2.6.1.3 Promotor
Promotor merupakan senyawa ke tiga yang ditambahkan ke dalam sistem katalis, biasanya dalam jumlah kecil saja. Tujuan
pemberian promotor ini adalah untuk menghasilkan aktivitas, selektivitas, dan efek stabilitas yang diinginkan. Promotor dapat
diandaikan seperti bumbu masak dalam masakan makanan. Promotor didesain untuk membantu penyangga atau komponen
aktif. Salah satu peran penting dari promotor adalah dalam pengendalian stabilitas katalis. Beberapa kasus lain, promotor ditambahkan ke dalam
struktur katalis atau penyangga untuk menghambat mekanisme reaksi tertentu yang tidak diinginkan, seperti pembentukan karbon coke.
Coking ini berasal dari perengkahan di situs asam Bronsted yang diikuti polimerisasi dengan katalis asam untuk menghasilkan CH
x n
. Coking ini memenuhi permukaan pori dan memblokade lubang pori.
2.6.2 Desain katalis
Desain katalis yang sukses memerlukan kombinasi pengalaman pengalaman unik dengan pengetahuan yang berhubungan dengan pengalaman
tersebut. Diskusi tentang pengembangan proses adalah dasar penting di dalam mendesain katalis, penekanannya adalah pada apa yang dibutuhkan oleh proses
itu. Target reaksi adalah sangat penting. Faktor faktor penting yang perlu diperhatikan adalah ukuran partikel, ukuran pori, kekuatan, selektivitas,
aktivitas, stabilitas dan formulasi.
2.7 SIFAT FISIS MATERIAL
Sifat fisis material yang akan diuji pada penelitian ini adalah sifat absorbsi, sifat porositas, densitas, dan permeabilitas. Sifat sifat tersebut akan
dibahas sebagai berikut :
2.7.1 Absorbsi
Absorbsi adalah terikatnya suatu substansi pada permukaan yang dapat menyerap adsorben. Absorbsi dapat terjadi antara zat padat dan zat cair, zat
padat dan gas, dan zat cair dan gas. Absorbsi terjadi karena adanya gaya adhesi
Universitas Sumatera Utara
absorben yang lebih besar dari pada gaya kohesinya, sehingga zat akan lebih cenderung tertarik ke permukaannya.
Berdasarkan interaksinya, absorbsi dapat dibedakan atas : a.
Absorbsi fisika terjadi bila gaya intermolekular lebih besar dari pada gaya tarik antar molekul atau gaya tarik menarik yang
relatif lemah antara adsorbat dengan permukaan adsorben, gaya ini disebut gaya Van der Waals, sehingga adsorbat dapat
bergerak dari satu bagian permukaan ke bagian permukaan lain dari adsorben.
Absorbsi ini berlangsung cepat, dapat membentuk lapisan jamak multilayer dan dapat bereaksi balik reversible karena energi
yang dibutuhkan relatif rendah. b.
Absorbsi kimia terjadi karena adanya reaksi antara molekul molekul absorbat dengan absorben dimana terbentuk ikatan
kovalen dan ion. Gaya ikat absorben ini bervariasi tergantung pada zat yang bereaksi. Absorbsi jenis ini bersifat irreversible
dan hanya dapat membentuk lapisan tunggal monolayer Tambunan T.D., 2006.
2.7.2 Porositas
Porositas sangat dipengaruhi oleh bentuk renik dan distribusinya. Secara umum porositas dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu :
• Porositas semu apparent porosity yaitu perbandingan volum
renik terbuka dengan volum total. •
Porositas total yaitu perbandingan jumlah volum renik terbuka dan volum renik tertutup terhadap volum total Gurning J., 1994
2.7.3 Densitas
Densitas adalah pengukuran massa setiap satuan volum benda. Semakin tinggi densitas massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap
volumnya. Densitas rata rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan
Universitas Sumatera Utara
total volumnya. Sebuah benda yang memiliki densitas lebih tinggi akan memiliki volum yang lebih rendah.
Menurut Gurning J., 1994, untuk menghitung besarnya densitas dipergunakan persamaan berikut ini
ρ =
� �
…………….. 2.1
dimana : ρ = densitas Kgm
3
m = massa Kg V = volum benda m
3
2.7.4. Permeabilitas