Umum Haji Surabaya. Pegawai tersebut menyatakan bahwa hal tersebut telah melalui koordinasi dengan pasien bersangkutan, namun hal tersebut
telah menunjukkan bahwa pelaksanaan kinerja pegawai di Instalasi Rawat Inap IRNA masih belum mengimplementasikan bentuk
kebijakan Kepala Instalasi Rawat Inap melalui pelaksanaan strategi disiplin positif pegawai yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja
pegawai. wawancara dengan Bapak Heru. Dari uraian di atas maka hal ini mendorong penulis untuk
mengkaji lebih mendalam tentang penelitian ini yang berjudul : “ Strategi Kepala Instalasi Rawat Inap Dalam Meningkatkan Kinerja
Perawat di Rumah Sakit Umum Haji Surabaya”
1.2. Perumusan Masalah
Berangkat dari uraian yang telah dikemukakan diatas maka jelas apa yang ingin diharapkan dari peneliti ini yaitu ingin mengkaji motivasi
kepala Instalasi Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Haji Surabaya, dimana pemimpin dalam kedudukan sebagai panutan dengan
menggunakan strategi yang dapat meningkatkan kinerja pada pegawainya.
Sehubungan dengan hal tersebut maka perumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah “ Bagaimana Strategi Kepala
Instalasi Rawat Inap dalam meningkatkan kinerja perawat di Rumah Sakit Umum Haji Surabaya”.
1.3. Tujuan dan Manfaat penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan dalam perumusan masalah di atas, maka dapat ditentukan tujuan penelitiannya,
yaitu : “Untuk mengetahui Strategi Kepala Instalasi Rawat Inap dalam meningkatkan kinerja perawat di Rumah Sakit Umum Haji Surabaya”.
1.3.2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Mahasiswa
Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan mengenai motivasi Kepala Instalasi Rawat Inap dalam meningkatkan kinerja perawat di
Rumah sakit Umum Haji Surabaya. b.
Bagi Universitas Hasil penelitian ini dapat menambah perbendaharaan referensi yang
ada di perpustakaan sehingga bisa dimanfaatkan bagi pihak yang membutuhkan. Untuk mengembangkan wawasan serta sebagai
informasi tambahan bagi peneliti-peneliti berikutnya yang berkaitan dengan motivasi kepala Instalasi Rawat Inap dalam meningkatkan
kinerja perawat. c.
Bagi Instasi Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
instansi tentang pentingnya motivasi kepala Instanlasi Rawat Inap dalam meningkatkan kinerja perawat di Rumah Sakit Umum Haji
Surabaya.
14
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Kajian empirik maupun teoritik gaya kepemimpinan telah banyak dilakukan. Dari beberapa hasil penelitian telah dilakukan pihak
lain dapat dipakai sebagai bahan pengkajian yang berkaitan dengan gaya kepemimpinan terhadap peranan kerja pegawai, antara lain yaitu :
1. Romadhoni 2005. Jurusan Administrasi Negara FISIP Universitas
Merdeka Madiun, Penelitian yang berjudul “Gaya Kepemimpinan Dalam Menunjang Motivasi Kinerja Pegawai di Dinas Pekerjaan
Umum Kabupaten Magetan”. Penelitian ini bertujuan untuk mengenai bagaimana gaya
kepemimpinan yang diterapkan di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Magetan dalam menunjang motivasi kerja pegawai.
Penelitian ini dilakukan merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Yang menjadi fokus penelitian adalah : 1 Kepercayaan pimpinan
untuk melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan, 2 Kesediaan pimpinan untuk berkomunikasi secara timbal balik dengan
bawahan atau pegawainya. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dokumentasi dan interview atau wawancara.
Hasil penelitian ini adalah gaya kepemimpinan yang diterapkan Dinas Pekerjaan Umum dirasakan telah mampu memberi peranan
kinerja pegawainya. Karena gaya kepemimpinan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten bersifat demokratis, dimana pimpinan
tidak selalu memberi perintah kepada bawahannya untuk melaksanakan keputusan, tetapi lebih mengutamakan kebebasan agar
bawahan dapat berkembang dan belajar mandiri. Kepala Dinas Pekerjaan Umum, sebagai pimpinan juga tidak selalu menentukan
apa, bagaimana, bilamana dan dimana pekerjaan bawahan. Pimpinan cukup mengawasi pekerjaan bawahan agar bawahan dapat melatih
tanggung jawab dan sadar atas tugasnya. Dengan gaya kepemimpinan demokratis itulah yang dapat peranan kinerja pegawainya dan tercipta
suasana atau lingkungan kerja yang harmonis dan menyenangkan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Romadhoni 2005
adalah sama-sama meneliti tentang gaya kepemimpinan dalam memotivasi kinerja pegawai dan menggunakan pendekatan analisis
kualitatif. Sedangkan perbedaannya adalah terletak pada obyek penelitian yang berbeda.
2. Suyanto 2003, Jurusan Administrasi Negara FISIP Universitas
Merdeka Madiun, yang melakukan penelitian tentang “Gaya Kepemimpinan dalam Motivasi Kinerja Pegawai di Kantor
Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tentang gaya kepemimpinan dalam peranan kerja pegawai di Kantor
Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologis.
Yang menjadi fokus penelitian adalah :
1 Wewenang dalam kepemimpinan,
2 Pengendalian dalam kepemimpinan,
3 Proses pembuatan keputusan, sedangkan metode pengumpulan
data observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam kepemimpinan
Camat menumbuhkan semangat kerja atau yang dapat menimbulkan kinerja pegawai meningkat, dengan didukung bukti-bukti oleh keadaan
dimana, pegawai kantor Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan tertib, disiplin, datang tepat waktu, absensi yang bagus dan pelaksanaan tugas
yang tersusun rapi. Gaya kepemimpinan Camat bersifat demokratis karena dalam kepemimpinannya, pimpinan memberikan wewenang
kepada bawahan agar bawahan merasa diberikan kesempatan untuk mengembangkan dirinya dengan jalan mengajak bersama bawahan dalam
menentukan kebijakan-kebijakan. Pimpinan juga selalu mengikut sertakan bawahan yang bersifat instruktif dengan jalan bawahan
diberikan pengarahan yang baik tentang tugas dan tanggung jawab dengan peraturan yang ada.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian oleh Suyanto 2003 adalah sama-sama meneliti tentang motivasi kinerja dan menggunakan
analisis kualitatif. Sedangkan perbedaannya adalah terletak pada obyek penelitian yang berbeda.
2.2. Landasan Teori