1. Performance, karakteristik utama suatu produk yang tercermin dari kemampuan produk dalam menjalankan fungsi utama
2. Feature, karakteristik pelengkap yang membedakan suatu produk dengan produk lain dan bisa member kesan berbeda
3. Reliability, keandalan suatu produk bila digunakan selama waktu tertentu
4. Conformance, kesesuaian produk dengan spesifikasi yang telah ditentukan
5. Durability, tingkat keawetan produk yang digambarkan dengan umur ekonomis produk atau seberapa lama produk member manfaat
ekonomis. 6. Serviceability, kemudahan dalam perawatan produk, kemudahan
menemukan pusat-pusat reparasi jika produk mengalami kerusakan, dan kemudahan mendapatkan suku cadang jika ada suku cadang yang
perlu diganti. 7. Aesthethic, nilai keindahan atau daya tarik produk, bagaimana daya
tarik produk. 8. perceived, reputasi produk atau citra produk.
2.2 Pengendalian Kualitas
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Secara tradisional, para pembuat produk manufacturers biasanya melakukan inspeksi terhadap produk setelah produk itu selesai dibuat dengan
jalan menyortir produk yang baik dari yang jelek, kemudian mengerjakan ulang bagian-bagian produk yang cacat itu. Dengan demikian pengertian tradisional
tentang konsep pengedalian kualitas hanya berfokus pada aktifitas inspeksi untuk mencegah lolosnya produk-produk cacat ke tangan pelanggan. Kegiatan inspeksi
ini dipandang dari perspektif sistem manajemen kualitas ISO 9001:2000 adalah sia-sia, karena tidak memberikan kontribusi kepada peningkatan kualitas quality
improvement. Pada masa sekarang, terutama dengan berlakunya sistem manajemen
kualitas ISO 9001:2000, pengertian dari konsep pengendalian kualitas adalah lebih luas daripada sekedar aktifitas inspeksi yang mengandalkan pada strategi
pendeteksian strategy of detection. Pengertian pengendalian kualitas berdasarkan konsep ISO 9001:2000 berorientasi pada tindakan prefentif klausul
8.5.3 dari ISO 9001:2000 Salah satu cirri dari pengendalian kualitas modern adalah bahwa di
dalamnya terdapat aktifitas yang berorientasi pada tindakan pencegahan kerusakan, dan bukan bukan berfokus pada upaya untuk mendeteksi kerusakan
saja. Kualitas melalui inspeksi saja tidak cukup dan hal itu terlalu mahal. Meskipun tetap menjadi persyaratan untuk melakukan beberapa inspeksi singkat
atau audit terhadap produk akhir, tetapi usaha pengendalian kualitas dari perusahaan seharusnya lebih difokuskan pada tindakan pencegahan sebelum
terjadinya kerusakan dengan jalan melakukan aktifitas secara baik dan benar pada waktu pertama kali mulai melaksanakan suatu aktifitas. Dengan melaksanakan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
prinsip ini, usaha peningkatan kualitas akan mampu mengurangi ongkos produksi. Berkaitan dengan hal ini perlu dibangun suatu sistem pengendalian proses sebagai
implementasi dari tindakan prefentif klausul 8.5.3 dari ISO 9001:2000 dalam sistem manajemen kualitas ituGaspersz,V 2002.
Dalam pengendalian kualitas terdapat alat-alat yang menggunakan data numerik untuk mengadakan perbaikan kualitas pada penelitian ini antara lain
sebagai berikut:
a. Pareto