Perbedaan absolut dari masing-masing data hasil uji diharapkan berada dalam kisaran tingkat kepercayaan konfidensi 95 Anonim, 2008.
Tabel II. Rentang KV yang masih dapat diterima
Analit pada Matrik Sampel
KV 1
2,5 0,001
5 0,000.1 1 ppm
16 0,000.000.1 1 ppb
32
Harmita, 2004. 3.
Linieritas Linieritas dari suatu prosedur analisis merupakan kemampuannya pada
rentang tertentu untuk mendapatkan hasil uji yang secara langsung proporsional dengan konsentrasi jumlah analit di dalam sampel Rohman, 2007. Persyaratan
data linieritas yang bisa diterima jika memenuhi nilai koefisien korelasi r 0,99 Anonim, 2004.
4. Range
Range adalah interval antara kadar terendah sampai kadar tertinggi dari
suatu analit yang masih dapat diukur secara kuantitatif menggunakan metode tertentu yang masih dapat menghasilkan akurasi, presisi dan linieritas yang
mencukupi Biasanya range memiliki satuan yang sama dengan satuan yang digunakan pada metode analisis, misalnya persen atau ppm Anonim, 2007b.
H. Kesalahan dalam Metode Analisis
Kesalahan dalam metode analisis sangat sukar untuk dihilangkan namun sumber kesalahan tetap harus ditekan seminimal mungkin. Kesalahan dalam
analisis kimia dapat dikategorikan menjadi 2 kelas utama, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Kesalahan sistematik
Kesalahan sistematik adalah hasil analisis yang menyimpang secara tetap dari harga kadar yang sebenarnya karena proses pelaksanaan prosedur analisis,
sehingga kesalahan ini disebut juga kesalahan prosedur Mulja dan Suharman, 1995. Kesalahan sistematik dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
a. Kesalahan personil dan operasi. Kesalahan ini disebabkan oleh cara
pelaksanaan analisis, bukan karena metode. Kesalahan operasi umumnya bersifat fisis bukan khemis, misalnya kesalahan pengamatan visual pada
titik akhir titrasi, kekeliruan cara pencucian endapan, dan sebagainya. Jadi kesalahan ini bersifat individual dan sangat dipengaruhi oleh keterampilan
analis dalam melakukan pekerjaan analisis. b.
Kesalahan alat dan pereaksi. Kesalahan ini disebabkan oleh pereaksi yang kurang murni, alat yang kurang valid atau pemakaian alat yang kurang tepat
walaupun alatnya sendiri baik, contohnya pengambilan volume tepat dengan pipet ukur atau gelas ukur, penggunaan buret 50 ml buret makro untuk
analisis mikro, dan sebagainya. c.
Kesalahan metode analisis. Kesalahan ini dapat disebabkan oleh kesalahan pengambilan sampel, kesalahan akibat reaksi kimia yang tidak sempurna, atau
ikut mengendapnya zat-zat yang tidak diinginkan. Kesalahan sistematik dapat dihindari atau diperkecil dengan:
a. Mengkalibrasi instrumen dan melakukan koreksi secara berkala biasanya
tiap 3 bulan atau disesuaikan dengan frekuensi pemakaian alat. b.
Memilih metode dan prosedur standar dari badan resmi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Memakai bahan kimia dengan derajat untuk analisis pro analysis = p.a.
d. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para analis.
e. Melakukan penetapan blangko atau kontrol dengan zat baku.
f. Melakukan penetapan paralel in duplo atau in triplo Mulja dan Suharman,
1995; Rohman, 2007. 2.
Kesalahan tidak sistematik Kesalahan tidak sistematik adalah penyimpangan yang tidak tetap dari
hasil penentuan kadar dengan instrumen yang disebabkan fluktuasi dari instrumen yang dipakai derau. Penyebab kesalahan ini tidak dapat ditentukan dan tidak
dapat dikontrol maka kesalahan ini disebut juga kesalahan acak random error. Mulja dan Suharman, 1995.
I. Keterangan Empiris
Penelitian ini untuk mengetahui metode penetapan kadar hidrokuinon dengan pereaksi o-phenanthroline menggunakan spektrofotometri visibel dapat
digunakan untuk menetapkan kadar hidrokuinon dalam krim pemutih berbagai merk yang beredar di pasaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian non eksperimental deskriptif karena pada penelitian ini tidak terdapat manipulasi dan perlakuan terhadap
subyek penelitian yang digunakan.
B. Definisi Operasional
1. Kadar hidrokuinon adalah besarnya hidrokuinon bb yang terdapat dalam
krim pemutih. 2.
Krim pemutih yang dianalisis adalah krim pemutih yang mengandung hidrokuinon dalam label kemasan baik berupa produk kosmetik maupun obat
yang beredar di Yogyakarta. 3.
Spektrofotometri visibel adalah analisis spektroskopik yang menggunakan sumber radiasi elektromagnetik sinar tampak 380-780 nm dengan
menggunakan instrumen spektrofotometer.
C. Bahan Penelitian
Bahan – bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah hidrokuinon p.a. E.Merck, o-phenanthroline p.a. E.Merck, besi III klorida heksahidrat p.a.
E.Merck, natrium asetat p.a. E.Merck, etanol p.a. E.Merck, metanol p.a. E.Merck, asam klorida p.a. E.Merck, aquadest Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI