Jenis dan Rancangan Penelitian Definisi Operasional Bahan Penelitian Alat Penelitian Analisis Hasil

24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian non eksperimental deskriptif karena pada penelitian ini tidak terdapat manipulasi dan perlakuan terhadap subyek penelitian yang digunakan.

B. Definisi Operasional

1. Kadar hidrokuinon adalah besarnya hidrokuinon bb yang terdapat dalam krim pemutih. 2. Krim pemutih yang dianalisis adalah krim pemutih yang mengandung hidrokuinon dalam label kemasan baik berupa produk kosmetik maupun obat yang beredar di Yogyakarta. 3. Spektrofotometri visibel adalah analisis spektroskopik yang menggunakan sumber radiasi elektromagnetik sinar tampak 380-780 nm dengan menggunakan instrumen spektrofotometer.

C. Bahan Penelitian

Bahan – bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah hidrokuinon p.a. E.Merck, o-phenanthroline p.a. E.Merck, besi III klorida heksahidrat p.a. E.Merck, natrium asetat p.a. E.Merck, etanol p.a. E.Merck, metanol p.a. E.Merck, asam klorida p.a. E.Merck, aquadest Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Alat Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: seperangkat spektrofotometer UV-VIS Perkin Elmer Lambda 20, neraca analitik BP 160 dan scaltec SBC 22 readability 0,01 mg, waterbath Abo-tech, mikropipet 50-250 µl Treff–Pipette, mikropipet 200-1000 l Acura 821, Socorex, penyaring Millipore, dan alat-alat gelas yang lazim digunakan untuk penelitian di laboratorium analisis Pyrex, Germany.

E. Tata Cara Penelitian

1. Pembuatan larutan baku hidrokuinon

a. Larutan stok. Sepuluh miligram hidrokuinon p.a ditimbang lebih kurang seksama, dimasukkan ke dalam labu ukur 10,0 ml dan diencerkan dengan aquadest hingga tanda. Larutan ini harus selalu dibuat baru. b. Larutan intermediate. Sebanyak 1,0 ml larutan stok diambil, dimasukkan ke dalam labu ukur 10,0 ml dan diencerkan dengan aquadest hingga tanda. Larutan ini harus selalu dibuat baru.

2. Pembuatan larutan Fe

3+ Sebanyak 0,019 g FeCl 3 .6H 2 O ditimbang, dimasukkan ke dalam labu ukur 10,0 ml dan diecerkan dengan aquadest hingga tanda. Ke dalam larutan ditambahkan 1 tetes HCl encer dan disimpan dalam tempat yang gelap. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Pembuatan larutan

o-phenanthroline Sebanyak 0,025 g o-phenanthroline ditimbang, dan dimasukkan ke dalam labu ukur 10,0 ml dan diencerkan dengan 1 ml etanol p.a dan 9 ml aquadest hingga tanda. Larutan ini disimpan dalam wadah yang terlindung dari cahaya.

4. Pembuatan larutan natrium asetat

Sebanyak 0,025 g natrium asetat ditimbang, dan dimasukkan ke dalam labu ukur 10,0 ml dan diencerkan dengan aquadest hingga tanda. Larutan ini dapat disimpan di lemari pendingin.

5. Optimasi metode

a. Penentuan operating time OT. Sebanyak 0,15 ml larutan intermediate hidrokuinon diambil, dan dimasukkan ke dalam labu ukur 10,0 ml yang mengandung 0,15 ml larutan Fe standar. Beberapa tetes larutan natrium asetat 1-2tetes ditambahkan hingga pH mencapai 3-4, digojog. Larutan o- phenanthroline sebanyak 0,5 ml ditambahkan dan diencerkan dengan aquadest hingga tanda, lalu dicampur hingga homogen. Serapan diukur pada panjang gelombang serapan maksimum. Grafik dibuat antara serapan dan waktu. Operating time dicari yang memberikan serapan yang stabil. b. Penetapan panjang gelombang serapan maksimum λ maks . Sebanyak 0,05 ml; 0,15 ml; 0,25ml larutan intermediate hidrokuinon diambil, dan dimasukkan ke dalam labu ukur 10,0 ml yang mengandung 0,15 ml larutan Fe standar. Beberapa tetes larutan natrium asetat 1-2tetes ditambahkan hingga pH mencapai 3-4, digojog. Larutan o-phenanthroline sebanyak 0,5 ml ditambahkan dan diencerkan dengan aquadest hingga tanda, lalu dicampur hingga homogen dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI didiamkan selama OT. Serapan diukur pada panjang gelombang antara 450-550 nm. Panjang gelombang dicari yang memberikan serapan maksimum. c. Pembuatan kurva baku. Sebanyak 0,05 ml; 0,10 ml; 0,15 ml; 0,20 ml; 0,25 ml; 0,30 ml; 0,35 ml larutan intermediate hidrokuinon diambil dan dimasukkan ke dalam labu ukur 10,0 ml yang mengandung 0,15 ml larutan Fe standar. Beberapa tetes larutan natrium asetat 1-2tetes ditambahkan hingga pH mencapai 3-4, digojog. Larutan o-phenanthroline sebanyak 0,5 ml ditambahkan dan diencerkan dengan aquadest hingga tanda, lalu dicampur hingga homogen dan didiamkan selama OT. Serapan diukur pada panjang gelombang serapan maksimum. Kurva baku dibuat antara serapan dan konsentrasi kemudian dicari persamaannya.

6. Penetapan kadar hidrokuinon dalam sampel krim pemutih

a. Pemilihan sampel. Sampel yang dipilih adalah krim pemutih yang beredar di Yogyakarta dan mencantumkan hidrokuinon pada kemasannya. Krim pemutih yang diambil sebagai sampel terdiri dari 3 merk yaitu 2 merk dari golongan kosmetik dan 1 merk dari golongan obat. Masing-masing merk memiliki nomor kode produksi yang sama dan dilakukan 10 kali replikasi. b. Preparasi sampel krim. Masing-masing merk krim diambil 10 kemasan dan dicampur hingga homogen. Sebanyak ± 1,0 g sampel krim ditimbang seksama, dan dimasukkan ke dalam labu ukur 50,0 ml. Sampel diekstraksi dengan 25,0 ml campuran aquadest : metanol 1:1 vv, dan digojog dengan kuat selama ± 1 menit hingga suspensi homogen. Labu dipanaskan dalam waterbath pada suhu 60 C selama 30 menit, dan didinginkan dalam air dingin. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Campuran aquadest : metanol 1:1 ditambahkan hingga tanda. Ekstrak disaring dengan kertas saring ke dalam flakon. c. Penetapan kadar hidrokuinon. Sebanyak 0,05 ml ekstrak sampel dimasukkan ke dalam labu ukur 10,0 ml yang mengandung 0,15 ml larutan Fe standar. Beberapa tetes larutan natrium asetat 1-2tetes ditambahkan hingga pH mencapai 3-4, digojog. Larutan o-phenanthroline sebanyak 0,5 ml ditambahkan dan diencerkan dengan aquadest hingga tanda, lalu dicampur hingga homogen dan didiamkan selama OT. Serapan diukur pada panjang gelombang yang memberikan serapan maksimum. Replikasi dilakukan sebanyak 10 kali.

F. Analisis Hasil

Analisis hasil yang dilakukan yaitu dengan menghitung kadar hidrokuinon yang terdapat dalam krim pemutih yang beredar di pasaran yang dimasukkan dalam persamaan kurva baku hidrokuinon y = bx + a. Kadar yang diperoleh kemudian dicermati secara deskriptif dengan kadar yang tertera dalam label kemasan baik itu golongan kosmetik maupun obat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Optimasi Metode Penetapan Kadar Hidrokuinon

Krim hidrokuinon dalam penelitian ini merupakan suatu emulsi yang akan dirusak dan zat hidrokuinon yang terkandung di dalamnya akan diukur dengan cara larutan besi Fe 3+ direduksi menjadi Fe 2+ dengan bantuan hidrokuinon sebagai agen pereduksi. Gambar 5. Reaksi reduksi Fe 3+ menjadi Fe 2+ Penambahan pereaksi o-phenanthroline dapat membentuk komplek warna merah antara Fe 2+ dan o-phenanthroline. Dalam metode ini, kadar hidrokuinon dapat dihitung dari banyaknya jumlah Fe 2+ yang membentuk komplek warna dengan o-phenanthroline. Mekanisme yang terjadi dalam metode ini dapat dilihat pada gambar 6. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI