BAB V PERENCANAAN SISTEM TRANSMISI
5.1 Perencanaan Daya Motor 5.1.1 Pemilihan Motor Penggerak
Sebelum menentukan reduksi dan dimensi pasangan roda gigi yang akan dipergunakan pada sistem transmisi, maka terlebih dahulu harus ditentukan jenis
motor penggerak. Hal ini disebabkan karena besarnya putaran motor akan menentukan besarnya reduksi yang harus dihasilkan oleh rangkaian roda gigi.
Disamping itu daya motor yang harus dipilih harus mencukupi kebutuhan daya yang diperlukan bagi rangkaian elevator.
Daya motor yang dibutuhkan untuk melayani kebutuhan sistem elevator dapat dihitung dari persamaan 5.1 sebagai berikut :
N
st
= Q
+ G
S
− G
CW
HP
………………………………. Lit.4 hal.362 75.
η
tot
Dimana : Q
= Kapasitas elevator 11 orang = 1000 kg diasumsikan 1 orang beratnya = 80 kg
G
s
= Bobot sangkar elevator = 650 kg
G
cw
= Berat bobot Pengimbang = G
s
+ 0,5 Q = 650 + 0,5 1000
= 1150 kg V
= Kec. Elevator = 1,5 ms
Universitas Sumatera Utara
η
tot
= Efisiensi total elevator
η
tot
=
η
hm
.
η
g .sh
.
η
d .sh
Dimana :
η
hm
= Effisiensi mesin pengangkat = 0,895 …………………… Lampiran 1
η
g .sh
= Effisiensi roda puli = 0,97
η
d .sh
= Effisiensi roda puli deflektor = 0,85
Sehingga :
η
tot
= 0,895 . 0,97 . 0,85 = 0,7379
Maka : N
st
= 1000
+ 650 −1150 75.0,7379
= 10,84 hp Dalam prakteknya perlu dilakukan pemeriksaan terhadap daya motor. Hal
ini dikarenakan dibutuhkannya daya yang besar pada saat start atau mungkin beban yang sangat besar yang terus bekerja setelah start. Dengan demikian perlu
diperhitungkan adanya faktor koreksi yang besarnya adalah : f
c
= 1,0 ÷ 1,5 dalam hal ini dipilih f
c
= 1,3 ……lit.7 hal. 7. tabel 1.6 Maka daya motor rencana adalah :
N
d
= F
c
. N
st
= 1,3 . 10,84 = 14,09 hp
Universitas Sumatera Utara
Adapun sumber daya yang dipilih disini adalah dari jala-jala listrik PLN AC. Hal ini dikarenakan beberapa alasan yaitu :
Mudah diperoleh Konstruksi lebih sederhana sehingga lebih mudah dalam hal
penempatannnya dan lebih hemat ruangan Putaran relative konstan untuk beban yang berfluktuasi
Tidak menimbulkan polusi udara dan kebisingan suara Lebih mudah distart
Dalam perencanaan ini motor listrik yang dipilih memiliki 2 dua pasang kutub pole, dimana setiap pasangnya terdiri dari 2 dua kutub. Maka putaran
motor dapat ditentukan dengan persamaan berikut: n =
60. f
rpm
……………………………………Lit.7 hal 5
s
p Dimana :
f = Frekuensi jala-jala listrik AC
= 50 Hz standart PLN p
= Jumlah pasang kutub = 2 pasang direncanakan
Maka : n
= 60.50
rpm
s
2 n
s
= 1500 rpm
Universitas Sumatera Utara
Jadi putaran motor listrik dalam perencanaan ini adalah n =1500 rpm. Dari standarisasi motor listrik AC untuk putaran 1500 rpm dan daya nominal 14,09
hp diperoleh spesifikasi sebagai berikut : Daya motor N
= 15 hp Rated Speed n
= 1455 rpm Diameter poros penghubung d
= 42 mm Effisiensi
η
= 89,4 Faktor daya cos
ϕ
= 0,8 data lain dapat dilihat pada lampiran 1
5.1.2 Perencanaan Generator Set
Generator set adalah sebagai sumber arus listrik pada saat aliran listrik PLN padam. Hal ini sangat penting supaya elevator tetap dapat beroperasi dan
hal - hal yang tidak diinginkan akibat pemadaman arus listrik secara tiba- tiba oleh PLN tidak terjadi. Generator set ini dirancang hanya untuk mengatasi
beban listrik untuk kipas dan penerangan listrik serta untuk kebutuhan sistem elevator itu sendiri sebanyak 5 unit di Gedung Hotel Madani Medan.
Generator set yang dipilih harus dapat melayani keseluruhan unit elevator beserta peralatan pendukungnya berupa kipas dan penerangan. Maka
KVA total yang harus dilayani oleh Generator set adalah : KVA total
= KVA elevator + KVA kipas dan penerangan Dimana :
KVA elevator = Daya motor rencana x 0,76x
Cos
ϕ
Jumlah elevator
= 14,09 x 0,76 x 5
0,8 = 66,92 KVA
Universitas Sumatera Utara
d
KVA Kipas dan penerangan diperoleh dari hasil survey sebesar 1 KVA Maka :
KVA total = 66,92 + 1
= 67,92 KVA Dari perhitungan diatas maka direncanakan generator set dengan daya
keluaran sebesar 100 KVA, cos
ϕ
= 0,8 dan dihubungkan dengan jala- jala listrik PLN dengan sistem sinkronisasi.
5.1.3 Pemeriksaan Motor Terhadap Beban Lebih Over Load
Momen gaya yang dihasilkan motor ketika terjadi percepatan momen gaya start motor = M
mot
adalah persamaan 5.2 berikut : M
mot
= M
st
+ M
dyn
……………………… Lit. 4 hal. 296 Dimana :
M
st
= Momen tahanan statis N
M
st
= 716,20 n
kg.cm……………….lit. 4 hal.292
= 716,20 14,09
1455 = 693 kg.cm
= 6,93 kg.m M
dyn
= Momen gaya dinamik M
dyn
=
δ
.GD
2
. n 375.t
s
0,975.G2.V
2
+ n.t
s
.
η
kgm …………………. Lit.4 hal. 293 Dimana :
δ
= Koefisien transmisi = 1,1 ÷ 1,25 ……………………………………... Lit.4 hal. 293
Universitas Sumatera Utara
GD
2
= Momen Girasi komponen pada poros rotor + kopling GD
2
= GD
2 rotor
+ GD
2 kopling
GD
2 rotor
= 0,078 kgm
2
……………… lampiran 1
GD
2 kopling
= I . 4 . g …………………… lit.4 hal 289 Diameter luar kopling = 200 mm ………... lit.4 hal 295.table 39
I = Perkiraan momen inersia kopling
= 0,0001 kg cms
2
………… Lit.4 hal. 295 g
= Percepatan gravitasi = 9,81 ms
2
GD
2 kopling
= 0,0001 . 4. 9,81 = 0,004 kg m
2
GD
2
= 0,078 + 0,004 kg m
2
= 0,081 kg m
2
n = Putaran motor = 1455 rpm
t
s
= Waktu start 1,5 ÷ 5 detik …………… Lit.4 hal. 294 = 2 detik dipilih
V = Kecepatan angkat = 1,5 ms
G
’
= Berat netto maksimum yang diangkat motor G’
= Q + Gs – Gcw kg = 1000 + 650 – 1150 = 500 kg
η
= Efisiensi sistem transmisi = 89,4 Sehingga :
M
dyn
= 1,2.0,081 +
375.2 0,975.500.1,5
2
1455.2.0,894 = 0.1885 + 0,505
= 0,69 kg.m
Universitas Sumatera Utara
rated
Maka momen gaya start motor M
mot
adalah : M
mot
= M
st
+ M
dyn
kg.m ………………………….. … lit.4 hal 291 = 6,93 + 0,69
= 7,62 kg.m Selanjutnya momen gaya ternilai M
rated
dapat dihitung berdasarkan persamaan sebagai berikut :
M = 716,20
N
rated
n
rated
= 716,20 15
1455 = 7,35 kg.m
Pemeriksaan keamanan motor terhadap beban lebih over load didasarkan pada rasio
beban – motor
yaitu perbandingan antara Momen gaya maksimum M
max
dengan Momen gaya ternilai M
rated
. Jika perbandingannya lebih kecil dari harga yang ditentukan maka dapat disimpulkan bahwa motor aman terhadap beban
lebih. Atau dapat dituliskan rumus persamaan 5.3 : M
max
= Ratio
beban- motor
1,75 ÷ 2 . M
rated
…………………….. lit.4 hal.296
Atau : Ratio
beban –motor
= M
max
1,75 ÷ 2 → 1,8 dipilih …………. lit.4 hal. 296 M
rated
Ratio
beban – motor izin
= 1,8 Sedangkan :
Ratio
beban – motor
= Dimana :
M
max
M
rated
M
ma x
= Momen gaya maksimum = M
mot
………………………………….. ….. Lit.4 hal. 297 = 7,623kg.m
M
rated
= Momen gaya ternilai = 7,35 kg.m
Universitas Sumatera Utara
Sehingga : Rasio
beban – motor
= 7,623
7,35 = 1,037
Dari hasil pemeriksaan tersebut didapatkan bahwa nilai perbandingan antara momen gaya maksimum dengan momen gaya ternilai ratio
beban – motor
= 1,037. Nilai ini masih berada dibawah nilai izin ratio
beban –motor izin
= 1,8 sehingga dapat disimpulkan bahwa motor aman terhadap beban lebih over load
5.2 Perencanaan Roda Gigi Cacing