sekaligus sebagai perangsang untuk dapat menggerakkan, mengerahkan dan mengarahkan potensi serta daya kerja manusia tersebut kearah yang
diinginkan.
2.2.1.2 Asas-asas , Alat-alat, Jenis-jenis Motivasi
Menurut Hasibuan 2003 : 98, asas-asas dalam motivasi meliputi hal berikut ini :
1. Asas mengikutsertakan, artinya mengajak bawahan untuk ikut
berpatisipasi dan memberikan kesempatan kepada mereka mengajukan pendapat.
2. Asas komunikasi, artinya menginformasikan secara jelas tentang
tujuan yang ingin dicapai. 3.
Asas pengukuan, artinya memberikan penghargaan, pujian dan pengakuan yang tepat secara wajar kepada bawahan atas prestasi
kerja yang dicapainya. 4.
Asas wewenang yang di delegasikan, artinya memberikan kewenangan, dan kepercayaan diri kepada bawahan.
5. Asas adil dan layak, artinya alat dan jenis motivasi yang diberikan
harus berdasarkan atas keadilan dan kelayakan. 6.
Asas perhatian timbal balik, artinya bawahan yang berhasil mencapai tujuan dengan baik, maka pimpinan harus bersedia memberikan alat
dan jenis motivasi. Menurut Hasibuan 2003:99, alat – alat motivasi berkaitan
dengan hal – hal sebagai berikut:
1. Materi Intensif: alat motivasi yang diberikan itu berupa uang dan atau
barang yang mempunyai nilai pasar. 2.
Nonmateril Intensif: alat motivasi yang diberikan itu berupa barangbenda yang tidak bernilai.
3. Kombinasi Materil dan Nonmateril Intensif: alat motifasi yang
diberikan itu berupa materil dan nonmateril. Menurut Yusuf 2000: 55, dan menurut Heidjrachman 2002: 206,
jenis-jenis motivasi meliputi: 1.
Motivasi positif intensif positif, manajer memotivasi bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi baik.
2. Motivasi negatif Intensif Negatif, manajer memotivasi bawahannya
dengan memberikan hukuman kepada mereka yang pekerjaannya kurang baik.
2.2.1.3 Metode, Model dan Proses
Menurut Hasibuan 2003: 100, metode – metode motivasi yang digunakan untuk meningkatkan semangat kerja karyawan meliputi:
1. Metode Motivasi Langsung Direct Motivation, adalah motivasi
yang diberikan secara langsung kepada setiap individu karyawan. 2.
Metode Motivasi Tidak Langsung Indirect Motivation, adalah motivasi yang diberikan hanya merupakan fasilitas – fasilitas yang
mendukung serta menunjang gairah kerja. Menurut Hasibuan 2003: 100, menurut Heidjrachman 2002:
201-202, dan menurut Yusuf 2000: 55, model – model motivasi:
1. Model Tradisional, mengemukakan bahwa untuk memotivasi
bawahan agar gairah bekerjanya meningkat dilakukan dengan sistem intensif yaitu memberikan intensif materi kepada karyawan yang
berprestasi baik. 2.
Model Hubungan Manusia mengemukakan bahwa untuk memotivasi bawahan supaya gairah bekerjanya meningkat, dilakukan dengan
mengakui kebutuhan sosial mereka dan membuat mereka merasa berguna serta penting.
3. Model Sumber Daya Manusia, mengemukakan bahwa karyawan
dimotivasi oleh banyak faktor, bukan hanya uangbarang atau keinginan akan kepuasan saja, tetapi juga kebutuhan akan pencapaian
dan pekerjaan yang berarti. Sedang menurut Winardi 2003: 25, model motivasi merupakan
sebuah kerangka kerja, untuk memahami sifat dinamik proses motivasi: kebutuhan, keinginan atau ekspektasi-ekspektasi, perilaku, tujuan –
tujuan, umpan balik. Heidjrahman mengungkapkan pendapat yang berbeda tentang
model motivasi: 1.
Model Motivasi Positif Faktor pertama dalam setiap proses motivasi adalah motive untuk
bertindak, yang berupa sebab keinginan ataupun kebutuhan yang belum terpenuhi. Tanpa motive tidak akan ada proses motivasi.
2. Model Motivasi Negatif
Model motivasi negatif, pada hakekatnya menggunakan unsur ancaman untuk memaksa seseorang melakukan sesuatu.
Menurut Hasibuan 2003: 101, dalam mendesain dan membangun motivasi kerja pegawai maka diperlukan adanya proses
motivasi yang di antaranya meliputi: 1.
Tujuan dalam proses memotivasi perlu ditetapkan terlebih dahulu tujuan organisasi.
2. Mengetahui Kepentingan, dalam proses motivasi penting mengetahui
kebutuhankeinginan karyawan yang tidak hanya melihatnya dari sudut kepentingan pimpinan dan perusahaan saja.
3. Komunikasi Efektif, dalam proses motivasi harus dilakukan
komunikasi yang baik dan efektif dengan bawahan. 4.
Integrasi Tujuan, dalam proses motivasi perlu menyatukan tujuan perusahaan dan tujuan kepentingan karyawan.
5. Fasilitas, manajer dalam memotivasi harus memberikan fasilitas
kepada perusahaan dan individu karyawan yang akan mendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
6. Team Work, manajer harus menciptakan team work yang
terkoordinasi baik yang bisa mencapai tujuan perusahaan.
2.2.1.4 Teori – Teori Motivasi