DPMO Defects per million opportunities Penentuan Kapabilitas Proses Process Capability

Meskipun kebutuhan-kebutuhan ini tidak diminta oleh pelanggan. Memenuhi kebutuhan ini akan menciptakan kepuasan. 3. Pembuat senang : fitur baru atau otomatis yang tidak diharapkan pelanggan. Adanya fitur yang tidak diharapkan, seperti tombol prkiraan cuaca di radio atau kontrol audio khusus di kursi belakang yang terpisah yang member kesempatan pada anak-anak untuk mendengarkan music yang berbeda dari orang tua mereka, menghasilkan persepsi kualitas yang lebih tinggi.

2.6 DPMO Defects per million opportunities

Defect adalah kegagalan untuk memberikan apa yang diinginkan oleh pelanggan. Sedangkan Defects per Opportunity DPO merupakan ukuran kegagalan yang dihitung dalam program peningkatan kualitas Six Sigma, yang menunjukkan banyaknya cacat atau kegagalan per satu kesempatan. Dihitung menggunakan formula DPO = banyaknya cacat atau kegagalan yang ditemukan dibagi dengan banyaknya unit yang diperiksa dikalikan banyaknya CTQ potensial yang menyebabkan cacat atau kegagalan itu. Besaran DPO ini, apabila dikalikan dengan konstanta 1.000.000, akan menjadi ukuran Defect Per Million Opportunities DPMO. Defects Per Million Opportunities DPMO merupakan ukuran kegagalan dalam program peningkatan Six Sigma , yang menunjukkan kegagalan per satu juta kesempatan. Target dari pengendalian kualitas Six Sigma Motorola, sebesar 3,4 DPMO seharusnya tidak diinterpretasikan sebagai 3,4 unit output yang cacat dari sejuta unit output yang diproduksi, tetapi diinterpretasikan sebagai dalam satu Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. unit produk tunggal terdapat rata–rata kesempatan untuk gagal dari suatu karakteristik CTQ adalah hanya 3,4 kegagalan per satu juta kesempatan. Saat ini pihak Motorola telah membuat gambaran kapabilitas sebuah proses dalam perbandingan antara sigma dan DPMO yang ditunjukkan di tabel 2.4 Tabel 2.3 Tabel konversi Sigma Motorola Presentase yang memenuhi spesifikasi DPMO Sigma 30,9 69,2 93,3 99,4 99,98 99,9997 690.000 308.000 66.800 6.210 320 3,4 1-Sigma 2-Sigma 3-Sigma 4-Sigma 5-Sigma 6-Sigma Sumber : PandeNeuman,2002

2.7 Penentuan Kapabilitas Proses Process Capability

Kapabilitas proses adalah kemampuan proses untuk memproduksi atau menyerahkan output sesuai dengan ekspektasi dan kebutuhan pelanggan. Perlu dipahami bahwa indeks C pm yang digunakan mengacu pada CTQ Critical-To- Quality tunggal atau item karakteristik kualitas individual. Indeks C pm mengukur kapabilitas potensial atau melekat dari suatu proses yang diasumsikan stabil, dan biasanya didefinisikan sebagai : C pm = 2 2 6      T LSL USL Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. USL = Upper Specification Limit batas spesifikasi atas LSL = Lower Specification Limit batas spesifikasi bawah T = Nilai target nilai terbaik untuk karakteristik kualitas yang diharapkan Pelanggan dari produk. Ketiga nilai USL, LSL, dan T ditentukan berdasarkan kebutuhan dan ekspektasi rasional dari pelanggan. μ = Nilai rata-rata mean proses aktual σ 2 = Nilai varian variance dari proses yang merupakan ukuran variasi proses Kapabilitas proses hanya diukur untuk proses yang stabil, sehingga apabila proses itu dianggap tidak stabil, maka proses itu harus distabilkan terlebih dahulu. Dengan demikian nilai standar deviasi yang digunakan dalam pengukuran kapabilitas proses C pm harus berasal dari proses yang stabil, sehingga merupakan variasi yang melekat pada proses yang stabil itu common-cause variation. Keberhasilan implementasi program peningkatan kualitas Six Sigma ditunjukkan melalui peningkatan kapabilitas proses dalam menghasilkan produk menuju tingkat kegagalan nol zero defect. Oleh karena itu, konsep perhitungan kapabilitas proses menjadi sangat penting untuk dipahami dalam implementasi program Six Sigma. Dalam konteks pengendalian proses statistikal dikenal dua jenis data, yaitu : - Data Attribut Attributes Data merupakan data kualitatif yang dihitung menggunakan daftar pencacahan atau tally untuk keperluan pencatatan dan analisis. Data attribut bersifat diskrit. Contoh data attribut karakteristik kualitas adalah : ketiadaan label pada kemasan produk, kesalahan proses administrasi Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. buku tabungan nasabah, banyaknya jenis cacat karena corelap, dana lain-lain. Data attribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformansketidaksesuaian atau cacatkegagalan terhadap spesifikasi kualitas yang ditetapkan. - Data Variabel Variables Data merupakan data kuantitatif yang diukur menggunakan alat pengukuran tertentu untuk keperluan pencatatan dan analisis. Data variabel bersifat kontinyu. Contoh data variabel karakteristik kualitas adalah ; diameter pipa, ketebalan produk kayu lapis, berat semen dalam kantong, konsentrasi elektrolit dalam persen, dll. Ukuran-ukuran berat, panjang, lebar, tinggi, diameter, volume merupakan data variabel. Berikut ini akan dibahas tentang teknik memperkirakan kapabilitas proses dalam ukuran pencapaian target Sigma untuk data atribut data yang diperoleh melalui perhitungan-bukan pengukuran langsung. Pada umumnya data atribut hanya memiliki dua nilai yang berkaitan dengan YA atau TIDAK. Langkah-langkah dalam memperkirakan kapabilitas proses : 1. Proses apa yang ingin anda tahu ? 2. Berapa banyak unit yang dikerjakan melalui proses? 3. Berapa banyak unit transaksi yang gagal 4. Hitung tingkat cacat berdasarkan langkah 3 langkah 3 langkah 2 5. Tentukan banyaknya CTQ potensial yang dapat mengakibatkan cacat Banyaknya karakteristik CTQ 6. Hitung peluang tingkat cacat per karakteristik CTQ langkah 4 langkah 5 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 7. Hitung kemungkinan cacat per satu juta kesempatan DPMO langkah 6 x 1.000.000 8. Konversi DPMO langkah 7 ke dalam nilai sigma 9. Buat kesimpulan DPO = Banyaknya cacat atau kegagalan yang ditemukan Banyaknya unit yang diperiksa x banyaknya kegagalan DPMO = DPO x 1.000.000 Data variabel merupakan data kuantitatif yang dihitung menggunakan alat pengukuran tertentu untuk keperluan pencatatan dan analisis. Data variabel bersifat kontinyu. Jika suatu catatan dibuatberdasarkan keadaan aktual, diukur secara langsung, maka karakteristik kualitas yang diukur itu disebut variable. Contoh data variabel karakteristik kualitas adalah : diameter pipa, ketebalan produk kayu lapis, berat semen dalam kantong, konsentrasi elektrolit dalam persen, dll. Ukuran-ukuran berat, panjang, lebar, tingi, diameter, volume merupakan variabel. Menurut PandeNeuman2002 Teknik penentuan kapabilitas proses untuk data variabel adalah sebagai berikut : a. Menentukan proses yang ingin diukur. b. Menentukan nilai batas spesifikasi atas dan batas spesifikasi bawah. c. Menentukan nilai target yang ingin dicapai. d. Menghitung nilai rata-rata dan standar deviasi dari proses. e. Menghitung nilai DPMO, dengan menggunakan formula sebagai berikut : DPMO = [ P { Z ≥ USL – X-bar S } x 1juta ] + [ P { Z ≤ LSL – X-bar S } x 1juta ] Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Dimana , USL : Batas spesifikasi atas LSL : Batas spesifikasi bawah X-bar : Nilai rata-rata S : Standart deviasi f. Mengkonversikan nilai DPMO kedalam nilai sigma. g. Menghitung kemampuan proses didalam nilai sigma. h. Menghitung kapabilitas proses didalam indeks kapabilitas proses, dengan formula sebagai berikut : Cpm = USL – LSL {6 √X-bar – T² + S²} Dimana, Cpm : Indeks kapabilitas proses T : Nilai spesifikasi target Kriteria rule of thumb dari Cpm adalah : 1 Cpm ≥ 2,00; maka poses dianggap mampu dan kompetitif perusahaan berkelas dunia 2 Cpm antara 1,00-1,99; maka proses dianggap cukup mampu, namun perlu upaya-upaya giat untuk peningkatan kualitas menuju target perusahaan berkelas dunia yang memiliki tingkat kegagalan sangat kecil menuju nol zero defect oriented. Persusahaan yang memiliki nilai Cpm yang berada diantara 1,00-1,99 memiliki kesempatan terbaiki dalam melakukan program peningkatan kualitas Six sigma. 3 Cpm 1,00; maka proses dianggap tidak mampu dan tidak kompetitif untuk bersaing dipasar global. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.8 Failure Mode and Effect Analyze FMEA