Bakteri Optimasi Konsentrasi Kitosan Molekul Tinggi dalam Sabun Transparan Antibakteri

penjernih sari buah. Selain itu, biopolimer tersebut juga berguna sebagai antikoagulan, antitumor, antivirus, penambahan dalam obat pembuluh darah-kulit dan ginjal sintetik, bahan pembuat lensa kontak, bahan shampoo dan kondisioner rambut, penstabil liposom, bahan ortopedik, pembalut luka dan benang bedah yang mudah diserap, serta mempertinggi daya kekebalan, dan antiinfeksi. Kitosan juga dapat dimanfaatkan diberbagai bidang biokimia, industri-industri kertas, tekstil membran atau film, dan lain sebagainya Sugita dkk,2009.

2.4 Bakteri

Nama bakteri berasal dari kata ”bakterion” bahasa Yunani yang berarti tongkat atau batang. Sekarang nama itu dipakai untuk menyebut sekelompok mikroorganisme yang bersel satu, tidak berklorofil, berbiak dengan pembelahan diri, serta demikian kecilnya sehingga hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop. Berdasarkan perbedaannya didalam menyerap zat warna gram bakteri dibagi atas dua golongan yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Bakteri gram positif menyerap zat warna pertama yaitu kristal violet yang menyebabkan berwarna ungu, sedangkan bakteri gram negatif menyerap zat warna kedua yaitu safranin dan menyebabkannya berwarna merah Dwidjoseputro, 1994. Sel bakteri memiliki struktur eksternal dan internal sel. Salah satu struktur eksternal sel bakteri adalah dinding sel dan struktur internal sel bakteri adalah membran plasma atau membran sitoplasma. Dinding sel bakteri merupakan struktur kompleks dan berfungsi sebagai penentu bentuk sel, pelindung dari kemungkinan pecahnya sel. Dinding sel terdiri atas peptidoglikan atau murein yang menyebabkan kakunya dinding sel. Dinding sel bakteri gram positif memiliki kandungan peptidoglikan yang tinggi dapat mencapai 50 serta mengandung asam teikoat yang terdiri dari alkohol dan gliserol fosfat sehingga sel bakteri cenderung bermuatan negatif dan Universitas Sumatera Utara memiliki gugus hidrofilik. Dinding sel bakteri gram negatif tidak mengandung asam teikoat dan hanya mengandung sejumlah kecil peptidoglikan sekitar 10 sehingga relatif tidak kaku dan relatif lebih tahan terhadap kerusakan mekanis Lay, 1994. 2.4.1 Bakteri Escherichia coli Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri enterik yaitu bakteri berbentuk batang pendek dengan ukuran 0,5 μm x 3,0 μm, memiliki warna merah, tahan hidup dalam media yang kekurangan zat gizi. Merupakan bakteri gram negatif yang tidak berspora, dan memiliki gerak positif. Mempunyai kapsul atau selubung tipis ada juga yang tidak berkapsul sama sekali Krieg and Holt, 1984. Escherichia coli adalah bakteri yang banyak ditemukan didalam usus besar manusia sebagai flora normal. Bakteri ini dapat menyebabkan infeksi primer pada usus misalnya diare pada anak dan juga dapat menimbulkan infeksi pada jaringan tubuh lain diluar usus. Bakteri Escherichia coli memiliki habitat dilingkungan akuatik, tanah, makanan, air seni, dan tinja. Dinding selnya mengandung peptidoglikan, selalu berpasangan membentuk rantai pendek atau seperti anggur, biasanya ada dikulit dan bersifat patogen Dwidjoseputro, 1994 .

2.4.2 Bakteri Staphylococcus aureus

Bakteri Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif yang bersifat aerob atau anaerob fakultatif, tes katalase positif dan tahan hidup dalam lingkungan yang mengandung garam dengan konsentrasi tinggi halofilik, misalnya NaCl 10. Hasil pewarnaan yang berasal dari pembenihan padat akan memperlihatkan susunan bakteri yang bergerombol seperti buah anggur yang berwarna ungu. Untuk membiakkan bakteri Staphylococcus aureus diperlukan suhu optimal sekitar 35 C dan pH optimal untuk pertumbuhan Staphylococcus aureus adalah 7,4 Dwidjoseputro, 1994. Universitas Sumatera Utara Bakteri ini terdapat pada kulit, selaput lendir, bisul, dan luka. Dapat menimbulkan penyakit melalui kemampuannya berkembang biak dan menyebar luas dalam jaringan dan melalui pembentukan berbagai zat ekstraseluler seperti enzim dan toksin Jawetz et al. 1995.

2.4.3 Pengukuran Aktivitas Antibakteri

Pengukuran aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan 3 metode: a. Metode Dilusi Metode ini menggunakan antimikroba dengan kadar yang menurun secara bertahap, baik dengan media cair atau padat. Kemudian media diinokulasi bakteri uji dan dieramkan. Tahap akhir dilarutkan antimikroba dengan kadar yang menghambat atau mematikan. Uji kepekaan cara dilusi agar memakan waktu dan penggunaannya dibatasi pada keadaan tertentu saja Jawetz et al. 1995. b. Metode Difusi Metode yang paling sering digunakan adalah metode difusi agar. Metode difusi agar dapat dilakukan dengan metode cakram atau metode sumur. Metode cakram merupakan cakram kertas saring berisi sejumlah tertentu obat ditempatkan pada permukaan medium padat yang sebelumnya telah diinokulasi bakteri uji pada permukaannya. Setelah inkubasi, diameter zona hambatan sekitar cakram dipergunakan mengukur kekuatan hambatan obat terhadap organisme uji. Metode ini dipengaruhi oleh beberapa faktor fisik dan kimia, selain faktor antara obat dan organisme misalnya sifat medium dan kemampuan difusi, ukuran molekular dan stabilitas obat. Meskipun demikian, standarisasi faktor-faktor tersebut memungkinkan melakukan uji kepekaan dengan baik. Sedangkan metode sumur didasarkan pada kemampuan senyawa antibakteri yang diuji untuk menghasilkan Universitas Sumatera Utara diameter zona penghambatan disekeliling sumur uji terhadap bakteri yang digunakan sebagai penguji. Metode ini lebih sederhana dibandingkan dengan metode cakram kertas. Jawetz et al. 1995. c. Metode Turbidimetri Pada cara ini digunakan media cair, yaitu dilakukan penuangan media kedalam tabung reaksi, ditambahkan suspensi bakteri, kemudian dilakukan pemipetan larutan uji, dan inkubasi. Selanjutnya dilakukan pengukuran kekeruhan, kekeruhan yang disebabkan oleh pertumbuhan bakteri diukur dengan menggunakan alat instrumentasi yang cocok, misalnya nephelometer dan spektrofotometer setelah itu dilakukan perhitungan potensi antimikroba Wattimena, 1991. Kriteria daya hambat bakteri berdasarkan kekuatan daya antibakteri pada daerah hambatan 20 mm atau lebih termasuk sangat kuat, daerah hambatan 10-20 mm kategori kuat efektif, daerah hambatan 5-10 mm kategori sedang, dan daerah hambatan 5 mm atau kurang termasuk kategori lemah Davis and Stout, 1971. Universitas Sumatera Utara BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan