Konsep Tampilan Konsep Ruang Dalam Konsep Ruang Luar

115

5.2.2. Konsep Tampilan

Bangunan Sasadu memiliki proporsi yang berbeda-beda mulai dari atap, badan, dan juga alas kaki bangunan. Bangunan Sasadu memiliki proporsi atap yang lebih tinggi dari pada badan dan alas kakinya, seperti terlihat pada gambar 5.12. dibawah ini. Mengacu kepada bangunan Sasadu, Gedung DPRD Kabupaten Halmahera Selatan juga memiliki komposisi bangunan yang memiliki atap lebih tinggi dan dominan dari pada badan dan alasnya kakinya. Seperti terlihat pada gambar 5.13. dibawah ini. Atap bangunan Sasadu memiliki dimensi 1,5 x lebih tinggi dari pada badan dan alas banngunan. Badan banngunan Sasadu lebih kecil dari pada atapnya dan tidak memiliki dinding masif . Gambar 5.12. Proporsi Bangunan Sasadu Atap Gedung DPRD memiliki dimensi yang lebih tinggi dari pada badan gedung. Badan Gedung DPRD lebih kecil dari pada atapnya. Gambar 5.13. Proporsi Gedung DPRD Kabupaten Halmahera Selatan 116

5.2.3. Konsep Ruang Dalam

Kosep sirkulasi ruang yang digunakan pada rancangan Gedung DPRD kabupaten Halmahera Selatan menggunakan sirkulasi Linier atau searah, seperti terlihat pada gambar 5.14. dibawah ini. Konsep interior ruang tetap mengacu pada metode rancang yaitu “Tangible Metaphor” dari bangunan Sasadu yaitu menggunakan elemen-elemen material alam yang terdapat pada bangunan Sasadu. Unsur kayu yang merupakan unsur dominan yang ada pada bangunan Sasadu menjadi penyelesaian dalam merancang interior gedung, seperti terlihat pada gambar 5.15. dibawah ini. Gambar 5.15. Interior Ruang Sidang Paripurna Sirklasi ruang Linier pada bangunan Sasadu Sirklasi ruang Linier diaplikasikan pada rancangan : Sirkulasi Anggota DPRD : Sirkulasi Sekwan Gambar 5.14. Sirkulasi Ruang 117

5.2.4. Konsep Ruang Luar

Gedung DPRD merupakan pusat dari semua kegiatan para anggota DPRD dan juga Sekwan. Perletakan Gedung DPRD di tengah site sebagaimana posisi Bangunan Sasadu yang perletakannya juga berada di tengah perkampungan agar mudah diteemui. seperti terlihat pada gambar 5.16. disamping ini. Site Gedung DPRD berada tepat pada jalan utama yang terdapat pada kawasan pemerintahan. Penempatan pintu masuk dan keluar site utama berada pada jalan primer yaitu pada Jl. Alteri Sekunder dan pada jalan sekunder yaitu pada Jl. Kolektor Sekunder digunakan sebagai alternatif masuk dan keluar site bagi para Anggota DPRD dan Sekwan, seperti terlihat pada gambar 5.17. dibawah ini. Kebiasaan masyarakat setempat pada dasarnya lebih sering menghabiskan waktu mereka dikebun mereka masing-masing. Masyarakat setempat akan berkumpul pada bangunan Sasadu apabila ada acara adat, dan lain-lain. Dengan demikian ruang terbuka hijau yang diperuntukan sebagai tempat bertemunya masyarakat umum Gambar 5.16. Penempatan massa utama Gambar 5.17. Penempatan enterece site out site Massa Utama 118 dengan para anggota DPRD dalam menyampaikan aspirasi mereka disesuaikan dengan kebiasaan masyarakat Halmahera pada umumnya dan Halmahera selatan pada khususnya. Ruang terbuka Hijau juga dimanfaatkan sebagai area olah raga yang dapat di gunakan oleh semua pihak, baik itu anggota DPRD, Sekwan , maupun masyarakat umum, seperti terlihat pada gambar 5.18. dibawah ini. Ruang terbuka umum digunakan sebagai lapangan upacara yang digunakan oleh para Sekwan yang berada tepat didepan Gedung DPRD. Ruang terbuka umum juga digunakan sebagai lahan parkir Gedung DPRD. Konsep ruang luar site gedung DPRD memaksimalkan ruang terbuka hijau yang difungsikan sebagai tempat bertemunya anggota DPRD dengan masyarakat umum dan juga dimanfaatkan sebagai area olah raga yang dapat di gunakan oleh semua pihak, seperti terlihat pada gambar 5.19. disamping ini. Gambar 5.18. Penempatan RTU RTH Gambar 5.19. Zoning Site Ruang Terbuka hijau yang berfungsi sebagai area olahraga dab juga sebagai tempat jajak pendapat dengan masyarakat Ruang Terbuka yang berfungsi sebagai tempat parkir Ruang Terbuka yang berfungsi sebagai lapangan upacara dan juga sebagai tempat parkir Ruang Terbuka yang berfungsi sebagai tempat parkir Ruang Terbuka yang berfungsi sebagai tempat parkir Anggota Dewan 119 Penyelesaian masalah resapan air hujan agar dapat langsung diserap oleh tanah ialah dengan memberikan area hijau berupa taman dan ruang terbuka hijau pada site, selain sebagai area resapan air hujan taman dan ruang terbuka hijau dapat memberikan kesan alami, sejuk, dan rindang. Selain itu juga, ruang terbuka hijau juga dimanfaatkan sebagai tempat bertemunya anggota DPRD dengan masyarakat yang ingin menyampaikan permasalahan mereka. Sedangkan area perkerasan sebagai area pejalan kaki dikombinasikan dengan paving stone sehingga air hujan dapat langsung diserap oleh tanah, seperti terlihat pada gambar 5.20. dibawah ini. Pada area perkerasan sebagai area pedestrian atau area pejalan kaki, lapangan upacara, dan parkir menggunakan material paving stone, material batu ini mempunyai pori dan terdapat nat atau celah pemasangan sehingga air hujan dapat masuk dan meresap kedalam tanah, seperti terlihat pada gambar 5.21. dibawah ini. Gambar 5.20. Area Resapan Gambar 5.21. Penggunaan paving stone pada area pedestrian atau area pejalan kaki, upacara, dan parkir Paving Stone Paving Stone Paving Stone 120

5.2.5. Konsep Struktur dan Material