Gambar 2.20. Rel Penuntun untuk Elevator
2.6.2.6 Alat Pengaman Elevator
Sangkar elevator harus dilengkapi dengan alat pengaman khusus, yaitu penahan yang akan menghentikan sangkar secara otomatis bila tali putus atau kendur.
Banyak desain pengaman elevator yang dilengkapi dengan eksentris, baji, rol penjempit, pisau dan permukaan rem yang halus. Permukaan rem halus yang menjepit jalur
penuntun dengan kuat sepanjang permukaan kontak merupakan alat yang efisien operasinya seperti yang telah dibicarakan sebelumnya.
Selain rem terdapat juga alat pengaman elevator lainnya seperti: a. pegas penahan
b. penahan penggerak
a. Pegas penahan
Pegas penahan adalah merupakan suatu alat yang ditempatkan pada bagian dasar terowongan. Alat ini berfungsi untuk mengamankan sangkar elevator agar tidak
membentur landasan dasar terowongan apabila suatu saat tali pengikat elevator dengan beban pengimbang putus. Lihat gambar 2.21.
Universitas Sumatera Utara
49 Pegas penahan bekerja berdasarkan hidrolik yang dibantu dengan pegas
spring dengan demikian bila sangkar jatuh secara tiba-tiba karena putusnya tali maka sangkar akan jatuh menimpa pegas penahan dan oleh pegas redaman
hidrolik sangkar akan aman dari benturan yang sangat keras apabila sangkar langsung jatuh kedasar terowongan.
Gambar 2.21. Pegas Penahan
b. Penahan Gerak
Penahan gerak berfungsi untuk menghentikan elevator secara otomatis, sebelum kecepatan lebih over speed. Gerak dari penahan elevator dikontrol oleh
governor. Penahan gerak akan menghentikan sangkar bila satu buah tali atau semuanya putus secara bersamaan, bila satu tali di bebani lebih dari kekuatan
talinya, dan bila semua tali kendur pada saat yang bersamaan pula dan juga bila kecepatan penurunan menjadi semakin besar. Biasanya penahan gerak akan
beroperasi dengan daya yang diberikan oleh pegas, bobot sangkar itu sendiri atau
Universitas Sumatera Utara
50 bobot pengimbang atau juga gaya udara bertekanan. Dan dibawah ini adalah alat
pengaman penahan gerak tersebut, gambar 2.22. Alat ini terdiri dari penahan pengaman dan sebuah pembatas kecepatan tali kawat penahan 7, yang dikencangkan
oleh rol 15 dan pemberat 16, melewati alur roda puli pembatas kecepatan 4. Ujung tali kawat diikatkan pada pelat 6 yang dihubungkan dengan engsel lengan 8 pada atap.
Bila kecepatan kendaraan normal,maka tali kawat dapat bergerak bersamaan kendaraan dan roda puli 4 ikut berputar. Jika tali putus kecepatan kendaraan maupun
kecepatan tali kawat dan roda puli akan meningkat. Bila kecepatan mencapai 140 persen kecepatan ternilainya, pemberat W
1
dan W
2
yang dipasang pada titik 0 pada roda puli akan terpisah dan lengan 1 dan 3 memindahkan lengan 5 pada kedudukan
yang ditunjukkan garis putus. Dalam hal ini rol R
1
dan R
2
akan jatuh kedalam celah yang dipersempit di antara B
1
dan B
2
roda puli dan rangka diam dari pembatas dan mengerem roda puli yang menjepit tali kawat yang tegang tersebut dan
menghentikannya.Karena kendaraan bergerak kebawah lengan 8 dan gandar 9 berputar searah jarum jam. Pada saat yang bersamaan garpu 12 yang ada pada kedua
sisi kendaraan akan menaikkan baji X
1
dan X
2
sepanjang baji pda setiap sisi yang bergesr sepanjang blok diam 13 yang dipasang pada atap kendaraan. Permukaan
dalam baji yang bergerigi akan menjepit rel penuntun 14 pada kedua sisinya, sangkar yang akan dihambat dan tetap tergantung pda rel penuntunnya. Secara bersamaan,
pelat 10 akan menekan pena 11 yang akan membuka kontak yang bersesuaian. Kontak ini akan mengerem dan menghentikan motor mesin pengangkat.
Universitas Sumatera Utara
51 Gambar 2.22. Elevator dan penahan gerak.
Keterangan gambar penahan gerak : 1. Nomor 1 dan 3 = Lengan penahan gerak
2. Nomor 2 = Rangka diam penahan gerak
3. Nomor 4 = Roda puli pembatas kecepatan
4. Nomor 6 = Pelat engsel
5. Nomor 7 = Pembatas kecepatan tali kawat
6. Nomor 5, 8, 9 = lengan dan gandar berputar 7. Nomor 10, 11 = Pelat dan pena
8. Nomor 12 = Garpu penahan gerak
9. Nomor 13 = Blok diam
10. Nomor 14 = Rel penuntun
11. Nomor 15, 16 = Rol dan pemberat penahan gerak
Universitas Sumatera Utara
52
BAB III METODOLOGI
3.1 Metode Penelitian
Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu sebagai berikut :
1. Studi literatur, yaitu dengan mempelajari beberapa referensi yang mampumenunjang untuk melakukan penelitian. Referensi yang digunakan
antara lain bersumber dari buku-buku, artikel, tori dasar dan rumus – rumus empiris, penggunaan tabel dan grafik, serta sumber lain yang
berhubungan dengan perencanaan yang dilakukan. 2. Metode Survey Study Riset, yaitu melakukan penelitian untuk
perbandingan data terhadap Mesin Elevator Penumpang yang akan direncanakan. Dengan menggunakan elektro motor sebagai penggerak
secara mekanis dan kemudian untuk mengangkat elevator penumpang secara langsung menggunakan pulidrum dan tali baja.
3. Analisa data tentang perencanaan dan perhitungan komponen–komponen utama Perencanaan kapasitas elevator, perencanaan tali baja,
perencanaan daya motor, perencanaan roda cacing, perencanaan bantalan, perencanaan rem
4. Asistensi kepada dosen pembimbing untuk dapat membantu dalam membahas perencanaan ini, dan merencanakan desain gambar teknik
konstruksi mesin elevator penumpang.
Universitas Sumatera Utara
53
3.2 Tempat dan Waktu 3.2.1 Tempat
Survey study dilakukan di Hotel Madani Jl. Sisingamangaraja Jl.Amaliun No.1 Medan 20215.Sumatera Utara.
3.2.2 Waktu
Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 11 Maret 2012 sampai dengan selesai.
3.3 Konstruksi mesin