Menghitung Nilai FMEA Membuat tabel FMEA dan Menetapkan suatu rencana perbaikan

2. Faktor Mesin Kondisi komponen yang ada dalam mesin give number aus rusak sehingga proses pemberian nomor untuk sepatu boot tidak sempurna dan mengakibatkan nomor ukuran sepatu tidak ada tidak jelas. 3. Faktor Material Bahan baku karet dan tinta untuk penjelas nomor sepatu yang digunakan dalam proses produksi terlalu encer dan panas sehingga nomor ukuran sepatu tidak ada tidak jelas. 4. Faktor Metode Prosedur yang digunakan dalam give number sepatu tidak tepat sehingga nomor ukuran sepatu tidak ada tidak jelas.

4.4 Tahap Improve

Setelah sumber-sumber penyebab dari masalah teridentifikasi, maka perlu dilakukan penetapan rencana tindakan perbaikan yang akan dijadikan suatu usulan tindakan perbaikan untuk melaksanakan peningkatan kualitas Sepatu Boot. Pelaksanaan tahap ini masih berupa usulan perbaikan, dikarenakan kebijaksanaan perusahaan yang masih belum bisa memberikan kepastian untukdapat melaksanakan usulan perbaikan ini atau tidak. Pada penelitian ini akan digunakan alat yaitu Failure Mode and Efect Analysis FMEA dalam melakukan rencana tindakan perbaikan.

4.4.1 Menghitung Nilai FMEA

FMEA dilakukan dengan brainstorming dengan pihak perusahaan dalam hal ini departemen produksi, dimana departemen produksi merupakan pihak yang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. paling mengerti tentang proses produksi hingga saat pengemasan packaging. Pada FMEA dilakukan penetapan suatu rencana perbaikan defect dan pengidentifikasian prioritas rencana perbaikan yang akan dilakukan dalam upaya mencegah atau mengatasi terjadinya kecacatan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.19 Contoh perhitungan nilai RPN: Nilai severity S = 3; Nilai occurance O = 6; Nilai detection D = 4 Nilai RPN = S x O x D = 3 x 6 x 4 = 72

4.4.2 Membuat tabel FMEA dan Menetapkan suatu rencana perbaikan

Setelah sumber-sumber dan akar penyebab dari masalah defect tiap-tiap proyek teridentifikasi, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan rencana perbaikan Improvement plan untuk menurunkan jumlah defect atribut. Pada dasarnya rencana perbaikan Improvement plan mendeskripsikan tentang alokasi sumber-sumber daya serta prioritas alternatif yang dilakukan dalam melakukan implementasi dari rencana tindakan tersebut. Rencana perbaikan tersebut didapatkan dengan cara mengkombinasikan hasil Brainstorming pihak Quality Assurance dengan kondisi lokasi tempat penelitian proyek. Alat bantu yang digunakan dalam menentukan prioritas rencana perbaikan adalah FMEA Failure mode And Effect Analysis. Setiap mode kegagalan mempunyai satu nilai RPN Risk Priority Number. Angka RPN merupakan hasil perkalian antara rangking Severity, Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Detection, dan Occurance. Kemudian RPN tersebut disusun dari yang terbesar sampai yang terkecil sehingga dapat diketahui moel kegagalan mana yang paling kritis untuk segera dilakukan tindakan korektif. Hasil selengkapnya dapat disajikan pada tabel 4.19 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tabel 4. 19 Failure Mode and Effect Analysis FMEA Proyek Mode Kegagalan Potensial Problem Potential Root Cause Severity Occurance Detection RPN Para pekerja yang kurang produktif - Skill dan pengalaman operator masih kurang dalam setting mesin - Tingkat ketelitian operator kurang dalam setting mesin 6 5 6 180 Keausan pada mesin - Kondisi mekanis kinetis sudah aus 4 6 4 96 Material defect - Karet terlalu encer - Karet terlalu panas 3 6 4 72 STR Sol sepatu tidak rata tidak sama. Metode tidak tepat - Mekanisme dalam setting unit pembentukan tidak sesuai prosedur 4 3 3 36 Para pekerja yang kurang produktif - Skill dan pengalaman operator masih kurang dalam setting mesin - Tingkat ketelitian operator kurang dalam setting mesin 6 5 6 180 Keausan pada mesin - Kondisi mekanis kinetis sudah aus 4 6 4 96 TTS Tepi bagaian atas sepatu tidak sama. Material defect - Karet terlalu encer - Karet terlalu panas 3 6 4 72 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Metode tidak tepat - Mekanisme dalam setting unit pembentukan tidak sesuai prosedur 4 3 3 36 Para pekerja yang kurang produktif - Skill dan pengalaman operator masih kurang dalam setting mesin - Tingkat ketelitian operator dalam perawatan kurang 6 5 6 180 Setting mesin yang tidak benar - Maintenance yang tidak teratur 4 6 4 96 Material nylon - Kain nylon berkualitas rendah 3 6 4 72 KNS Kain nylon sobek lubang Metode tidak tepat -Prosedur pembentukan sepatu kurang sesuai 4 3 3 36 Para pekerja yang kurang produktif - Skill dan pengalaman operator masih kurang dalam setting mesin - Tingkat ketelitian operator kurang. 6 5 6 180 Setting yang tidak benar - Setting intensitas photo cell kurang 4 6 4 96 Material defect - Posisi eye Mark Naik turun 3 6 4 72 LTJ Logo produk sepatu tidak jelas Metode tidak tepat - Photo cell failed 3 6 4 72 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Para pekerja yang kurang produktif - Skill dan pengalaman operator masih kurang dalam setting mesin - Tingkat ketelitian operator kurang. 6 5 6 180 Setting yang tidak benar - Setting mesin give number kurang baik - Mesin pencetak nomor rusak. 4 6 4 96 Material defect - Tinta terlalu encer 3 6 4 72 PTA Penomoran sepatu tidak ada Metode tidak tepat - Mekanisme pemberian nomor kurang tepat. 4 3 3 36 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.4.3 Usulan Prioritas Tindakan Perbaikan