6
2.3 Uji Mutu Bahan Baku
2.3.1 Pemerian
Pemerian memuat paparan mengenai sifat zat yang diuraikan secara umum terutama meliputi wujud, rupa, warna, rasa, bau dan untuk beberapa hal
dilengkapi dengan sifat kimia atau sifat fisiknya, dimaksudkan untuk dijadikan petunjuk dalam pembuatan, peracikan dan penggunaan, di samping juga berguna
untuk membantu pemeriksaan pendahuluan dalam pengujian. Karena itu, pernyataan yang terdapat di dalamnya tidak cukup kuat dijadikan syarat baku
Ditjen POM, 1984.
2.3.2 Kelarutan
Untuk menyatakan kelarutan zat kimia, istilah kelarutan dalam pengertian umum kadang-kadang perlu digunakan, tanpa mengindahkan perubahan kimia
yang mungkin terjadi pada pelarutan tersebut. Pernyataan kelarutan zat dalam bagian tertentu pelarut adalah kelarutan pada suhu 20º dan kecuali dinyatakan lain
menunjukkan bahwa, 1 bagian bobot zat padat atau 1 bagian volume zat cair larut dalam bagian volume tertentu pelarut. Pernyataan kelarutan yang tidak disertai
angka adalah kelarutan pada suhu kamar. Kecuali dinyatakan lain, zat jika dilarutkan boleh menunjukkan sedikit kotoran mekanik seperti bagian kertas
saring, serat dan butiran debu. Pernyataan bagian dalam kelarutan berarti bahwa 1g zat padat atau 1 ml zat cair dalam sejumlah ml pelarut. Jika kelarutan suatu zat
tidak diketahui dengan pasti, kelarutannya dapat ditunjukkan dengan kelarutan yang tertera pada kelarutan dalam etanol merupakan syarat baku obat yang
bersangkutan Ditjen POM, 1984.
7
2.3.3 Susut Pengeringan
Susut pengeringan adalah banyaknya bagian zat yang mudah menguap, termasuk air, ditetapkan dengan cara pengeringan, kecuali dinyatakan lain,
dilakukan pada suhu 105º hingga bobot tetap Ditjen POM, 1984.
Prosedur ini digunakan untuk penetapan jumlah semua jenis bahan yang mudah menguap dan hilang pada kondisi tertentu. Untuk zat yang diperkirakan
mengandung air sebagai satu-satunya bahan mudah menguap, cara yang terdapat pada penetapan kadar air sudah memadai dan dicantumkan dalam masing-masing
monografi Ditjen POM, 1995.
2.3.4 Suhu Lebur