2.2.2 Strategi Komunikasi
Menurut Onong Uchjana Effendi dalam buku berjudul “Ilmu Komunikasi” 2006: 32 menyatakan bahwa : “Strategi komunikasi merupakan panduan dari
perencanaan komunikasi communication planning dan manajemen communications management untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai
tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan
approach bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung dari situasi dan kondisi”.
Keberhasilan kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh penentuan strategi komunikasi. Di lain pihak jika tidak ada strategi komunikasi
yang baik efek dari proses komunikasi bukan tidak mungkin menimbulkan pengaruh negatif. Sedangkan untuk menilai proses komunikasi dapat ditelaah
dengan menggunakan model-model komunikasi. Dalam proses kegiatan komunikasi yang sedang berlangsung atau sudah selesai prosesnya maka untuk
menilai keberhasilan komunikasi tersebut terutama efek dari proses komunikasi tersebut digunakan telaah model komunikasi.
Strategi komunikasi dapat dilakukan berdasarkan sifat komunikasi itu sendiri, yaitu :
1. Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan menggunakan kata-kata, baik lisan maupun tulisan. Setidaknya ada tiga ciri utama yang menandai wujud
atau bentuk komunikasi verbal Djuarsa, 2003 : 63. Pertama, bahasa verbal adalah komunikasi yang kita pelajari setelah kita menggunakan komunikasi
nonverbal. Jadi, komunikasi verbal ini digunakan setelah pengetahuan dan kedewasaan kita sebagai manusia tumbuh.
Kedua, komunikasi verbal dinilai kurang universal dibanding dengan komunikasi nonverbal, sebab bila kita keluar negeri misalnya dan kita tidak
mengerti bahasa yang digunakan masyarakat setempat maka kita bisa menggunakan bahasa isyarat nonverbal. Ketiga, komunikasi verbal merupakan
aktivitas yang lebih intelektual dibanding dengan bahasa nonverbal. Melalui komunikasi verbal kita mengkomunikasikan gagasan dan konsep-konsep yang
abstrak.
Universitas Sumatera Utara
2. Komunikasi Nonverbal
Secara sederhana, pesan nonverbal adalah semua isyarat yang bukan merupakan kata-kata. Menurut Larry A. Samovar dan Richard E. porter,
komunikasi nonverbal mencakup semua rangsangan kecuali rangsangan verbal dalam suatu kegiatan komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan
lingkungan oleh individu, yang memiliki pesan potensial bagi penerima. Komunikasi nonverbal mencakup perilaku yang disengaja juga tidak disengaja
sebagai bagian dari peristiwa komunikasi secara keseluruhan Mulyana, 2007 : 343.
Jurgen Ruecsh dalam Mulyana, 2007 : 352 mengklasifikasikan isyarat nonverbal menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Bahasa tanda sign language
Bahasa tanda bisa berupa acungan jempol untuk numpang mobil secara gratis atau juga bahasa tuna rungu.
2. Bahasa tindakan action language
Bahasa tindakan merupakan semua gerakan tubuh yang tidak digunakan secara eksklusif untuk memberikan sinyal, misalnya berjalan.
3. Bahasa objek object language
Bahasa objek dapat berupa penunjukan benda, pakaian, dan lambang nonverbal bersifat public lainnya seperti ukuran ruangan, bendera,
gambarlukisan, music dan sebagainya baik secara sengaja maupun tidak.
Dalam menyusun strategi komunikasi harus memperhitungkan faktor-faktor pendukung dan penghambat. Berikut ini sebagian komponen komunikasi dan
faktor pendukung serta penghambat pada setiap komponen tersebut Effendy,2003:35.
1. Mengenali sasaran komunikasi
2. Faktor situasi dan kondisi
3. Pemilihan media komunikasi
4. Pengkajian tujuan pesan komunikasi
5. Peranan komunikator dalam komunikasi
6. Daya tarik sumber
Universitas Sumatera Utara
7. Kredibilitas sumber
Dalam proses pendidikan sering kita jumpai kegagalan-kegagalan, hal ini biasanya dikarenakan lemahnya strategi komunikasi yang dipakai. Untuk itu,
pendidik perlu mengembangkan pola komunikasi efektif dalam proses belajar mengajar. Komunikasi pendidikan yang dimaksudkan adalah hubungan atau
interaksi antara pendidik dengan peserta didik pada saat proses belajar mengajar berlangsung atau dengan istilah lain yaitu hubungan aktif antara pendidik dengan
peserta didik. Guru sebagai tenaga profesional di bidang pendidikan, disamping
memahami hal-hal yang bersifat filosofis dan konseptual, juga harus mengetahui dan melaksanakan hal-hal yang bersifat teknis. Hal-hal yang bersifat teknis ini,
terutama kegiatan mengelola dan melaksanakan interaksi belajar mengajar.
2.2.3 Teori Pembelajaran Sosial Albert Bandura