan pada gambar 12.19. Gambar 12.19 Model Sistem Kontrol PT 2 Model radiator dengan saluran masuk uap panas melalui katup dan dilengkapi saluran keluar udara dari radiator tersebut. Prinsip pengaturannya sama dengan pemanasan air, yaitu diharapkan radiator tersebut memiliki suhu akhir tertentu. Pada saat katup uap panas dibuka maka proses pemanasan mulai berlangsung. Adanya saluran keluar yang tidak dilengkapi katup menyebabkan suhu dalam radiator tidak mengalami perubahan, seolah-olah uap panas yang masuk langsung dibuang melalui saluran keluar. Kondisi ini berlangsung dalam rentang waktu tertentu yang disebut waktu mati deadtime T u . Gambar 12.18 Respon Kontrol PT1 Di unduh dari : Bukupaket.com Teknik Pengaturan Otomatis 12-15 Apabila proses pemasukan uap panas terus berlangsung, maka perubahan suhu dalam radiator mengikuti pola grafik pada gambar 12.20 . Suhu akhir diperoleh dalam selang waktu tertentu yang disebut waktu menetap settling time T g . Adanya dua parameter waktu tunda T u dan T g menyebabkan sistem ini disebut sistem PT 2 . Simbol sistemnya diperlihatkan pada gambar 12.20b . Dapat dilihat pada simbol itu, bahwa output sistem mulai merespon setelah beberapa saat waktu mati dan mencapai inputnya setelah selang waktu tertentu waktu menetap. Contoh lain dari sistem PT 2 ini adalah motor arus searah dengan magnet permanen, dimana kecepatannya diatur melalui perubahan arus jangkar. Sistem ini memiliki dua konstanta waktu, satu untuk lilitan jangkar dan yang lainnya untuk mempercepat bagian jangkar. Sementara itu, sistem PT n adalah sistem dengan respon yang sangat lambat dibandingkan dengan dua sistem terdahulu. Kalau sistem PT 1 waktu tundanya mungkin berkisar dalam satuan milidetik dan sistem PT 2 waktu tundanya dalam kisaran puluhan milidetik, maka waktu tunda untuk sistem PT n mungkin berkisar dalam satuan detik sampai puluhan detik. Secara grafik, bentuk respon untuk sistem PT n sama dengan sistem PT 2 yaitu memiliki dua konstanta waktu seperti diperlihatkan pada gambar 12.21. Perbedaannya terletak pada kisaran waktu tunda dalam satuan puluhan detik. Misalnya dalam suatu sistem kontrol ada enam komponen yang terlibat dalam proses pengaturan dan masing-masing menyumbang waktu tunda terhadap sistem maka sistemnya disebut sistem PT 6 . Gambar 12.20 Respon sistem PT 2 Gambar 12.21 Respon kontrol PT n Di unduh dari : Bukupaket.com Teknik Pengaturan Otomatis 12-16 Kelompok lainnya adalah sistem kontrol dengan waktu mati deadtime. Seperti diuraikan sebelumnya, waktu mati didefinisikan sebagai saat ketika sistem tidak merespon inputnya. Jadi output sistem baru muncul setelah waktu mati. Gambar 12.22 memperlihatkan proses pemindahan barang atau bahan di sebuah proses produksi dari satu tempat ke tempat lain melalui ban berjalan. Karena ada waktu yang dibutuhkan oleh barang atau bahan untuk berpindah dari posisi semula ke posisi akhir, maka ada rentang waktu kosong deadtime sebelum output sistem – dalam hal ini awal proses di bagian berikutnya – terjadi. Gambar 12.22 Model Dead Time . Secara grafik, respon sistem kontrol yang memiliki waktu mati diperlihatkan pada gambar 12.23a . Terlihat bahwa output baru muncul x setelah waktu mati T t dari waktu awal inputnya y. Sedangkan simbol sistem kontrol dengan waktu mati diperlihatkan pada gambar 12.23b. Gambar 12.23 Respon Kontrol Deadtime Di unduh dari : Bukupaket.com Teknik Pengaturan Otomatis 12-17

12.4. Tipe Kontroler