63 pengukuran efisiensi yang dalam kontribusinya lebih sering mengalami
inefisien selama waktu penelitian baik itu variabel input maupun output. Adapun beberapa input dan output dalam metode pengukuran DEA adalah:
Dana Pihak Ketiga I1, Aset Tetap I2, Biaya Tenaga Kerja I3, Pembiayaan O1 dan Investasi O2.
Tabel 4
4.6 Inefisien Bank Perkreditan Rakyat Syariah Tahun 2013
dalam persen
BPRS Score
Efisiensi Input
Output I1
I2 I3
O1 O2
Kuartal I Tahun 2013 Al Makmur
97,6 96,5
100 100
97,6 97,6
Kuartal II Tahun 2013 Hikmah Wakilah
95,07 100
100 100
95,1 93,6
Al Makmur 97,08
100 100
100 97,1
45,4 Berkah Ramadhan
99,65 100
16,4 100
99,7 99,7
Cempaka Al Amin 81,79
100 96,4
100 81,8
73,5 Sarana Prima
Mandiri 95,67
100 100
85,2 95,7
95,7 Kuartal III Tahun 2013
Hikmah Wakilah 97,3
100 99,9
67,2 97,3
97,3 Al Makmur
97,04 100
100 69,6
97 91,4
Cempaka Al Amin 81,3
91,6 100
100 81,4
81,4 Amanah
Rabbaniah 94,87
100 90
58,7 94,9
94,9 Artha Laksana
99,89 89,1
100 100
99,1 99,1
Sarana Prima Mandiri
88,93 100
100 62,7
88,9 87,5
Tulen Amanah 93,36
100 100
78,9 93,4
75,7 Kuartal IV Tahun 2013
Bangka 99,36
100 100
32,6 99,4
99,4 Berkah Ramadhan
98,73 100
81,6 87,3
98,7 98,7
Cempaka Al Amin 78,58
97,7 100
78,8 78,6
70,5 Amanah
Rabbaniah 99,34
100 94,2
39,4 99,3
99,3 Sarana Prima
Mandiri 97,47
100 100
38,5 97,5
97,5 Tulen Amanah
98,15 100
100 66,9
98,2 98,2
64 Sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.6, pada tahun 2013 kuartal I
terdapat 1 BPRS yang inefisien yaitu Al Makmur, hal tersebut terjadi karena penggunaan variabel input dan output yang kurang optimal. Inefisien terbukti
dari variabel input dana pihak ketiga sebesar 96,5, output pembiayaan dan investasi yang dihasilkan 97,6. Untuk meningkatkan nilai efisiensi BPRS Al
Makmur harus mengurangi dana pihak ketiga 3,5, seta harus meningkatkan pembiayaan dan investasi sebesar 2,5.
Pada kuartal II BPRS Cempaka Al Amin memperoleh nilai inefisiensi terendah sebesar 81,79. Inefisien terbukti dari variabel input aset tetap
sebesar 96,4 sehingga perlu mengurangi sebesar 3,6. Pada output pembiayaan harus meningkatkan 22,3 lagi dan 36 lagi untuk output
investasi. Di kuartal II BPRS Cempaka Al Amin masih memperoleh nilai inefisiensi terendah sebesar 81,3. Inefisien terbukti dari variabel input
pembiayaan sebesar 91,6 sehingga perlu mengurangi sebesar 8,4. Pada output pembiayaan dan investasi harus meningkatkan 22,9 lagi.
Pada kuartal IV BPRS Cempaka Al Amin masih memperoleh nilai inefisiensi terendah sebesar 78,58 hal tersebut terjadi karena penggunaan
variabel input dan output yang kurang optimal. Inefisien terbukti dari variabel input pembiayaan yang harus dikurangi sebesar 2,3 dan mengurangi sebesar
21,2 biaya tenaga kerja. Pada variabel output pembiayaan harus ditingkatkan 27,3 dan untuk variabel output invetasi harus ditingkatkan 41,8.
65
Tabel 4.7 Inefisien Bank Perkreditan Rakyat Syariah Tahun 2014
dalam persen
BPRS Score
Efisiensi Input
Output I1
I2 I3
O1 O2
Kuartal I Tahun 2014 Berkah Ramadhan
99,19 100
65,8 100
99,2 99,2
Cempaka Al Amin 92,04
100 94,1
100 92
92 Kuartal II Tahun 2014
Hikmah Wakilah 98,67
99,9 100
100 98,7
98,7 Al Makmur
93,98 100
93,8 87,8
94 94
Bangka 99,44
100 92,1
78 100
97,9 Berkah Ramadhan
97,53 100
23,9 100
97,5 97,5
Artha Laksana 94,86
100 100
100 94,9
94,0 Kuartal III Tahun 2014
Hikmah Wakilah 95,83
100 100
65,6 95,8
95,8 Al Makmur
97,19 100
94,5 100
97,2 97,2
Bangka 99,01
100 92,2
73,2 99
99 Berkah Ramadhan
97,97 100
100 100
98 98
Amanah Rabbaniah
97,07 100
82,5 65,2
97,1 97,1
Artha Laksana 99,13
89,1 100
100 99,1
99,1 Sarana Prima
Mandiri 96,46
100 97,3
65,3 96,5
88,1 Kuartal IV Tahun 2014
Al Makmur 95,9
100 100
84,4 95,9
93,2 Bangka
99,06 100
85,7 77,3
99,1 99,1
Cempaka Al Amin 97,62
86,4 100
70,5 97,6
97,6 Amanah
Rabbaniah 99,4
100 100
36,3 99,4
99,4 Sarana Prima
Mandiri 91,51
100 97,6
42,7 91,5
91,5 Tulen Amanah
99,8 100
99,3 76,4
99,8 98,2
Sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.7, pada tahun 2014 terdapat 2 BPRS inefisien pada kuartal I, 5 BPRS inefisien pada kuartal II, 7 BPRS
inefisien pada kuartal III dan 6 BPRS inefisien pada kuartal IV. Hal tersebut dikarenakan kontribusi dari masing-masing variabel, input maupun outputnya
belum dapat dioptimalkan. Pada kuartal I BPRS Cempaka Al Amin
66 memperoleh nilai inefisiensi terendah sebesar 92,04. Inefisien terbukti dari
variabel input aset tetap sebesar 94,1, serta output pembiayaan dan investasi yang sebesat 92. Untuk meningkatkan nilai efisiensi BPRS Cempaka Al
Amin harus mengurangi aset tetap 5,9, serta harus meningkatkan pembiayaan dan investasi sebesar 8.
Pada kuartal II BPRS Al Makmur memperoleh nilai inefisiensi terendah sebesar 93,98. Inefisien terbukti dari variabel input aset tetap
sebesar 93,8 dan dana pihak ketiga 87,8, serta output pembiayaan dan investasi sebesar 94.Untuk meningkatkan nilai efisiensi BPRS Al Makmur
harus mengurangi aset tetap 6,2 dan biaya tenaga kerja sebesar 12,2. Serta harus meningkatkan pembiayaan dan investasi sebesar 6.
Pada kuartal III BPRS Hikmah Wakilah memperoleh nilai inefisiensi terendah sebesar 95,83. Inefisien terbukti dari pemborosan variabel input
biaya tenaga kerja sebesar 65,6, serta variabel output pembiayaan dan investasi sebesar 95,8. Untuk meningkatkan nilai efisiensi BPRS Hikmah
Wakilah harus mengurangi biaya tenaga kerja sebesar 34,5, serta harus meningkatkan pembiayaan dan investasi sebesar 4,2.
Pada kuartal IV BPRS Sarana Prima Mandiri memperoleh nilai inefisiensi terendah sebesar 91,51 Inefisien terbukti dari variabel input aset
tetap sebesar 97,6 sedangkan pada input beban tenaga kerja sebesar 42,7, output pembiayaan dan investasi yang dihasilkan 91,5. Untuk meningkatkan
nilai efisiensi BPRS Sarana Prima Mandiri harus mengurangi aset tetap 2,4
67 dan biaya tenaga kerja 57,3, serta harus meningkatkan pembiayaan, dan
investasi sebesar 8,5.
Tabel 4.8 Inefisien Bank Perkreditan Rakyat Syariah Tahun 2015
dalam persen
BPRS Score
Efisiensi Input
Output I1
I2 I3
O1 O2
Kuartal II Tahun 2015 Sarana Prima
Mandiri 98,74
96,2 91,6
71 100
38 Kuartal III Tahun 2015
Al Makmur 99,87
100 94,9
100 99,9
99,9 Sarana Prima
Mandiri 96,18
100 87,9
32,4 96,2
96,2
Sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.8, pada tahun 2015 kuartal I dan IV seluruh BPRS mendapat nilai efisiensi sempurna yaitu 100, 1 BPRS
inefisien pada kuartal II dan 2 BPRS inefisien pada kuartal III. Hal tersebut dikarenakan kontribusi dari masing-masing variabel, input maupun outputnya
belum dapat dioptimalkan. Pada kuartal II BPRS Sarana Prima Mandiri memperoleh nilai inefisiensi terendah sebesar 98,74. Inefisien terbukti input
dana pihak ketiga sebesar 96,2, aset tetap sebesar 91,6 dan biaya tenaga kerja sebesar 71, serta output investasi sebesar 38. Untuk meningkatkan
nilai efisiensi BPRS Sarana Prima Mandiri harus mengurangi dana pihak ketiga sebesar 3,8, aset tetap sebesar 8,4 dan biaya tenaga kerja sebesar 29,
serta harus meningkatkan output investasi sebesar 62. Pada kuartal III BPRS Sarana Prima Mandiri masih memperoleh nilai
inefisiensi terendah sebesar 96,18. Inefisien terbukti dari variabel aset tetap
68 87,9 dan biaya tenaga kerja 32,4,serta output pihak ketiga dan investasi
sebesar 96,2. Untuk meningkatkan nilai efisiensi BPRS Sarana Prima Mandiri harus mengurangi input aset tetap 12,1 dan biaya tenaga kerja
sebesar 67,6, serta meningkatkan pembiayaan dan investasi sebesar 3,8.
D. Analisis