a. Rasio Lancar Current Ratio
Rasio lancar adalah rasio yang paling sering membandingkan antara aktiva lancar yang dimiliki perusahaan
dengan hutang jangka pendek. Aktiva lancar disini meliputi kas, piutang dagang, efek, persediaan, dan aktiva lancar lainnya.
Sedangkan hutang jangka pendek meliputi hutang dagang, hutang wesel, hutang bank, hutang gaji, dan hutang lainnya yang
harus dibayar. Current Rasio dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut : Sutrisno, 2003 : 247
b. Rasio Cepat Quick Ratio
Rasio cepat merupakan rasio antara aktiva lancar sesudah dikurangi persediaan dengan hutang lancar. Rasio ini
menunjukkan besarnya alat likuid yang paling cepat yang bisa dipergunakan untuk melunasi hutang lancar.
Rasio Cepat dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Sutrisno, 2003 : 248
Lancar Hutang
lancar Aktiva
Rasio Current
Lancar Hutang
Persediaan Lancar
Aktiva Cepat
Rasio
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
c. Cash Ratio CR
Cash ratio CR adalah merupakan rasio yang membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang bisa segera
menjadi uang kas dengan hutang lancar. Cash Ratio CR dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut : Sutrisno, 2003 : 248.
Lancar Hutang
Efek Kas
Ratio ash
C
Dalam penelitian ini jenis rasio likuiditas yang digunakan adalah Current Ratio, dengan alasan bahwa dengan rasio ini kita dapat
mengukur tingkat keamanan kreditur jangka pendek, serta mengukur apakah operasi perusahaan tidak akan terganggu bila kewajiban jangka
pendek ini segera ditagih, semakin kuat Current Rasio, hal ini menunjukan bahwa investor akan memperoleh return tingkat
pengembalian sebesar-besarnya dengan risiko tertentu. Return tersebut yang menjadi indikator untuk meningkatkan wealth para investor, atau
para pemegang saham. Suharli 2005. Penelitian yang dilakukan Suharli 2005 menyimpulkan bahwa
Current Rasio mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat keuntungan return saham. hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Wijaya 2008 menunjukkan bahwa Current Rasio berpengaruh terhadap Return Saham.
2. Rasio Leverage
Rasio leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
a. Debt Ratio DR
Debt ratio DR adalah rasio yang digunakan untuk mengukur berapa besar aktiva perusahaan yang dibiayai oleh
kreditur. Debt Ratio dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Sutrisno, 2003 : 289
Aktiva Total
Hutang Total
DR
b. Debt to Equity Ratio DER
DER merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar perusahaan di belanjai oleh pihak kreditur.
Debt to Equity Ratio DER dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Sutrisno, 2003 : 250
Modal Hutang
Total DER
Dalam penelitian ini jenis rasio leverage yang digunakan adalah Debt to equity ratio, dengan rasio ini kita dapat mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang
dipergunakan untuk membayar hutang. Leverage yang semakin besar akan memperbesar perubahan arus laba bersih perusahaaan.
Leverage akan menimbulkan beban bunga hutang, jumlah bunga pinjaman yang dibayar dan akan mempengaruhi hubungan antara
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
return atas jumlah aktiva setelah pajak dengan return atas modal sendiri..
Penelitian yang dilakukan oleh Zulbahridar dan Jonius 2002 dalam Suharli 2005 menyimpulkan bahwa leverage keuangan
Debt on equity dan debt to equity ratio secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat keuntungan
return saham. hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijaya 2008 menunjukkan bahwa DER berpengaruh terhadap
Return Saham.
3. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam mendapatkan keuntungan.
a. Net Profit Margin NPM
Net Profit margin NPM merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dibandingkan
dengan penjualan yang dicapai. Net Profit Margin dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut : Sutrisno, 2003 : 254. 100
Penjualan Bersih
Laba NPM
x
b. Return On Assets ROA
Return On Assets ROA juga disebut sebagai rentabilitas ekonomis, merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Return On Assets ROA dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Sutrisno, 2003 : 254
c. Return On Equity ROE