Kegunaan Sabun Reaksi saponifikasi lemak atau minyak ditunjukkan pada gambar 2.1.

2.1.4 Kegunaan Sabun

Fungsi utama sabun mandi yaitu untuk mengangkat kotoran, sel-sel kulit mati, mikroorganisme dan menghilangkan bau badan. Sabun dapat mengangkat kotoran dari kulit karena memiliki dua gugus yang berbeda kepolarannya, yaitu gugus nonpolar dan gugus polar. Gugus non polar adalah gugus yang tidak suka air hidrofobik, sehingga dapat mengikat kotoran pada kulit. Gugus polar adalah gugus yang suka air hidrofilik yang ketika dibilas maka kotoran akan terikat dengan air bilasan Hart, 1990. Mekanisme bagaimana molekul sabun dalam pelarut air dapat membersihkan kotorannoda berlemak adalah makin panjang bagian molekul sabun yang bersifat nonpolar, makin kuat daya pembersihnya terhadap kotorannoda berlemak. Proses pembersihan kotoran dengan menggunakan sabun tidak dapat dilepaskan dari keterlibatan air didalamnya. Air merupakan cairan yang umumnya digunakan untuk membersihkan sesuatu yang memiliki tegangan permukaan. Setiap molekul dalam struktur model air, dikelilingi dan ditarik oleh molekul air yang lainnya. Tegangan permukaan tersebut terbentuk pada saat molekul air yang terdapat pada permukaan air ditarik ke tubuh air. Tegangan ini mengakibatkan air membentuk butiran-butiran pada permukaan yang lambat laun akan membasahi bagian permukaan dan menghambat proses pembersihan. Tegangan permukaan dalam proses pembersihan harus dikurangi sehingga air dapat menyebar dan membasahi seluruh permukaan. Bahan yang dapat menurunkan tegangan permukaan pada air secara efektif disebut surfaktan. Sabun merupakan surfaktan anionik James dkk, 2002. Universitas Sumatera Utara 2.2Kulit Kulit merupakan ”selimut” yang menutupi permukaan tubuh dan memiliki fungsi utama sebagai pelindung dari berbagai macam gangguan dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus-menerus, respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi keringat, dan pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultraviolet matahari, sebagai peraba dan perasa serta pertahanan terhadap tekanan dan infeksi dari luar. Kulit mempunyai beberapa fungsi, diantaranya: a. Sebagai penghalang terhadap serangan mikroorganisme dan benda asing b. Sebagai pelindung terhadap rangsang mekanis, termis dan osmotik c. Sebagai pengatur suhu tubuh dan keseimbangan cairan d. Sebagai tempat ekskresi dan absorbsi e. Sebagai tempat mengubah provitamin D menjadi bentuk yang lebih aktif secara fisiologi melalui radiasi sinar ultraviolet f. Sebagai organ perasa yang luas dan sebagai tanda emosional dalam bentuk ekspresi dan refleks vascular Putri, 2009. Sabun yang digunakan untuk membersihkan kotoran pada kulit baik berupa kotoran yang larut dalam air maupun yang larut dalam lemak. Namun dengan penggunaan sabun kita akan mendapatkan efek lain pada kulit, yaitu: 1. Daya alkalinisasi kulit Daya alkalinisasi sabun dianggap sebagai faktor terpenting dari efek samping sabun reaksi basa yang terjadi pada sabun konvensional yang melepas ion OH - sehingga pH larutan sabun ini berada antara 9-12 dianggap sebagai penyebab dari iritasi kulit. Bila kulit terkena cairan sabun, pH kulit akan naik beberapa menit setelah pemakaian, meskipun kulit telah dibilas dengan air. Universitas Sumatera Utara Alkalinisasi dapat menimbulkan kerusakan kulit bila kontak berlangsung lama, misalnya pembilasan tidak sempurna atau pH sabun yang sangat tinggi.Pengasaman akan terjadi setelah 5-10 menit, dan setelah 30 menit pH kulit akan normal kembali. 2. Daya pembengkakan dan pengeringan kulit Kontak air pH 7 pada kulit yang lama akan menyebabkan lapisan tanduk kulit mengembang akibat kenaikan permeabilitas kulit terhadap air. Cairan yang mengandung sabun dengan pH alkalis akan mempercepat hilangnya mantel asam pada lemak kulit permukaan sehingga pengembangan kulit akan menjadi lebih cepat. 3. Daya antimikrobial Sabun yang mengandung surfaktan, terutama kation, mempunyai daya antimikroba, apalagi ditambah bahan antimikroba. Daya antimikroba ini terjadi pula akibat kekeringan kulit, pembersih kulit, oksidasi didalam sel karotin, daya pemisah surfaktan dan kerja mekanis airWasitaatmaja, 1997.

2.3 Kitosan