Pembuatan larutan baku hidrokuinon Pembuatan larutan Fe Pembuatan larutan Pembuatan larutan natrium asetat Optimasi metode

D. Alat Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: seperangkat spektrofotometer UV-VIS Perkin Elmer Lambda 20, neraca analitik BP 160 dan scaltec SBC 22 readability 0,01 mg, waterbath Abo-tech, mikropipet 50-250 µl Treff–Pipette, mikropipet 200-1000 l Acura 821, Socorex, penyaring Millipore, dan alat-alat gelas yang lazim digunakan untuk penelitian di laboratorium analisis Pyrex, Germany.

E. Tata Cara Penelitian

1. Pembuatan larutan baku hidrokuinon

a. Larutan stok. Sepuluh miligram hidrokuinon p.a ditimbang lebih kurang seksama, dimasukkan ke dalam labu ukur 10,0 ml dan diencerkan dengan aquadest hingga tanda. Larutan ini harus selalu dibuat baru. b. Larutan intermediate. Sebanyak 1,0 ml larutan stok diambil, dimasukkan ke dalam labu ukur 10,0 ml dan diencerkan dengan aquadest hingga tanda. Larutan ini harus selalu dibuat baru.

2. Pembuatan larutan Fe

3+ Sebanyak 0,019 g FeCl 3 .6H 2 O ditimbang, dimasukkan ke dalam labu ukur 10,0 ml dan diecerkan dengan aquadest hingga tanda. Ke dalam larutan ditambahkan 1 tetes HCl encer dan disimpan dalam tempat yang gelap. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Pembuatan larutan

o-phenanthroline Sebanyak 0,025 g o-phenanthroline ditimbang, dan dimasukkan ke dalam labu ukur 10,0 ml dan diencerkan dengan 1 ml etanol p.a dan 9 ml aquadest hingga tanda. Larutan ini disimpan dalam wadah yang terlindung dari cahaya.

4. Pembuatan larutan natrium asetat

Sebanyak 0,025 g natrium asetat ditimbang, dan dimasukkan ke dalam labu ukur 10,0 ml dan diencerkan dengan aquadest hingga tanda. Larutan ini dapat disimpan di lemari pendingin.

5. Optimasi metode

a. Penentuan operating time OT. Sebanyak 0,15 ml larutan intermediate hidrokuinon diambil, dan dimasukkan ke dalam labu ukur 10,0 ml yang mengandung 0,15 ml larutan Fe standar. Beberapa tetes larutan natrium asetat 1-2tetes ditambahkan hingga pH mencapai 3-4, digojog. Larutan o- phenanthroline sebanyak 0,5 ml ditambahkan dan diencerkan dengan aquadest hingga tanda, lalu dicampur hingga homogen. Serapan diukur pada panjang gelombang serapan maksimum. Grafik dibuat antara serapan dan waktu. Operating time dicari yang memberikan serapan yang stabil. b. Penetapan panjang gelombang serapan maksimum λ maks . Sebanyak 0,05 ml; 0,15 ml; 0,25ml larutan intermediate hidrokuinon diambil, dan dimasukkan ke dalam labu ukur 10,0 ml yang mengandung 0,15 ml larutan Fe standar. Beberapa tetes larutan natrium asetat 1-2tetes ditambahkan hingga pH mencapai 3-4, digojog. Larutan o-phenanthroline sebanyak 0,5 ml ditambahkan dan diencerkan dengan aquadest hingga tanda, lalu dicampur hingga homogen dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI didiamkan selama OT. Serapan diukur pada panjang gelombang antara 450-550 nm. Panjang gelombang dicari yang memberikan serapan maksimum. c. Pembuatan kurva baku. Sebanyak 0,05 ml; 0,10 ml; 0,15 ml; 0,20 ml; 0,25 ml; 0,30 ml; 0,35 ml larutan intermediate hidrokuinon diambil dan dimasukkan ke dalam labu ukur 10,0 ml yang mengandung 0,15 ml larutan Fe standar. Beberapa tetes larutan natrium asetat 1-2tetes ditambahkan hingga pH mencapai 3-4, digojog. Larutan o-phenanthroline sebanyak 0,5 ml ditambahkan dan diencerkan dengan aquadest hingga tanda, lalu dicampur hingga homogen dan didiamkan selama OT. Serapan diukur pada panjang gelombang serapan maksimum. Kurva baku dibuat antara serapan dan konsentrasi kemudian dicari persamaannya.

6. Penetapan kadar hidrokuinon dalam sampel krim pemutih