Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Defenisi Konsep

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana Mekanisme Penerbitan Izin Mendirikan Bangunan IMB Pada Badan Peneneman Modal dan Perizinan Terpadu BPMPT Kabupaten Samosir?”

1.3 Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan tentu mempunyai tujuan yang hendak dicapai dalam proses penyelenggaraannya. Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui apakah mekanisme penerbitan Izin Mendirikan Bangunan IMB pada Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten Samosir sudah berjalan dengan baik atau tidak. 2. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu BPMPT Kabupaten Samosir dalam penerbitan Izin Mendirikan Bangunan. 3. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi Dinas Tata Ruang, Perumahan, Kebersihan, dan Pertamanan Kabupaten Samosir selaku tim teknis dalam penerbitan Izin Mendirikan Bangunan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Secara Subjektif, sebagai sarana untuk melatih dan mengembangkan kemampuan berfikir ilmiah, sistematis dan kemampuan untuk menuliskannya dalam bentuk karya ilmiah berdasarkan kajian-kajian teori dan aplikasi yang diperoleh dari Ilmu Administrasi Negara. 2. Secara Praktis, hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan atau sumbangan pemikiran bagi Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu BPMPT Kabupaten Samosir dan Dinas Tata Ruang, Perumahan, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Samosir dalam pelaksanaan penerbitan Izin Mendirikan Bangunan. 3. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung bagi kepustakaan Departemen Ilmu Administrasi Negara.

1.5 Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didefenisikan sebagai masalah yang penting. Teori adalah konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan teoritis untuk pelaksanaan penelitian Sugiyono, 2007: 65. Menurut Marsri Singarimbun dan Sofian dalam bukunya Metode Penelitian Survai 1989: 37, teori diartikan sebagai serangkaian asumsi, konsep, konstrak, defenisi, dan proporsional untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis. Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dalam kerangka teori ini penulis akan mengemukakan teori, pendapat, gagasan yang akan dijadikan titik landasan berfikir dalam penelitian ini. 1.5.1 Mekanisme 1.5.1.1 Sistem Sistem adalah sekumpulan kegiatan yang terdiri dari sub-subsistem yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya dan berproses untuk mencapai tujuan tertentu. Atau lebih sederhana lagi sistem adalah suatu rangkaian prosedur yang telah menjadi suatu kebulatan untuk melaksanakan suatu fungsi Syamsi, 2004: 16. Dari batasan tersebut, diketahui adanya persyaratan bagi berlakunya suatu sistem, yaitu sebagai berikut. 1. Sistem harus terdiri dari sub-subsistem. Subsistem itu dapat berupa unit organisasi dan dapat pula berupa unit kegiatan. 2. Antara subsistem yang satu dengan subsistem yang berikutnya harus terjadi interaksi. Interaksi ini dapat berupa: saling ketergantungan, saling mengait, saling menjalin, dan saling berkesinambungan. 3. Suatu sistem harus merupakan proses kegiatan secara berurutan. 4. Suatu sistem harus mempunyai tujuan tertentu yang jelas.

1.5.1.2 Prosedur Kerja

Sekumpulan kegiatan dalam organisasi yang sifatnya masih garis besar, pelaksanaan selanjutnya harus semakin kongkret. Oleh karena itu, harus dijabarkan lebih lanjut sehingga dapat dilaksanakan secara operasional. Pelaksanaan sistem kerja diikuti dengan prosedur kerja. Prosedur kerja dilaksanakan lebih lanjut melalui metode kerja. Bahkan metode kerja mungkin saja dilaksanakan secara teknis operasional di lapangantempat kerja. Prosedur adalah suatu rangkaian metode yang telah menjadi pola tetap dalam melakukan suatu pekerjaan yang merupakan suatu kebulatan Syamsi, 2004: 33. Untuk selanjutnya, istilah prosedur dapat juga diganti menjadi prosedur kerja atau prosedur pengerjaannya. Istilah itu silih berganti akan digunakan dengan pengertian yang sama. Menurut Terry dalam Syamsi, 2004: 33 Prosedur kerja adalah serangkaian tugas yang saling berkaitan dan yang secara kronologis berurutan dalam rangka menyelesaikan suatu pekerjaan. Dari kedua macam batasan tentang prosedur kerja maka secara singkat dikatakan bahwa prosedur kerja itu merupakan kegiatan yang harus dilakukan secara berurutan untuk menyelesaikan sesuatu pekerjaan tertentu Syamsi, 2004: 33.

1.5.1.3 Pengertian Mekanisme

Menurut Kamus Bahasaku Bahasa Indonesia 1989: 123, Mekanisme adalah tatacara atau cara kerja organisasi, perkumpulan dan sebagainya. Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1997: 3, Mekanisme adalah cara kerja suatu organisasi, panitiatim, atau unit kerja dalam melaksanakan sesuatu.

1.5.2 Izin Mendirikan Bangunan IMB

Izin Mendirikan Bangunan, yang selanjutnya disingkat IMB adalah perizinan yang diberikan oleh pemerintah daerah kepada pemohon untuk membangun baru, rehabilitasirenovasi, danatau memugar dalam rangka melestarikan bangunan sesuai dengan persyaratan administratif dan persyaratan teknis yang berlaku. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pemberian Izin Mendirikan Bangunan Pasal 1. Bangunan pada dasarnya harus didirikan dengan syarat tertentu agar tidak rubuh dan mencelakai orang, baik di dalam maupun disekitarnya sehingga dalam mendirikan bangunan perlu adanya atau dilakukannya pertimbangan dan perhitungan yang matang mengenai bentuk struktur serta kekuatan bahan yang digunakan. Dengan demikian, bangunan tersebut akan kuat dan tidak mudah rusak ataupun roboh. Bangunan yang didirikan tanpa adanya perhitungan mengenai kekuatan struktur dan bahan akan mudah roboh dan menimbulkan bahaya bagi orang banyak. Dalam rangka melindungi keselamatan orang banyak dari bahaya rusaknya atau robohnya suatu bangunan maka kegiatan pembangunan harus diawasi, pembangunan dapat dilakukan dengan syarat-syarat tertentu. Di antara syarat tersebut salah satunya adalah harus kuat dari segi struktur konstruksi dan penggunaan bahan yang tepat. Oleh karenanya Izin Mendirikan Bangunan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kegiatan mendirikan bangunan karena apabila kegiatan mendirikan bangunan itu termasuk kategori membahayakan keselamatan masyarakat maka izin mendirikan bangunan tidak akan diberikan. Selain berfungsi untuk melindungi kepentingan umum, Izin Mendirikan Bangunan juga berfungsi sebagai bukti kepemilikan gedung yang sah secara hukum bagi masyarakat. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang No 28 Tahun 2002 pasal 8 Mengenai “Persyaratan Administratif Bangunan Gedung” adalah sebagai berikut: 1. Setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administratif yang meliputi: a. Status hak atas tanah, danatau izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah b. Status kepemilikan gedung c. Izin mendirikan gedung d. Sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Setiap orang atau badan hukum dapat memiliki bangunan gedung atau bagian bangunan gedung. 3. Pemerintah daerah wajib mendapat bangunan gedung untuk keperluan tertib pembangunan dan pemanfaatan . 4. Ketentuan mengenai izin mendirikan bangunan gedung, kepemilikan, dan pendataan bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, ayat 20, dan ayat 3 diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

1.5.3 Mekanisme Penerbitan Izin Mendirikan Bangunan IMB

Mekanisme penerbitan Izin Mendirikan Bangunan IMB meliputi enam tahapan yaitu sebagai berikut: 1. Tahapan pertama Pengajuan Berkas Permohonan di Loket Pelayanan Loket 1 yaitu sebagai berikut: a. Pemohon datang ke Kantor Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu BPMPT Kabupaten Samosir. b. Pemohon izin mendapatkan informasi dan penjelasan dari BPMPT melalui petugas pelayanan perizinan di loket 1 depanfront office yang telah disediakan, mengisi formulir, melengkapi persyaratan yang ditentukan dan menyerahkan ke pada petugas di loket 1 depanfront office c. Petugas loket 1 depanfront office menerima dan memeriksa berkas permohonan setelah syarat-syarat dilengkapi berdasarkan ketentuan yang ditetapkan, memasukkan data ke computer, member nomor ID identification pada map permohonan, memberikan resi tanda terima berkas ke pemohon izin. d. Petugas loket 1 depanfront office menyampaikanmeneruskan berkas permohonan yang telah diberi nomor ID ke loket 2 atau loket 3 sesuai kelompok izin yang dimohonkan untuk proses selanjutnya. 2. Tahapan kedua Pemeriksaan Berkas Loket 2 yaitu sebagai berikut: a. Petugas loket 2 back office meneliti berkas kelengkapan persyaratan perizinan, kegiatan usaha, bidang usaha dari kebenaran sahnya dokumen yang dilampirkan b. Petugas Loket 2 back office setelah dokumen persyaratan dinyatakan sah sesuai peraturan memasukkan data-data perusahaan yang diperlukan ke dalam computer untuk back up data perusahaan. c. Petugas Loket 2 back office segera menindaklanjuti dengan membuat undangan peninjauanpemeriksaan lapangan kepada anggota Tim Teknis terkait dengan melampirkan formulir Berita Acara Pemeriksaan BAP serta formulir Rekomendasi Teknis. 3. Tahapan ketiga Pemeriksaan LokasiLapangan Loket 2 yaitu sebagai berikut: a. Tim Teknis BPMPT bersama Tim Teknis Satuan Kerja terkait melakukan peninjauan lapangan sesuai jadwal dalam undangan b. Tim Teknis BPMPT dan Tim Teknis SKPD terkait sesuai peninjauan lapangan berkewajiban dengan segera memberi rekomendasi untuk kepastian dikeluarkannya izin atau tidak dikeluarkannya izin dengan memperhatikan batas waktu SPM, membuat BAP serta melaksanakan proses administrasi perizinan dan selanjutnya mencetak naskahsurat izin dan Surat Ketetapan Retribusi Daerah SKRD sesuai besaran biaya yang ditetapkan Peraturan DaerahPeraturan Bupati. 4. Proses SKIjin Loket 2 meliputi PemeriksaanMeneliti ulang dan Penetapan BiayaRetribusi yaitu sebagai berikut: a. Kasubbid terkait dan Kabid Pelayanan Perizinan Menilit Ulang kebenaran seluruh keberadaan dokumen dan memberi paraf pada dokumen monitoring proses izin sebelum ditandatangani kepala BPMPT. b. Kepala BPMPT memeriksameneliti ulang dan menandatangani sertifikasi izin setelah ada paraf petugas berwenang dengan memperhatikan batas waktu SPM. c. Izin yang telah selesai ditandatangani Kepala BPMPT, secepatnya petugas Back Office menghubungi pemohon izin untuk membayar retribusi di loket yang telah ditentukan d. Untuk pembuatan salinan izin pemohon menggandakan izin sesuai kebutuhan dengan legespengesahan salinan ditanda tangani oleh Sekretaris BPMPT atau Kepala Bidang Pelayanan Perizinan BPMPT. 5. Pembayaran di Kasir loket 4 yaitu sebagai berikut: a. Loket 4 merupakan tempat pembayaran retribusi izin danatau biaya yang timbul akibat proses izin dan penyerahan izin. b. Kasir atau dibantu Back Office menghubungi pemohon izin untuk segera membayar retribusi di loket yang telah ditentukan dan membayar retribusi paling lambat 7 hari. c. Kasir setelah menerima Uang Retribusi dari pemohon segera menyetor ke kas daerahbank yang di tunjuk paling lama 1 x 24 jam. d. Untuk pembuatan salinan dokumen izin pemohon menggandakan izin sesuai kebutuhan dengan legespengesahan salinan ditanda tangani oleh Sekretaris BPMPT atau Kepala Bidang Pembayaran Perizinan BPMPT. 6. Penyerahan SKIzin Loket 4 yaitu: Pada tahapan ini izin mendirikan bangunan akan diberikan atau diserahkan kepada pemohon. JENIS IZIN DIPROSES DI LOKET 2: 1. Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2. Izin Usaha Pramuwisata; 3. Izin Jasa Agen Perjalanan Wisata; 4. Izin Jasa Konsultan Pariwisata; 5. Izin Klab Malam; 6. Izin Diskotik; 7. Izin Karaoke; 8. Izin Panti Mandi Uap; 9. Izin Panti Pijat; 10. Izin Usaha Billiard; 11. Izin Usaha PlaystationVideo Game; 12. Izin Taman Rekreasi; 13. Izin Pemandian Alam; 14. Izin Usaha Kolam Pancing; 15. Izin Usaha KebugaranFitness; 16. Izin Usaha Perahu Dayung; 17. Izin Usaha Sepeda Air; 18. Izin Group Musik Hiburan Non Traditional 19. Izin Pertunjukan Kesenian Atraksi Hiburan Komersil; 20. Izin Usaha Rumah Makan; 21. Izin Usaha Hotel; 22. Izin Usaha Pondok Wisata; 23. Izin Penginapan Remaja; 24. Izin Rumah Kost; 25. Izin BungalowVillaPesangrahan 26. Izin Balai Pertemuan 27. Izin Usaha Bar; 28. Izin Usaha Restoran; 29. Izin Usaha Warung Tenda; 30. Izin Usaha Jasa BogaToko KueKatering; 31. Izin Usaha Souvenir Shop; 32. Izin Usaha Salon Kecantikan; 33. Izin Mendirikan Bangunan IMB; 34. Izin Usaha Industri IUI; 35. Surat Izin Usaha Perdagangan SIUP; 36. Izin Usaha Gudang IUG; 37. Tanda Daftar Perusahaan TDP; 38. Izin Usaha Kantor Cabang; 39. Izin Trayek; 40. Izin Ganggauan HO; JENIS IZIN DI PROSES DI LOKET 3: 1. Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol; 2. Izin Usaha Perbengkelan Kendaraan Bermotor; 3. Izin Usaha Pertambangan Galian C; 4. Izin Praktek Perorangan Dokter; 5. Izin Praktek Perorangan Bidan; 6. Rekomendasi Pendirian Rumah Sakit Swasta; 7. Izin Poliklinik Umum; 8. Izin Rumah Bersalin; 9. Izin Praktek Perorangan Dokter UmumSpesialis; 10. Izin Praktek Dokter Gigi; 11. Izin Asisten Apoteker; 12. Izin Praktek Perawat; 13. Izin Praktek Bidan; 14. Izin Toko Obat; 15. Izin Apotek; 16. Izin Optik; 17. Izin Tukang Gigi; 18. Izin Pengobatan Tradisional; 19. Izin Balai Pengobatan; 20. Izin Refleksi; 21. Izin Optisi; 22. Izin Tekniker Gigi; 23. Izin Industri Kecil Rumah Tangga, Makanan dan Minuman; 24. Izin Usaha Jasa Kontruksi IUJK; 25. Izin Usaha Penggillingan Padi Huller dan Penyosohan Beras; 26. Izin Usaha Angkutan Sungai, Danau dan Penyebrangan; 27. Izin Reklame; 28. Izin Insedentil Trayek; 29. Izin Peruntukan Penggunaan Tanah. PENANGANAN RESTITUSIPENGADUAN MASYARAKAT LOKET 5: Mekanisme : 1. BPMPT berkewajiban menyediakan loket dalam penanganan restitusipengaduan masyarakat. 2. Apabila terjadi restitusipengaduan masyarakat, petugas yang ditunjuk danatau berdasarkan tugas pokok dan fungsinya harus segera memproses restitusipengaduan masyarakat berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. 3. Untuk memperoleh umpan balik dari masyarakat atas pelayanan yang diberikan petugas, perlu disediakan akses kepada masyarakat untuk menyampaikan informasi, saranpendapattanggapan, komplainpengaduan dalam bentuk kotak pengaduan, kotak pos, atau satuan tugas penerima pengaduan yang berfungsi menerima dan menyelesaikan pengaduan masyarakat. 4. Setiap orang yang menyampaikan pengaduan, baik secara tertulis maupun secara langsung kepada pejabatpetugas penerima pengaduan diberikan tanda bukti pengaduan. 5. Pada tanda bukti pengaduan disebutkan nama dan jabatan petugas yang berwenang untuk menyelesaikan masalahpengaduan tersebut dan jangka waktu penyelesaiannya. 6. Masukan dari masyarakat, baik berupa informasi, saran, pendapat, tanggapan danatau pengaduan hendaknya ditindaklanjuti dengan langkah-langkah dan upaya perbaikan pelayanan oleh unit pelayanan instansi pemerintah yang bersangkutan. 7. Apabila dalam pengaduan terdapat masyarakat yang dirugikan, perlu dipertimbangkan pemberian kompensasi. 8. Pengaduan tertulis baik melalui surat maupun media elektronik oleh masyarakat harus disampaikan secara jelas dan bertanggungjawab dengan menyebutkan nama, alamat dan identitas yang sah bukan “surat kaleng” 9. Apabila dalam pengaduan ternyata terjadi penyimpangan yang dilakukan oleh petugas pelayanan maka perlu diberikan sanksi kepada petugas yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan. 10. Untuk memperoleh umpan balik dari masyarakat atas pelayanan yang diberikan petugas, perlu disediakan akses kepada masyarakat untuk menyampaikan informasi, saranpendapattanggapan, komplainpengaduan dalam bentuk kotak pengaduan, kotak pos atau satuan tugas penerima pengaduan yang berfungsi menerima dan menyelesaikan pengaduan masyarakat. 11. Setiap orang yang menyampaikan pengaduan, baik secara tertulis maupun secara langsung kepada pejabatpetugas penerima pengaduan diberikan tanda bukti pengaduan. 12. Pada tanda bukti pengaduan disebutkan nama dan jabatan petugas yang berwenang untuk menyelesaikan masalahpengaduan tersebut dan jangka waktu penyelesaiannya. 13. Masukan dari masyarakat, baik berupa informasi, saran, pendapat, tanggapan danatau pengaduan hendaknya ditindaklanjuti dengan langkah-langkah dan upaya perbaikan pelayanan oleh unit pelayanan instansi pemerintah yang bersangkutan. 14. Apabila dalam pengaduan terdapat masyarakat yang dirugikan, perlu dipertimbangkan pemberian kompensasi. 15. Pengaduan tertulis baik melalui surat maupun media elektronik oleh masyarakat harus disampaikan secara jelas dan bertanggung jawab dengan menyebutkan nama, alamat, dan identitas yang sah bukan”surat kaleng”. 16. Apabila dalam pengaduan ternyata terjadi penyimpangan yang dilakukan oleh petugas pelayanan, maka perlu diberikan sanksi kepada petugas yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan. Bagan 1.5.3 Mekanisme Penerbitan Izin Menerbitkan Bangunan IMB Pada BPMPT Kabupaten Samosir Tahun 2012 RUANG TUNGGU PEMOHON LOKET 1 INFORMASI PENDAFTARAN LOKET 2 3 PEMROSESAN LOKET 4 PENYERAHANSKRD DAN SURAT IZIN LOKET 5 RESTITUSI PENGADUAN Sumber: BPMPT Tahun 2012 Mencari Informasi Memberikan Infromasi Menerima dan memeriksa berkas permohonan Dokumen Dikembalikan lengk Dokumen Dikembalikan Penelitian Berkas Peninjauan Lapangan Cetak Izin Cetak SKRD Surat Izin Surat Jawaban Pengaduan Penyerahan SKRD Sertifikat Izin Pengaduan Kotak Saran Proses Penyelesaian Pengaduan Jawaban Pengaduan Ya Tidak Ditolak Rekomendasi Teknis

1.6 Defenisi Konsep

Konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak mengenai kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi perhatian ilmu sosial Singarimbun, 1995: 37. Defenisi konsep bertujuan untuk merumuskan sejumlah pengertian yang digunakan secara mendasar dan menyamankan persepsi tentang apa yang akan diteliti serta menghindari salah pengertian yang dapat mengaburkan tujuan penelitian. Silalahi, 2009: 112. Agar mendapatkan kejelasan yang lebih rinci dari konsep yang akan diteliti, maka penulis menuliskan apa yang menjadi konsep penelitian. Adapun konsep daripada penelitian ini adalah: 1. Mekanisme Mekanisme adalah tatacara atau cara kerja dari suatu organisasi, panitiatim, perkumpulan, atau unit kerja dalam melaksanakan sesuatu. 2. Izin Mendirikan Bangunan Izin Mendirikan Bangunan, yang selanjutnya disingkat IMB adalah perizinan yang diberikan oleh pemerintah daerah kepada pemohon untuk membangun bangunan baru, rehabilitasi atau renovasi danatau memugar dalam rangka melestarikan bangunan sesuai dengan persyaratan administratif dan persyaratan teknis yang berlaku. 3. Bangunan Gedung Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas danatau di dalam tanah danatau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus 4. Rehabilitasi atau Renovasi danatau Memugar Rehabilitasi atau Renovasi adalah sebuah proses mengembalikan obyek agar berfungsi kembali, dengan cara memperbaiki agar sesuai dengan kebutuhan sekarang, seraya melestarikan bagian-bagian dan wujud-wujud yang menonjol penting dinilai dari aspek sejarah, arsitektur dan budaya. Salah satu bentuk pemugaran yang sifat pekerjaannya hanya memperbaiki bagian-bagian bangunan yang mengalami kerusakan. Bangunan tersebut tidak dibongkar seluruhnya karena pekerjaan rehabilitasi umumnya melibatkan tingkat prosentase kerusakan yang rendah.

1.7 Sistematika Penulisan BAB I