BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semakin berkembangnya teknologi dan penggunaan sabun pada saat ini, bahan- bahan yang digunakan dalam pembuatan sabun pun semakin bervariasi. Oleh
karena itu, produsen sabun berlomba-lomba mencari formula sabun untuk memproduksi sabun yang ekonomis, higienis, tidak membahayakan kesehatan,
mudah diolah, mudah didapat dan memiliki nilai jual yang terjangkau Gandasasmita, 2009.
Sabun transparan atau disebut juga sabun gliserin adalah jenis sabun mandi yang memiliki kelebihan dapat menghasilkan busa lebih lembut di kulit
dan penampakannya berkilau jika dibandingkan dengan jenis sabun yang lain. Sabun transparan merupakan sabun yang umumnya memiliki pH mendekati netral
sehingga tidak menyebabkan iritasi pada kulit Fachmi, 2008.
Kitosan pertama kali ditemukan oleh C. Rouget pada tahun 1859 dengan cara merefluks kitin dengan KOH pekat. Perkembangan penggunaan kitosan
meningkat pada tahun 1940-an dan semakin berkembang seiring dengan diperlukannya bahan alami dalam berbagai bidang industri Kaban, 2009.
Adanya penyiapan kitosan dengan berat molekul tinggi memiliki perubahan dalam kelarutannya dan beberapa manfaat biologis khusus seperti
aktivitas antitumor dan aktivitas antijamur Sun, 2007.
Salah satu pemanfaatan kitosan adalah kitosan dapat berperan sebagai antibakteri. Kitosan sangat potensial sebagai antibakteri karena senyawa ini
Universitas Sumatera Utara
merupakan polimer alami hasil turunan kitin sehingga diharapkan aman bagi manusia. Kemampuan antibakteri kitosan diakibatkan terdapatnya gugus NH
3
glukosamin yang mampu berinteraksi dengan permukaan sel bakteri yang bermuatan negatif sehingga dapat mengganggu pertumbuhan bakteri. Tsai dan Su
1999 yang telah meneliti adanya efek bakterial dari kitosan udang terhadap Escherichia coli.
Menurut Ibrahim 2010 penggunaan kitosan sebagai pengisi dalam pembuatan sabun transparan akan memberikan sifat fisik, kimia dan bioefek dari
produk akhir sabun transparan dan mencari konsentrasi terbaik dari kitosan dengan menggunakan perbandingan sabun komersil, dimana semakin meningkat
konsentrasi kitosan yang ditambahkan maka parameter organoleptik dan kelembutannya memberikan hasil yang terbaik dari sifat kimianya dibandingkan
dengan sabun komersil.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin meneliti mengenaioptimasi konsentrasi kitosan molekul tinggi dalam sabun transparan antibakteri terhadap uji
aktivitas bakteriEscherichia coli danStaphylococcus aureus.
1.2 Perumusan Masalah