Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I

(1)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

PERANCANGAN DAN PENENTUAN JUMLAH

KOMPONEN OVERHEAD TRAVELLING CRANE

KAPASITAS ANGKAT 120 TON TINGGI ANGKAT 30

M PADA PROYEK PLTA ASAHAN I

SKRIPSI

Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

RIFQI FUAD N NST NIM. 040401043

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

2009

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala berkat dan rahmatNya yang diberikan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan penulisan tugas sarjana ini.

Tulisan tugas sarjana ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Sarjana S1 di Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Pokok bahasan pada tulisan tugas sarjana ini adalah “Perancangan Dan

Penentuan Jumlah Komponen (Bill Quantity) Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat Maksimum 30 Meter Untuk Mengangkat Turbin Air Pada Saat Pemasangan Dan Pemeliharaan Di Power House Pada Proyek PLTA Asahan I Kabupaten Toba Samosir ”.

Mengerjakan tulisan tugas sarjana ini tidak sedikit kesulitan yang dihadapi akan tetapi berkat bimbingan dari para pendidik dan bantuan dari semua pihak akhirnya penulisan tugas sarjana ini dapat diselesaikan. Untuk semua itu dengan hati bersyukur penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua saya tercinta Drs H Sofyan NST SH MM dan Masniari Tambunan yang selalu mendidik, membimbing, mendo’akan dan memberikan dukungan moril maupun materil dalam penyelesaian tugas sarjana ini. Atas ambisi yang ditanamkan serta rasa sayang yang diberikan, penulis tidak dapat meminta yang lebih baik.


(3)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

2. Bapak Ir. Alfian Hamsi MSc, sebagai Pembantu Dekan I Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara dan sekaligus dosen pembimbing dalam tugas sarjana ini.

3. Bapak/Ibu Dosen serta Staf/ Pegawai di Departemen Teknik Mesin yang telah memberikan pengetahuan dan bantuan kepada penulis.

4. Aini, Afini, Dhini dan Sofyan, sebagai kakak yang selalu memberikan doa, bantuan, dan motivasi, serta arahan positif kepada penulis.

5. Bapak Frans, sebagai Kepala Proyek Asahan I, yang telah memberikan kesempatan pada saya untuk dapat melakukan survey di Asahan I.

6. Teman-teman di Departemen Teknik Mesin Universitas Sumatera Utara khususnya angkatan 2004 Fernando, Ucu, Rafit, Pinem, Eru, Rio dan yang lainnya, yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu.

7. Keluarga besar H Djamalludin Tambunan dan H Abdul Rajab Nasution, atas masukan,dukungan dan perhatiannya.

8. Teman – teman yang selalu membantu penulis, Adin, Inggit, Budi, Ari, Erik, Teguh dan lainnya, yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan tugas sarjana ini yang lebih baik.

Medan, Februari 2009 Penulis,

Rifqi Fuad N NST NIM : 040401043


(4)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

SPESIFIKASI... iii

KARTU BIMBINGAN... iv

DAFTAR ISI... v

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR LAMPIRAN... xii

DAFTAR SIMBOL... xiv

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2. Tujuan Perencanaan... 2

1.3. Ruang Lingkup Perencanaan... 2

1.4. Metodologi... 2

1.5. Sistematika Penulisan... 3

BAB II PEMBAHASAN MATERI... 4

2.1. Mesin Pemindah Bahan... 4

2.2. Klasifikasi Crane... 5

2.3. Dasar Pemilihan Crane... 9

2.3.1. Dasar Pemilihan Overhead Traveling Crane... 11

2.3.2. Komponen Utama Overhead Traveling Crane... 12

2.3.3. Cara Kerja Overhead Traveling Crane... 13

2.4. Penentuan Jumlah Komponen (Bill Quantity)... 15


(5)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

BAB III PERENCANAAN KOMPONEN MEKANISME CRANE 17

3.1. Perencanaan Mekanisme Pengangkatan (Hoisting)... 17

3.1.1. Perencanaan Tali Baja... 17

3.1.2. Puli... 25

3.1.3. Drum... 29

3.1.4. Kait... 32

3.1.5. Motor Mekanisme Pengangkatan... 37

3.1.6. Perencanaan Kopling Mekanisme Hoisting.... 42

3.1.7. Perencanaan Rem Mekanisme Hoisting... 44

3.2. Perencanaan Mekanisme Traversing... 47

3.2.1. Perencanaan Motor Mekanisme Traversing.... 49

3.2.2. Perencanaan Kopling Mekanisme Traversing 52

3.2.3. Perencanaan Rem Mekanisme Traversing... 55

3.3. Perencanaan Mekanisme Travelling... 57

3.3.1. Perencanaan Roda Jalan Crane... 57

3.3.2. Perencanaan Motor Mekanisme Travelling.. 57

3.3.3. Perencanaan Kopling Mekanisme Travelling. .. 62

3.3.4. Perencanaan Rem Mekanisme Travelling... 65

BAB IV PENENTUAN JUMLAH KOMPONEN (BILL QUANTITY).. 68

4.1. Rel... 68

4.1.1. Klasifikasi Rel... 68

4.1.2. Komponen Utama rel... 72

4.1.3. Penentuan Jumlah Komponen (Bill Quantity) Rel 75 4.2. Drum... 76

4.2.1. Klasifikasi Drum... 76

4.2.2. Komponen Utama Drum... 77

4.2.3. Penentuan Jumlah Komponen (Bill Quantity) Drum 77 4.3. Trolli... 79


(6)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

4.3.1. Komponen Utama Trolli... 79

4.3.2. Penentuan Jumlah Komponen (Bill Quantity) Trolli 80 4.4. Block (Spreader)... 80

4.4.1. Komponen Utama Spreader... 81

4.4.2. Penentuan Jumlah Komponen (Bill Quantity Spreader) ... 81

4.5. Mekanisme Hoisting Crane... 83

4.5.1. Spesifikasi Motor Mekanisme Hoisting... 83

4.5.2. Penentuan Jumlah Komponen (Bill Quantity) Mekanisme Hoisting... ... 83

4.6. Mekanisme Traversing Crane... 84

4.6.1. Spesifikasi Motor Mekanisme Traversing... 84

4.6.2. Penentuan Jumlah Komponen (Bill Quantity) Mekanisme Traversing... 85

4.7. Mekanisme Travelling Crane... 85

4.7.1. Spesifikasi Motor Mekanisme Travelling... 85

4.7.2. Penentuan Jumlah Komponen (Bill Quantity) Mekanisme Travelling... 86

4.8. Girder... 87

4.8.1. Komponen Utama Girder... 87

4.8.2. Penentuan Jumlah Komponen (Bill Quantity) Girder 87 4.9. General Assembling... 89

BAB V KESIMPULAN... 92

DAFTAR PUSTAKA... 98


(7)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1 : Crane Dinding ... 7

2. Gambar 2.2 : Crane Palang ... 7

3. Gambar 2.3 : Overhead Crane with Single Girder ... 7

4. Gambar 2.4 : Overhead Crane with double Girder... 8

5. Gambar 2.5 : Crane gantry... 8

6. Gambar 2.6 : Crane semi gantry... 8

7. Gambar 2.7 : Crane Menara... 9

8. Gambar 2.8 : Mekanisme Hoisting... 14

9. Gambar 2.9 : Mekanisme Travelling... 14

10.Gambar 3.0 : Mekanisme Traversing... 15

11.Gambar 3.1 : Konstruksi serat tali baja... 18

12.Gambar 3.2 : Diagram Sistem Mekanisme Pengangkatan... 19

13.Gambar 3.3 : Diagram Lengkung Tali... 20

14.Gambar 3.4 : Konstruksi puli... 26

15.Gambar 3.5 : Ulir Trapesium Kait Tanduk... 33

16.Gambar.3.6. : Penampang Trapesium... 36

17.Gambar 3.7 : Motor Penggerak... 38

18.Gambar 3.8 : Kopling flens kaku... 42

19.Gambar 3.9 : Rem Blok Ganda... 45

20.Gambar 3.10 : Diagram untuk menentukan tahanan gesek... 49


(8)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

22.Gambar 4.1 : Rel Khusus untuk Crane Jalan... 70

23.Gambar 4.2 : Monorel... 72

24.Gambar 4.3 : Base Plate of Rail... 72

25.Gambar 4.4 : Base plate of stopper... 72

26.Gambar 4.5 : Anchor Bolt... 73

27.Gambar 4.6 : Binder Plate... 73

28.Gambar 4.7 : Rel Crane... 74

29.Gambar 4.8 : Assembling Rel... 74

30.Gambar 4.9. : Drum... 77

31.Gambar 4.10. : Trolli... 79

32.Gambar.4.11. : Spreader... 81

33.Gambar 4.12. : Motor Mekanisme Hoisting... 83

34.Gambar 4.13 : Motor Mekanisme Traversing... 84


(9)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR TABEL

1. Tabel 3.1. : Dimensi Roda Puli Untuk Tali Kawat Baja...27

2. Tabel 3.2. : Tabel hubungan antara v, dan p... ...28

3. Tabel 3.3. : Dimensi alur drum... 30

4. Tabel 4.1 : Girder gerak...69

5. Tabel 4.2 : Rel Baja Rata... 69

6. Table 4.3 : Rel Baja Persegi...70

7. Table 4.4. : Rel Khusus untuk Crane jalan...71

8. Table 4.5. : Karakteristik Penampang Rel Dan Beban Roda Maksimum Yang Diizinkan...71

9. Table 4.6 : Bill Quantity Rel... 75

10.Table 4.7 : Bill Quantity Drum... 78

11.Table 4.8. : Bill Quantity Trolli... 80

12.Table 4.9. : Bill Quantity Spreader... 81

13.Table 4.10. : Spesifikasi Motor Mekanisme Hoisting... 83

14.Table 4.11. : Bill Quantity Mekanisme Hoisting... 83

15.Tabel 4.12. : Spesifikasi Motor Mekanisme Traversing... 85

16.Tabel 4.13. : Bill Quantity Mekanisme Traversing... 85

17.Table 4.14. : Spesifikasi Motor Mekanisme Travelling... 86

18.Table 4.15. : Bill Quantity Mekanisme Traveling... 86

19.Table 4.16. : Bill Quantity Girder Crane... 87


(10)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Tegangan tarik maksimum berbagai diameter tali dan beban patah untuk tali baja : tipe : 6 x 19 + 1 fibre core

Lampiran 2. Tegangan tarik maksimum berbagai diameter tali dan beban patah untuk tali baja : tipe : 6 x 37 + 1 fibre core

Lampiran 3. Tegangan maksimum berbagai diameter tali dan beban patah untuk tali baja : tipe : 18 x 7 + 1 fibre core

Lampiran 4. Tegangan tarik maksimum berbagai diameter tali dan beban patah Untuk tali baja : tipe : 6 x 26 Warrington Seale + fibre core

Lampiran 5. Tegangan tarik maksimum berbagai diameter tali dan beban patah untuk tali baja : tipe : 6 x 41 Warrington seale + 1 fibre core Lampiran 6. Tegangan tarik maksimum berbagai diameter tali dan beban patah

untuk tali baja : tipe : 6 x 36 Warrington Seale + 1 fibre core Lampiran 7. Tegangan tarik maksimum berbagai diameter tali dan beban patah

untuk tali baja : tipe : 18 x 17 Seale I.W.R.C. Lampiran 8. Efisiensi Puli

Lampiran 9. Harga faktor m Lampiran 10. Harga faktor C Lampiran 11. Harga faktor C 1

Lampiran 12. Harga faktor C 2


(11)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

Lampiran 14. d Dmin

Sebagai fungsi jumlah lengkungan

Lampiran 15. Kekuatan batang baja karbon difinis dingin Lampiran 16. Ukuran standar ulir kasar metris (JIS B 0205) Lampiran 17. Baja karbon untuk konstruksi mesin

Lampiran 18. Ukuran Kopling Flens Kaku Lampiran 19. Dimensi roda rem

Lampiran 20. Sifat Mekanis Standar Lampiran 21. Trolli

Lampiran 22. Motor Mekanisme Traveling Lampiran 23. General Drawing

Lampiran 24. Drum Lampiran 25. Rel

Lampiran 26. Rel dan Stopper Rel


(12)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR SIMBOL

t

F Gaya tangensial kg

N Daya motor kW

d

P Daya yang direncanakan kW

i Perbandingan transmisi

n Putaran poros rpm

T Momen torsi Nm

M Momen lentur Nm

σ Tegangan geser kg/mm2

a

σ Tegangan geser izin kg/mm2

b

σ Tegangam geser yang terjadi kg/mm2

1

f

S Faktor keamanan bahan pengaruh massa

2

f

S Faktor keamanan dengan pengaruh kekasaran permukaan

p

d Diameter poros mm

C Faktor yang memberikan karakteritik konstruksi tali dan kekuatan

tarik maksimum

1

C Faktor tergantung diameter tali

2

C Faktor yang menentukan faktor produksi dan operasi tambahan yang


(13)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

γ Berat jenis bahan kg/mm

g Konstanta gravitasi m/s2

p

W Berat poros kg

br

N Daya pengereman kW

dyn

M Momen gaya dinamik kg.m

st

M Momen gaya statik kg.m

GD Momen girasi kg.cm2

V Kecepatan keliling m/det

b

P Beban patah kg


(14)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan di Indonesia tidak lepas dari kebutuhan dan ketersediaan energi, terutama energi listrik. Kebutuhan listrik semakin lama semakin meningkat sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini disebabkan oleh kemajuan teknologi dan pertumbuhan industri yang begitu pesat, dan juga karena pertumbuhan penduduk.

Kebutuhan akan listrik ini membawa dampak positif berkembangnya perusahaan penyedia energi listrik. Untuk membangun pembangkit listrik tersebut maka dibutuhkan tenaga-tenaga yang terampil, yang lebih penting lagi, dibutuhkan mesin-mesin yang berguna untuk meringankan kerja manusia itu sendiri. Dalam hal ini, mesin-mesin yang dapat dijadikan alat untuk meringankan kerja manusia itu adalah pesawat pengangkat.

Dalam hal ini, salah satu pesawat pengangkat yang akan dibahas pada tulisan adalah Overhead Traveling Crane. Overhead Traveling Crane merupakan pesawat pengangkat yang banyak digunakan dalam dunia industri, yang digunakan untuk memindahkan muatan berat dari suatu tempat ke tempat lain yang tidak jauh terutama untuk memindahkan material dalam skala cukup besar.

Penggunaan Overhead Traveling Crane memerlukan rancangan yang seksama karena crane dipasang tetap (fixed installation) di site dengan jangka waktu yang lama. Dari posisi tetapnya, Overhead Traveling Crane harus mampu


(15)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

menjangkau semua area yang diperlukan untuk mengangkat beban yang diangkat ke tempat yang diinginkan.

1.2 Tujuan Perencanaan

Tujuan penulisan tugas sarjana ini adalah untuk merancang salah satu mesin pengangkat yaitu Overhead Traveling Crane, melakukan perhitungan pada komponen-komponen utama mekanis Overhead Traveling Crane, merencanakan penentuan jumlah komponen (Bill Quantity) dari Overhead Traveling Crane dan memberikan keterangan gambar tentang Overhead Traveling Crane. Perencanaan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dalam mengaplikasikan teori-teori yang diperoleh di Perguruan Tinggi dalam wujud yang nyata sesuai dengan tuntutan dilapangan.

1.3 Ruang lingkup Perencanaan

Pada perencanaan ini, Overhead Traveling Crane yang direncanakan digunakan untuk kapasitas angkat 120 Ton. Karena luasnya permasalahan yang terdapat pada perencanaan Overhead Traveling Crane ini, maka perlu pembatasan permasalahan yang akan dibahas. Pada perencanaan ini akan dibahas mengenai komponen-komponen utama Overhead Traveling Crane sebagai berikut: Tali baja, Puli, Drum, Kait, Motor Penggerak, Kopling dan Rem. Dalam tugas akhir ini juga akan dibahas mengenai penentuan jumlah komponen (Bill Quantity) dari Overhead Traveling Crane.

1.4 Metodologi


(16)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

- Studi literatur, dengan mempelajari teori-teori Overhead Traveling Crane dari berbagai buku kepustakaan.

- Survei lapangan untuk mendapatkan data sebagai bahan dalam perancangan. Tempat survey yang ditujukan yaitu PT. BAJRADAYA SENTRA NUSA (PROYEK ASAHAN I).

- Diskusi dengan pembimbing dan ahli yang memahami Overhead

Traveling Crane.

1.5 Sistematika Penulisan

Tugas sarjana ditulis dalam 5 bab dengan sistematika sebagai berikut : Bab I Pendahuluan, bab ini menyajikan latar belakang perancangan, tujuan perancangan, ruang lingkup perencanaan, metodologi dan sistematika penulisan. Bab II Pembahasan materi, bab ini menyajikan mesin pemindah bahan, klasifikasi crane, dasar-dasar pemilihan mesin pemindah bahan, komponen-komponen

utama, cara kerja, penentuan jumlah komponen dan spesifikasi dari Overhead Traveling Crane.

Bab III Perancangan mekanisme pengangkat, bab ini menyajikan mekanisme hoisting seperti tali baja, puli, drum, kait, motor penggerak, kopling, sistem rem,

perancangan mekanisme traversing dan perencanaan mekanisme traveling. Bab IV Bab ini menyajikan mengenai penentuan jumlah komponen (Bill Quantity) dari Overhead Traveling Crane.

Bab V Kesimpulan, bab ini menyajikan kesimpulan dari perancangan dalam tugas sarjana ini.


(17)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

BAB II

PEMBAHASAN MATERI

2.1 Mesin Pemindah Bahan

Mesin pemindah bahan adalah salah satu alat yang digunakan untuk memindahkan muatan yang berat dari suatu tempat ke tempat lain dalam jarak yang tertentu, (misalnya antara bagian di dalam pabrik, pada tempat-tempat penumpukan bahan, pemasangan alat, tempat penyimpanan dan sebagainya). Mesin pemindah bahan hanya memindahkan muatan dalam jumlah dan besar tertentu serta jarak tertentu dengan perpindahan bahan ke arah vertikal, horizontal, dan kombinasi keduanya.

Pemilihan mesin pemindah bahan yang tepat pada tiap-tiap aktivitas di atas, akan meningkatkan effesiensi dan daya saing dari aktivitas tersebut.

Mesin pemindah bahan dalam operasinya dapat diklasifikasikan atas : 1. Pesawat Pengangkat

Pesawat pengangkat dimaksudkan untuk keperluan mengangkat dan memindahkan barang dari suatu tempat ke tempat yang lain yang jangkauannya relatif terbatas. Contohnya; Crane, elevator, lift, excalator dll.


(18)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

Pesawat pengangkut dapat memindahkan muatan secara berkesinambungan tanpa berhenti dan dapat juga mengangkut muatan dalam jarak yang relatif jauh. Contohnya; Conveyor.

Karena yang direncanakan adalah alat pengangkat pada pembangkit listrik maka pembahasan teorinya lebih dititik beratkan pada pesawat pengangkat.

2.2 Klasifikasi Crane

Menurut klasifikasinya mesin pemindah bahan jenis crane dapat dibagi atas :

Crane putar stasioner (stationer crane)

Crane dengan lintasan rel (crane traveling on rail)

Crane lapangan kasar (trackless crane)

Crane lokomotif atau traktor rantai (locomotif or crow less)

Crane tipe Jembatan (Bridge type crane) A. Crane putar stasioner (stationer crane)

Crane putar stasioner terdiri dari :

Crane lengan tetap (guyed boom crane)

Crane dinding (wailjib crane)

Crane dengan lengan tetap (crane with turn table)

Derrick crane

Crane lengan (centillevier crane)

B. Crane dengan lintasan rel (crane traveling on rail) Crane dengan lintasan rel terdiri atas :


(19)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

Crane rel mono (mono rail crane)

Crane menara (tower crane)

C. Crane lapangan kasar (trackless crane) Crane lapangan kasar terdiri atas :

Crane gerobak (crane on power driven truck)

Crane gerobak tangan (crane on hand truck)

Crane mobil (truck mounted crane)

Crane traktor (tractor mounted crane)

D. Crane lokomotif atau traktor rantai (locomotif or crow less) Crane lokomotif atau traktor terdiri atas :

• Crane sputter

Crane traktor rantai (crowler mounted crane) E. Crane tipe jembatan (bridge type crane)

Crane tipe jembatan terdiri atas :

Crane palang (ginder crane)

Crane dengan lintasan atas berpalang tunggal (single ginder overhead traveling crane)

Crane jalan dengan lintasan atas berpalang ganda (overhead crane with double girder)


(20)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

Berikut ini merupakan gambar jenis – jenis crane :

Gambar 2.1 Crane Dinding


(21)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

Gambar 2.3 Overhead Crane with Single Girder

Gambar 2.4 Overhead Crane with double Girder


(22)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

Gambar 2.6 Crane semi gantry

Gambar 2.7 Crane Menara

Sesuai dengan tugas yang diberikan untuk merancang mesin pemindah bahan, maka disini penulis merancang Overhead Traveling Crane yang digunakan pada pembangkit listrik.

2.3 Dasar Pemilihan Crane

Pemilihan mesin crane yang tepat dan sesuai pada tiap-tiap aktivitas, akan meningkatkan effisiensi dan optimalisasi pekerjaan. Faktor-faktor teknis penting


(23)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

yang diperhatikan dalam menentukan pilihan jenis peralatan yang digunakan dalam proses pemindahan bahan, yaitu:

1. Jenis dan sifat muatan yang akan diangkat.

Untuk muatan satuan (unit load) : bentuk, berat, volume, kerapuhan, keliatan, dan temperatur. Untuk muatan curah (bulk load) : ukuran gumpalan, kecenderungan menggumpal, berat jenis, kemungkinan longsor saat dipindahkan, sifat mudah remuk (friability), temperatur dan sifat kimia.

2. Kapasitas per jam yang dibutuhkan.

Kapasitas pemindahan muatan per jam yang hampir tak terbatas dapat diperoleh pada peralatan, seperti konveyor yang bekerja secara kontinu. Sedangkan pada peralatan lain yang mempunyai siklus kerja dengan gerak balik muatan kosong, akan dapat beroperasi secara efisien jika alat ini mempunyai kapasitas angkat dan kecepatan yang cukup tinggi dalam kondisi kerja yang berat, seperti truk dan crane jalan.

3. Arah dan jarak perpindahan.

Berbagai jenis peralatan dapat memindahkan muatan ke arah horizontal, vertikal atau dalam sudut tertentu. Untuk gerakan vertikal diperlukan pengangkat seperti : crane, bucket elevator. Dan untuk gerakan horizontal diperlukan crane pada truk yang digerakkan mesin atau tangan, crane penggerak tetap, dan berbagai jenis konveyor. Ada beberapa alat yang dapat bergerak mengikuti jalur yang berliku dan ada yang hanya dapat bergerak lurus dalam satu arah.


(24)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

4. Cara menyusun muatan pada tempat asal, akhir, dan antara.

Pemuatan ke kendaraan dan pembongkaran muatan ditempat tujuan sangat berbeda, karena beberapa jenis mesin dapat memuat secara mekanis, sedangkan pada mesin lainnya membutuhkan alat tambahan khusus atau bantuan operator.

5. Karakteristik proses produksi yang terlibat dalam pemindahan muatan. Gerakan penanganan bahan berkaitan erat, bahkan terlibat langsung dengan proses produksi. Misalnya : crane khusus pada pengecoran logam, penempaan dan pengelasan; konveyor pada pengecoran logam dan perakitan; pada permesinan dan pengecatan.

6. Kondisi lokal yang spesifik.

Hal ini meliputi luas dan bentuk lokasi, jenis dan desain gedung, keadaan permukaan tanah, susunan yang mungkin untuk unit proses, debu, kelembaban lingkungan, adanya uap dan berbagai jenis gas lainnya, dan temperatur.

Berdasarkan faktor-faktor teknis di atas, dipilihlah Overhead Traveling Crane sebagai alat yang tepat untuk memenuhi semua pertimbangan tersebut. Maka hanya overhead traveling crane yang dibahas dalam tugas akhir ini.

2.3.1 Dasar Pemilihan Overhead Traveling Crane

Banyak sekali pesawat pengangkat yang diproduksi dalam berbagai desain, sehingga dalam operasi yang sama dapat dilakukan berbagai metode dan alat. Pemilihan alat yang tepat tidak hanya memerlukan pengetahuan khusus tentang desain dan karakteristik operasi suatu mekanisme mesin, tetapi juga


(25)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

memerlukan pengetahuan menyeluruh tentang organisasi produksi dari suatu perusahaan. Dalam pemilihan jenis pesawat pengangkat, alat ini harus dapat dimekaniskan sedemikian rupa sehingga hanya memerlukan sedikit mungkin operator untuk pengendalian, pemeliharaan, perbaikan, dan tugas-tugas tambahan lainnya. Pesawat pengangkat tidak boleh merusak muatan yang dipindahkan, atau menghalangi dan menghambat proses produksi. Alat ini harus aman dalam operasinya dan ekonomis baik dalam biaya operasi atau perawatannya

Penggunaan Overhead Traveling Crane memerlukan perencanaan yang seksama karena crane dipasang tetap (fixed instalation) di tempat dengan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang lama. Dari posisi tetapnya, Overhead Traveling Crane harus mampu menjangkau semua area yang diperlukan untuk

mengangkat beban yang diangkat ke tempat yang diinginkan. Yang perlu diperhatikan dalam pemanfaatan Overhead Traveling Crane adalah berat, tinggi angkat maksimum, berat mesin yang ditopang struktur, kecepatan angkat mesin, dan panjang kabel hoist drum yang dapat melayani.

Overhead Traveling Crane dirancang dengan ketinggian tertentu dan dengan arah gerak yang dimiliki cukup jauh. Selain itu Overhead Traveling Crane mampu melayani pengangkutan bahan yang berat sesuai dengan kapasitas

angkat maksimumnya. Overhead Traveling Crane biasanya digunakan untuk mengangkat beban terpadu (load), seperti : Runner, Main shaft, Head Cover, Guide Vane servomotors dan alat lain yang digunakan untuk pembangkitan listrik

tersebut.


(26)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

Komponen-komponen utama dari Overhead Traveling Crane adalah : 1. Trolli

Trolli berfungsi sebagai tempat bergantungnya spreader kait dan juga untuk menggerakkan spreader kait pada saat mengangkat dan menurunkan beban atau muatan. Trolli terletak pada konstruksi boom.

2. Motor Penggerak

Motor penggerak pada crane ada 3 yaitu motor penggerak drum, motor penggerak trolli, motor penggerak boom.

3. Drum

Drum adalah alat yang berfungsi sebagai tempat untuk menggulung atau mengulur tali baja pada saat menaikkan atau menurunkan beban

4. Sistem Puli

Puli (kerek) adalah alat yang berbentuk cakra bundar beralur, berfungsi sebagai laluan tali baja.

5. Tali Baja

Tali Baja adalah perlengkapan fleksibel yang berfungsi sebagai penarik atau pengulur spreader kait atau trolli.

6. Kait (Hook)

Kait adalah alat sebagai tempat menggantungkan beban 7. Kopling

Kopling tetap adalah elemen mesin yang berfungsi meneruskan daya dan putaran dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti (tanpa slip).


(27)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

Rem adalah alat yang digunakan untuk menghentikan pergerakan motor penggerak baik itu, pada mekanisme Hoisting, Traveling dan Traversing.

2.3.3 Cara Kerja Overhead Traveling Crane

Cara kerja dari Overhead Traveling Crane ini dapat dibagi atas 3 gerakan, yaitu :

a. Gerakan Angkat dan Turun (Hoisting)

Gambar 2.8 Mekanisme Hoisting

Gerakan mengangkat dan menurunkan beban ini diatur oleh kerja elektromotor yang berfungsi memutar drum yang akan menggulung tali

baja. Tali baja ini akan menggerakkan puli agar rumah puli yang diujungnya memiliki kait (hook) akan bergerak naik-turun. Beban yang akan dipindahkan digantungkan pada kait. Bila posisinya telah sesuai dengan yang dikehendaki maka gerakan drum ini akan dihentikan oleh operator dengan menarik tuas (handle) yang terhubung dengan rem.


(28)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

Gambar 2.9 Mekanisme Travelling

Gerakan Travelling adalah gerakan memanjang pada rel besi yang terletak pada permukaan tanah yang dilakukan melalui roda gigi transmisi. Dalam hal ini motor memutar roda jalan ke arah yang diinginkan (maju atau mundur) dan setelah jarak yang diinginkan tercapai, maka arus listrik akan terputus dan sekaligus rem bekerja.

c. Gerakan Traversing


(29)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

Gerakan ini juga diatur oleh elektromotor yang berfungsi untuk menggerakkan troli sesuai dengan arah yang diinginkan, dan gerakan ini juga dihentikan dengan memutuskan arus listrik pada elektromotor melalui tombol operator dan sekaligus rem bekerja.

2.4. Penentuan Jumlah Komponen (Bill Quantity)

Bill Quantity atau perhitungan bahan adalah penentuan dari jumlah bahan

yang diperlukan dalam suatu konstruksi dari suatu proyek. Banyaknya jenis perkerjaan mempunyai pengaruh dan konstribusi pada suatu proyek, setiap jenis pekerjaan harus dianalisis, dihitung dan ditetapkan jumlahnya. Karena estimasi disiapkan sebelum pelaksanaan proyek, sehingga diperlukan adanya proses penelitian dilapangan. Bill quantity dibuat dalam bentuk tabel yang terdiri dari kolom nomor, kolom komponen (Part), kolom ukuran (size), jumlah (Quantity) dan kolom keterangan.

2.5 Spesifikasi Perencanaan

Sebagai data perbandingan atau dasar perencanaan pesawat pengangkat ini, dibawah ini tercantum spesifikasi teknik dari crane yang diambil dari hasil survei pada PT. BAJRADAYA ASAHAN I :

•Kapasitas angkat = 120 ton

•Tinggi angkat = 30 meter

Kecepatan angkat (Hoisting) = 1,5 m/menit

Panjang perpindahan trolley = 16,5 meter


(30)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

Panjang perpindahan crane = 59 meter

Kecepatan crane (Travelling) = 20 m/menit

BAB III

PERENCANAAN KOMPONEN MEKANISME CRANE

3.1. PERENCANAAN MEKANISME PENGANGKATAN (HOISTING)

Perencanaan mekanisme untuk gerakan pengakatan meliputi perencanaan- perencanaan :

1. Tali baja 2. Puli 3. Drum 4. Kait

5. Motor penggerak 6. Kopling

7. Rem


(31)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

Tali baja berfungsi untuk mengangkat dan menurunkan beban serta memindahkan gerakan dan gaya. Tali baja adalah tali yang dikonstruksikan dari kumpulan jalinan serat (steel wire). Beberapa serat (steel wire) dipintal hingga menjadi satu jalinan (strand), kemudian beberapa strand dijalin pula pada suatu inti (core) sehingga membentuk tali.

Tali baja banyak sekali digunakan pada mesin atau perlengkapan pesawat pengangkat. Hal ini dimungkinkan tali baja mempunyai keunggulan antara lain : 1. Lebih ringan dibandingkan dengan rantai

2. Lebih tahan terhadap sentakan 3. Operasi yang tenang

4. Menunjukkan tanda-tanda yang jelas bila putus 5. Lebih fleksible.

Berikut ini merupakan gambar konstruksi tali baja :

Gambar 3.1. Konstruksi serat tali baja

Dalam perencanaan ini berat muatan yang diangkat adalah 120 ton. Karena pada pengangkat dipengaruhi beberapa faktor, seperti overload, keadaan dinamis dalam operasi, maka diperkirakan penambahan beban 10% dari beban semula sehingga berat muatan yang diangkat menjadi :


(32)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

Q0 = 120.000 + (10% x 120000) = 132.000 Kg

Kapasitas angakat total pesawat adalah : Q = Q0 + G

Dimana :

G = Berat hook + Spreader = 1000 Kg (data survey)

Q = 133.000 Kg

Sistem pengangkat ini terdiri dari dua sistem yang masing-masing sistem dibuat sedemikian rupa (gambar 3.2) dimana sistem yang pertama menggunakan satu buah tali baja dengan arah pilinan kiri dan sistem yang kedua mempunyai arah pilinan kanan. Penempatan posisi dan arah pilinan tali baja yang berbeda pada kedua sistem ini maksudnya untuk mengurangi beban yang terjadi pada tali baja.

Diagram sistem pengangkat gerak hoist ini dapat dilihat pada gambar berikut ini :


(33)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

Gambar 3.2 Diagram Sistem Mekanisme Pengangkatan

Diagram lengkungan tali pada mekanisme gerak hoist dapat dilihat pada gambar di bawah ini:


(34)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

Dari gambar 3.3 dapat dilihat diagram lengkungan tali yang dapat menentukan tegangan tali yang dapat menentukan tegangan tali maksimum baja yang terjadi. Sistem pengangkat yang direncanakan ini terdiri dari 12 buah tali penggantung, sehingga :

Q=S1 +S2 +S3 +S4 +S5 +S6 +S7 +S8 +S9 +S10 +S11+S12 Tegangan tali maksimum dari sistem tali puli dihitung dengan rumus :

1

ηη

n Q

S = (lit.1, hal 41)

Dimana :

S = Tegangan tali maksimum Q = 133.000 Kg

n = Jumlah tali penggantung = 12

= Efesiensi puli = 0,892

1

= Efesiensi yang disebabkan kerugian tali akibat kekakuan akibat menggulung pada drum yang diasumsikan 0,98

maka :

12678,8 12679

98 , 0 . 892 , 0 . 12

000 . 133

= =

=

S kg

dimana kekuatan putus tali sebenarnya

P = S.K (Lit 1, hal 40) Dengan :

S = 12679 Kg

K = Faktor keamanan (K = 5,5) Maka :


(35)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

P = 12679.5,5 = 69733,6 Kg

Tipe tali baja yang dipilih adalah menurut standart United rope works, Roterdam

Holland yaitu 6 x 41+1 fibre core (Lampiran 5)

dengan :

• Beban patah : Pb = 76300 Kg

• Tegangan patah : b = 180 Kg/mm2

• Berat tali : W = 4,710 Kg/m

• Diameter tali : d = 36 mm Maka tegangan maksimum tali yang diizinkan :

Sizin =

K

Pb (lit.1, hal 40)

= 13872,7

5 , 5 76300

= Kg

Tegangan tarik yang diizinkan :

izin =

K b σ

= 32,73

5 , 5 180

= Kg/mm2

Luas penampang tali baja dapat dihitung dengan rumus :

F247 =

50000 .

m b

D d K

S


(36)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

Dimana perbandingan diameter drum dan diameter tali baja 

    

d Dmin

untuk jumlah

lengkungan (NB) = 15 seperti terlihat pada gambar 3.2 adalah 37,5 (Lampiran 14)

Atau:

5 , 37

1 min = D

d

Maka:

F247 = 6,5

50000 . 5 , 37

1 5 , 5 18000

12679

=

− cm

2

Tegangan tarik yang terjadi pada tali baja adalah :

t =

247

F S

= 5 , 6 12679

= 1950,6 Kg/cm2 = 19,506 Kg/mm2.

Terlihat bahwa perencanaan tali aman untuk digunakan mengingat tegangan maksimum tali yang direncanakan lebih rendah dari tegangan maksimum izin yaitu : 12679 Kg < 13872,7 Kg dan tegangan tarik yang diizinkan lebih besar dari tegangan tarik yang direncanakan yaitu : 32,73 Kg/mm2 > 19,506 Kg/mm2.

Ketahanan tali baja ditentukan berdasarkan umur operasi dari tali baja tersebut. Umur tali baja tergantung dari jumlah lengkungan, faktor konstruksi tali baja, faktor operasi, dan faktor keausan serta material baja tersebut. Faktor keausan tali baja didapat dari rumus berikut:


(37)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

m =

2 1.

. .CC C

A

σ (lit 1 hal 43)

dimana :

A = D/d = perbandingan diameter drum atau puli dengan diameter tali m = Faktor yang tergantung pada lengkungan berulang tali selama periode keausannya sampai tali tersebut rusak

t = Tegangan tarik sebenarnya pada tali (19,506 kg/mm2)

C = Faktor yang memberi karakteristik konstruksi tali dan kekuatan tarik maksimum bahan kawat, C = 0,5 (Lampiran 10)

1

C = Faktor tergantung dari diameter tali = 1,24 ( Lampiran 11)

2

C = Faktor yang menentukan faktor produksi dan operasi tambahan yang tidak

diperhitungkan oleh faktor C dan c1 = 1,4 banyak lengkungan. (Lamp 12) maka : m = ) 4 , 1 )( 24 , 1 )( 5 , 0 .( 506 , 19 5 , 37 = 2,21

Dengan bantuan faktor m, (Lampiran 9)

didapat harga-harga untuk m (2,12) sebesar 370.000, m(2,27) sebesar 340.000. Dengan melakukan interpolasi harga-harga ini dapat dicari nilai Z, yaitu :

(

340.000 370.000

)

370.000 352.000 12 , 2 27 , 2 12 , 2 21 , 2

1  − + =

   − − = Z

didapat, Z1 = 352.000 lengkungan berulang yang menyebabkan kerusakan. Umur tali baja dicari dengan rumus :

ϕβ 2 1 .z a Z


(38)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

Dimana :

Z1 = Jumlah lengkungan berulang yang menyebabkan kerusakan tali a = Jumlah siklus rata-rata perbulan

Z2 = Jumlah siklus berulang persiklus

= Hubungan langsung antara jumlah lengkungan dan jumlah putus tali

= Faktor perubahan gaya tekan

Merujuk pada persamaan untuk mencari umur tali diatas, harga-harga faktor a, Z2, dan , dapat diambil dari (lampiran 13) sebagai berikut :

a = 3400 Z2 = 5

= 0,3

sebesar 2,5 (lit. 1, hal 48) maka :

27,6 28

5 , 2 . 3 , 0 . 5 . 3400

000 . 352

= = =

N bulan

3.1.2. Puli

Puli disebut juga kerek (katrol) yaitu cakra yang dilengkapi dengan tali atau rantai. Cakra merupakan suatu kepingan yang bundar disebut juga dengan disk, yang terbuat dari logam atau nonlogam. Pinggiran cakra tersebut diberi alur

(groove) yang berfungsi untuk laluan tali untuk mentransmisikan gerak dan gaya. Puli ada dua macam, yaitu :

1. Puli tetap (fixed pulley)


(39)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

1. Puli Tetap

Puli yang terdiri dari cakra dan seutas tali atau rantai yang dilingkarkan pada alur pada bagian atasnya yang salah satunya digantungi beban Q sedangkan ujung lainnya ditahan atau ditarik.

2. Puli Bergerak

Puli bergerak mempunyai cakra yang bebas pada poros yang bebas pula. Tali atau rantai dilingkarkan dalam alur pada bagian bawah. Salah satu ujung tali diikatkan tetap dan ujung lainnya ditahan atau ditarik pada waktu pengangkatan, beban digantungkan pada kait (hook) yang tergantung pada poros.

Sistem puli adalah kombinasi dari beberapa puli tetap dan puli bergerak atau terdiri dari beberapa cakra puli. Ada dua jenis sistem puli, yaitu :

a. Sistem puli yang menguntungkan pada gaya b. Sistem puli yang menguntungkan pada kecepatan

Sistem puli yang menguntungkan pada gaya banyak dipakai pada pesawat-pesawat pengangkat, sedangkan pada sistem puli yang menguntungkan pada kecepatan banyak dipakai pengangkatan secara hidrolik dan pneumatik.

Puli yang direncanakan dapat dilihat pada gambar 3.3 yang terdiri dari beberapa puli tetap dan puli bergerak termasuk pada sistem puli yang menguntungkan pada gaya.


(40)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

Gambar 3.4 Konstruksi puli

Perencanaan diameter puli atau drum dapat dihitung dengan rumus :

D ≥ e1. e2.d (lit 1 hal 41)

Dimana :

D = diameter puli atau drum pada dasar alurnya (mm) d = Diameter tali (36 mm)

e1 = faktor yang tergantung pada alat pengangkat dan kondisi

operasinya (30) (lit 1 tabel 9)

e2 = faktor yang tergantung pada kondisi tali (0,85) (lit 1 tabel 10) maka :

D ≥ 30 . 0,85 . 36 D ≥ 918 mm

Atau berdasarkan jumlah lengkungan (NB) yang terjadi pada tali kawat baja diperoleh hubungan perbandingan diameter minimum untuk puli atau drum dengan diameter tali :

NB d

D

=

min


(41)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

Maka :

Dmin = 15 .d

= 15 . 36 mm = 540 mm

Maka dipilih diameter puli atau drum dengan diameter ukuran terbesar, D = 918 mm

Selanjutnya ukuran – ukuran utama puli dapat diketahui dengan menggunakan tabel dibawah ini :

Tabel 3.1. Dimensi roda puli untuk tali kawat baja

Dengan menggunakan interpolasi, untuk d = 36 mm didapat :

a =

(

110 90

)

90 96,6

5 , 34 0 , 39

5 , 34 36

= + −   

 −

mm

Maka dengan cara yang sama dapat diperoleh ukuran – ukuran utama puli lainnya yaitu :

b = 75 mm r = 22 mm

c = 16 mm r1 = 8 mm

e = 2 mm r2 = 9 mm


(42)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

i = 22 mm r4 = 23 mm

Untuk dapat berputar dan mengurangi gesekan, maka puli dipasang pada poros (gandar yang didukung oleh bantalan luncur). Untuk menghitung tekanan bush gander roda puli digunakan rumus :

p =

g

d l

Q

. (lit 1 hal 72)

atau :

dg = l p Q

. dimana :

p = tekanan pada bidang puli yang tergantung pada kecepatan keliling permukaan lubang nap roda puli dan tekanan ini melebihi

yang terlampir pada tabel dibawah ini (lit1 hal 72)

Tabel 3.2. Tabel hubungan antara v, dan p

V (m/s) 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1,0 1,1 1,2 1,3 P (kg/cm2) 75 70 66 62 60 57 55 54 53 52 51 50 49

Diasumsikan bahwa v = 0,1 m/det

l = panjang bus tali, diambil 1,8 dg (lit 1 hal 72) Qg = beban tiap puli

i = perbandingan transmisi sistem puli, i pada sistem ini bernilai 12.

Qg =

i Q

Qg = 22166,6

6 133000


(43)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

Maka :

cm d

d d

g g g

4 , 31

8 , 1 . 75 133000

8 , 1 . 75 133000

2 =

= =

Panjang bus ; l = 1,8 dg

= 1,8 (31,4) = 56,5 cm

3.1.3. Drum

Drum pada operasi pengangkatan dipergunakan untuk menggulung tali atau rantai. Untuk drum yang digerakkan mesin maka drum dilengkapi dengan alur spiral (helical groove), sehingga tali akan tergulung secara merata dan mengurangi gesekan sehingga keausan berkurang. Pada perencanaan ini drum memiliki dua alur, yaitu spiral kiri dan alur spiral kanan.

Ukuran – ukuran drum dapat ditentukan dari tabel di bawah ini.


(44)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

Untuk diameter tali 36 mm dengan cara interpolasi didapat : r1 = 20 mm

s1 = 39 mm c1 = 11 mm

Jumlah lilitan atau putaran tali pada drum dapat dihitung dengan rumus :

Z = . +2 D

i H

π (lit 1 hal 74)

Dimana :

H = tinggi angkat muatan, H = 30 m i = Perbandingan sistem tali, i = 6 maka :

Z = 2

918 ) 6 ( 30000

+

π

= 64,45 lilitan = 65 lilitan

Panjang total drum dapat dicari dengan rumus :

L = 2 12 s l1

D

Hi +

  

+

π (lit 1 hal 75)


(45)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

l1 = lebar ruang antara bagian kanan dan kiri alur = 5s = 5. 39

= 195 mm Maka :

L = 12 39 195

918 .

) 30000 .( 2

+   

+

π

= 1552,8 mm

Tebal dinding drum ditentukan dengan rumus empiris dibawah ini :

cm D (0,6 1,0) 02

,

0 + ±

=

ω

= 0,02(918) + 10mm = 28,4 mm = 2,84 cm

Dari hasil perhitungan di atas, maka ditentukan tebal dinding drum adalah 28,4 mm = 2,84 cm.

Untuk menghitung tegangan tekan maksimum pada permukaan dalam drum digunakan rumus :

s S

. ω

σ = (lit1 hal 76)

=

) 9 , 3 ( 84 , 2

12679

= 1144,7 kg/cm2

Maka bahan drum dipilh S55C-D dengan kekuatan tarik bahan t = 10100 kg/cm2. Tegangan tarik yang diizinkan adalah :

zin =

k σ


(46)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

k = faktor keamanan untuk pengangkat kran, diambil k = 8 (lit 1 hal 29) maka :

izin =

8 10100

= 1262,5 kg/cm2

Dari hasil perhitungan didapat < izin maka drum cukup aman untuk digunakan.

3.1.4. Kait

Kait digunakan untuk menggantungkan beban yang akan diangkat. Kait umumnya mempunyai penampang trapesium dibagian dalam dibuat lebih lebar daripada bagian luar. Bentuk penampang trapesium selain untuk menghemat pemakaian bahan dan desain yang lebih sederhana, juga untuk mengantisipasi terjadinya tegangan yang lebih besar pada sisi dalam.

Pada perencanaan ini digunakan jenis kait ganda, dengan kapasitas angkat 120 ton.

- Pemilihan Bahan Kait

Bahan untuk kait proses pengerjaannnya dilakukan dengan proses penempaan dan pengecoran. Pada proses pengecoran bahan yang telah dicor dibersihkan kemudian dikerjakan dengan mesin, selanjutnya dilakukan pemanasan atau penempaan.

Bahan kait dipilih baja S 55 C (Lampiran 17) dengan komposisi sebagai berikut :


(47)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009 • (0,15-0,35)%Si

• (0,60-0,90)%Mn

• (0,030)%P

• (0,35)%Si

• Kekuatan tarik bahan ( b) = 8000 kg/cm2

Ukuran dari batang yang licin dan yang berulir dari batang kait ganda sama pada kait tunggal dan kekuatan dari batang yang berulir dicek sama seperti pada kait tunggal. Begitu juga bagian yang melengkung dari kait ganda di cek dengan metode yang sama pula dengan kait tunggal. Gambar kait ganda yang dipakai dalam mekanisme pengangkat pada kran dapat dilihat pada gambar 3.5 di bawah ini :

Gambar 3.5. Ulir Trapesium Kait Tanduk - Tegangan Tarik Pada Ulir


(48)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

Pada perencanaan ini baut yang dipilih adalah jenis ulir metris ( M 64 ) maka berdasarkan tabel ukuran standar ulir kasar metris (Lampiran 16) diperoleh :

• Diameter luar (d0) = 64 mm

• Diameter dalam (d1) = 57,505 mm

• Diameter efektif (d2) = 60,103 mm

Tinggi kaitan (H) = 3,426 mm

Jarak bagi (p) = 6 mm

Untuk menghitung tegangan tarik pada ulir digunakan rumus :

t =

2 1) ( . 4 d Q π

= 2

) 505 , 57 ( 132000 . 4 π

= 50,85 kg/cm2

Tegangan tarik yang terjadi dalam keadaan aman karena > t dimana 8000 kg/cm2 > 6239,434 kg/cm2.

- Panjang Minimum Ulir Kait

Panjang minimum ulir kait dihitung dengan menggunakan rumus :

H = p d d p Q σ

π.( )

. . 4 2 1 2 0 −

(lit 1 hal 86)

Dimana :

p = tegangan tekan aman untuk baja = (300 – 350) kg/cm2 maka : H = 350 ) 505 , 57 103 , 60 .( 6 . 132000 . 4 2 2 − π


(49)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

Jumlah ulir :

z = p H

(lit 3 hal 297)

=

6 3 , 94

= 15,7 ulir

Untuk ukuran – ukuran lainnya dapat ditentukan sebagai berikut : h = 2,4.d1

= 2,4 . 57,505 = 138,01 mm b1= 0,9. d1

= 0,9 . 57,505 = 51,75 mm b2 = 2,2 d1

= 2,2 . 57,505 = 126,5 mm

A = .( )

2 b1 b2 h

+

= 2

14 , 12300 ) 5 , 126 75 , 51 .( 2 01 , 138 mm = +

e1 =

2 1 2 1 2 .

3 b b

b b h ++ = 5 , 126 75 , 51 5 , 126 ) 75 , 51 ( 2 . 3 01 , 138

++ = 59,35 mm

e2 =

2 1

2 1 2.

.

3 b b

b b h + + = 5 , 126 75 , 51 ) 5 , 126 .( 2 57 , 51 . 3 01 , 138 +

+ = 78,59 mm

W = 2,5 d1


(50)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

Z = 2

2 e

W

+

= 78,59

2 76 , 143

+ = 150,47 mm

Gambar penampang trapesium dari kait dapat dilihat pada gambar 3.6 di bawah ini :

Gambar.3.6. Penampang Trapesium

Jadi luas penampang A-A A-A= 3,72 57,505 = 3,72 . (57,505)2

= 12301,38 mm2 = 123,01 cm2 Momen inersia untuk penampang A-A

I = 2 1 2 1 2 2 1 3 . . 2 ) (

3 b b

b b b b h ++ − = 5 , 126 57 , 51 5 , 126 . 57 , 51 . 2 ) 5 , 126 57 , 51 ( 3 ) 01 , 138

( 3 2

++


(51)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

= 235887,46 mm4 = 23,5887 cm4

Untuk luas penampang B-B

A = .( )

2 b1 b2 h

+

Dimana : h = 2 . d1

= 2 . 57,505 = 115,01 mm b2 = 1,9. d1

= 1,9 . 57,505= 109,25 mm b1 = 0,9 d1

= 0,9 . 57,505 = 51,75 mm Sehingga :

A = .(51,75 109,25) 2

01 , 115

+

= 9258,30 mm2 = 92,58 cm2 Momen inersia untuk penampang B-B

I = 2 1 2 1 2 2 1 3 . . 2 ) ( .

36 b b

b b b b h ++ − = 25 , 109 75 , 51 25 , 109 . 75 , 51 . 2 ) 25 , 109 75 , 51 ( . 36 ) 01 , 115

( 3 2

++

= 3835627,26 mm4 = 383,5627 cm4


(52)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

Tenaga penggerak yang dapat digunakan dalam perancangan suatu pesawat pengangkat ada bermacam – macam jenis, antara lain :

1. Penggerak daya hidrolik 2. Penggerak daya pneumatik 3. Penggerak daya mesin uap 4. Penggerak daya motor bakar 5. Penggerak daya motor listrik

Gambar motor penggerak untuk mekanisme hoisting dapat dilihat pada gambar 3.7 berikut:

Gambar 3.7. Motor Penggerak

Perencanaan ini direncanakan tenaga penggerak menggunakan tenaga daya motor listrik. Besarnya daya yang dibutuhkan oleh elektromotor dapat dihitung dengan rumus :

N =

tot v Q

η

. 75

.

(lit 1 hal 234)


(53)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

tot= efisiensi mekanis pengangkat, diasumsikan 0,8 dengan tiga pasang

roda gigi penggerak (lit 1 hal 299)

v = Kecepatan angkat, direncanakan v = 1,5 m/menit = 0,025 m/det sehingga :

N =

) 8 , 0 .( 75

) 025 . 0 .( 000 . 133

= 55,4 Hp = 40,7 kW

Maka ditentukan elektromotor dengan N = 40,7 kW untuk elektromotor dengan putaran 560 rpm disesuaikan dengan standar, jumlah kutub enam buah, momen girasi motor (GDrot = 0,22kg/m2).

Momen gaya ternilai dari motor (Mrated) adalah :

Mrated = 71620

n Nrated

= 71620

560 7 , 40

= 5205,2 kg.cm

Bahan poros penggerak dipilih S40C dengan kekuatan tarik bahan = 5500 kg/cm2.

Tegangan tarik yang diizinkan adalah :

zin =

k σ

dimana :

k = faktor keamanan untuk pengangkat kran, diambil k = 8, karena gerakan motor yang dirancang memiliki gerakan dinamis dua arah. (lit 1 hal 29) maka :


(54)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

izin =

8 5500

= 687,5 kg/cm2

Tegangan puntir yang diizinkan ialah : p = 0,7.( izin)

= 0,7 (687,5) = 481,3 kg/cm2 Maka diameter poros penggerak adalah

dp 3

) . .( 2 ,

0 izin

Mrated σ

dp 3

) 5 , 687 .( 2 , 0

2 , 5205

dp≥ 3,7 cm

Dipilih diameter poros penggerak dp = 38 mm yang diambil dari tabel standar

poros (lit 3 hal 9)

Momen girasi kopling dapat dicari dengan rumus :

GD2kopling = 4.g.I (lit 1 hal 289)

Dimana :

G = percepatan gravitasi, g = 9,81 m/det2 I = momen inersia kopling, I = 0,78 kg.cm/det2 Maka :

GD2kopling = 4.(9,81).(0,0078) = 0,30607 kg/m2

Momen girasi rotor dan kopling pada poros motor adalah : )

( )

( 2 2

2

kopling rotor GD

GD


(55)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

= 0,22 + 0,30607 = 0,52607 kg/m2 Momen gaya dinamis (Mdyn) dapat dihitung

η δ . . . . 975 , 0 . 375 .

. 2 2

ts n V Q ts n GD

Mdyn = + (lit 1 hal 293)

Dimana :

δ = koefisien yang memperhitungkan pengaruh massa mekanisme transmisi ( 1,1 – 1,25 )

Ts = waktu start, ts = (3 – 8 ) detik Maka : ) 8 , 0 .( 3 ). 560 ( ) 025 , 0 ).( 133000 .( 975 , 0 ) 3 .( 375 ) 560 .( 52607 , 0 . 25 , 1 2 + = dyn M

= 0,387 kg.m

Momen gaya motor yang diperlukan untuk start adalah :

dyn st

mot M M

M = + (lit 1 hal 291)

Momen statis poros motor adalah :

n N

Mst =71620 (lit1 hal 300)

= 560 7 , 40 71620

= 5205,24 kg.m Maka : 387 , 0 24 , 5205 + = mot M

= 5205,6 kg.cm


(56)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

) 2 75 , 1

( −

<

rated mot M

M

(lit.1, hal 296)

Mmot < 1,75(5205,2)

Mmot < 9109,1

Dari perhitungan didapat harga di atas maka pemakaian motor aman terhadap beban lebih.

3.1.6. Perencanaan Kopling Mekanisme Hoisting

Kopling tetap adalah elemen mesin yang berfungsi meneruskan daya dan putaran dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti (tanpa slip), dimana sumbu kedua poros tersebut terletak pada suatu garis lurus atau dapat sedikit berbeda sumbunya.

Crane direncanakan memakai sebuah kopling jenis flens kaku, gambar 3.8 dibawah menunjukkan bentuk dari kopling flens yang direncanakan.


(57)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

Data-data awal perencanaan : Daya motor (P) = 40,7 kW Putaran motor (n) = 560 rpm

Momen torsi (T) = 9,74.105 x

n f P. c

(lit.1, hal 11)

dimana : fc adalah faktor koresi daya = 1,2

= 9,74.105 x

560 ) 2 , 1 ( 7 , 40

= 84900 kg.mm

Diameter poros (D) = 38 mm

Data-data ini dipakai sebagai dasar perhitungan rancangan selanjutnya yaitu :

Kopling yang digunakan untuk menghubungkan poros dari motor ke poros roda gigi memakai kopling tetap jenis flens. Dimensi-dimensi kopling tersebut sesuai dengan notasi yang dipakai pada gambar 3.8 dan dengan menggunakan tabel pada lampiran 18 maka diperoleh nilai-nilai sebagai berikut :

Diameter lubang D = 38 mm, diameter terluar kopling A = 145,2 mm, lebar kopling H = 32,5 mm, panjang dudukan poros L = 51,5 mm, diameter luar dudukan poros C = 67,4 mm, diameter lobang baut d = 11 mm, diameter jarak pusat lobang baut B = 103 mm, G = 128 mm, F = 18,5 mm, K = 4,5 mm dan jumlah baut n = 4 baut (lampiran 18).

Bahan kopling dipilih dari baja karbon cor dengan kekuatan tarik bahan b = 20 kg/mm2. Bahan baut dan mur dari baja karbon dengan kekuatan tarik bahan b = 50 kg/mm2.

Tegangan geser pada baut dengan efektivitas baut 50 % (jumlah baut yang menerima beban terbagi merata hanya 3 buah) dapat dicari dengan persamaan :


(58)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

b = B n d T e. . . . 8 2

π (lit.1 , hal 34)

dimana :

d = diameter baut, sesuai dengan diameter lubang baut yang disarankan untuk kopling dengan diameter 38,8 mm sebesar 11 mm,

sehingga : b = 103 . 2 . 11 . ) 84900 ( 8 2

π = 3,67 kg/mm2.

Tegangan geser izin untuk baut dari baja karbon adalah :

ba =

2 1. f f

b

S S

σ =

) 2 )( 6 ( 50

= 4,166 kg/mm2.

Harga Sf1 adalah faktor keamanan terhadap kekuatan tarik dan Sf2 adalah faktor keamanan terhadap alur pasak atau tangga pada poros.

Maka, b ≤ ba , sehingga baut cukup aman dipakai. Tegangan geser pada kopling, dicari dengan rumus :

f = F C T . . 2 2

π , harga-harga dimensi kopling dipakai disini, sehingga :

f = 5 , 18 . 4 , 67 . ) 84900 ( 2 2

π = 0,64 kg/mm2.

Tegangan geser izin bahan baja karbon cor sebesar :

fa =

2 1. f f

b

S S

σ =

) 2 )( 6 ( 20

= 1,66 kg/mm2.

Maka, b ≤ ba


(59)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

3.1.7 Perencanaan Rem Mekanisme Hoisting

Pada pesawat pengangkat rem tidak hanya dipergunakan untuk menghentikan beban tetapi juga untuk menahan beban pada waktu diam dan mengatur kecepatan pada saat menurunkannya. Adapun jenis rem yang dipergunakan pada mekanisme pengangkatan yaitu jenis rem blok ganda.

Gambar 3.9 Rem Blok Ganda

Daya statik pengereman yang dipakai adalah :

Nbr =

η

. 75

.V W

dimana : W = kapasitas angkat

V = kecepatan angkat = 0,03 m/s

= effisiensi total mekanisme = 0,8

maka :

Nbr =

8 , 0 . 75

025 , 0 . 133000

= 55,4 Hp

Momen statis pada saat pengereman adalah :

Mst = 71620

br br

n N


(60)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

= 71620

560 4 , 55

= 7085,3 kg.cm

Momen gaya dinamik saat pengereman adalah :

Mdin =

br br nt

V Q t n GD . . . . 975 , 0 . 375 .

. 2 2η

δ +

(lit 1, hal 293)

dimana : tbr = waktu untuk pengereman (1 detik)

= koefisien efek massa bagian mek an isme transmisi ( = 1 ,1 s/d

1,25) diambil 1,25 maka :

Mdin =

(

)

(

)

1 . 560 8 , 0 . ) 1 , 0 .( 133000 975 , 0 1 . 375 560 . 52607 , 0 25 , 1 2

+ = 2,83 kg.m

Momen gaya yang diperlukan untuk pengereman adalah : Mbr = Mst – Mdin

= 70,583 – 2,83 = 73,41 kg.m

Tekanan yang diperlukan untuk menggerakkan rem dengan sepatu ganda dapat dihitung dengan rumus :

S =

µ

. D Mbr

dimana : = koefisien gesekan (0,35 atau 0,65)

D = diameter roda rem (direncanakan = 40 cm) maka :

S =

) 35 , 0 ( 40 , 0 41 , 73

= 524,4 kg


(61)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

F =

360 . .

. β

π DB

(lit 1, hal 181) dimana : B = lebar sepatu (direncanakan = 80 mm)

= sudut kontak antara roda dan sepatu rem (600

s/d 1200) maka :

F =

360 60 . 8 . 40 .

π = 167,47 cm2

Tekanan satuan antara sepatu dan roda rem adalah :

P =

F S

=

47 , 167

4 , 524

= 3,13 kg/cm2

Harga tekanan satuan ini masih dalam batas tekanan satuan yang diizinkan yaitu untuk bahan asbes pada besi cor, P = (0,5 s/d 7) kg/cm2. Dengan demikian bahan yang dipilih sudah tepat.

3.2. PERENCANAAN MEKANISME TRAVERSING

Troli dirancang sedemikian rupa sebagai tempat bergantungnya puli dan hook. Disamping harus dapat menahan beban yang diangkat, troli juga berfungsi

sebagai pembawa beban yang melintas di atas rel pada girder. Gaya maksimum yang bekerja pada troli adalah :

4

max

q Q

P = +

Dimana :


(62)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

Maka : 35750 4 10000 133000 max = + = P Kg

Faktor perhitungan kecepatan gelinding adalah:

(

s d

)

Vw

H = 0,2 / 1 (lit.1, hal 261) dimana :

Vw = kecepatan gelinding direncanakan 0,2 m/det Sehingga :

H = 1 x 0,2 = 0,2

Bahan roda trolley S30C dengan kekuatan tarik, t = 4800 kg/cm2. Diameter roda trolley dapat dicari dengan rumus :

2 max. 600 2         = w c w b H P D

σ (lit.1, hal 260)

Dimana :

c = Tegangan tekan izin pada roda trolley, diambil c = 4000 kg/cm2 bw = lebar roda trolley, direncanakan bw = 120 mm

Sehingga : 79 , 26 12 2 , 0 . 35750 4000 600 2 2 =       = w

D cm, diambil 27 cm

Diameter poros roda trolley dapat ditentukan dengan rumus :

3 10,2. max.

b w L P d σ


(63)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

Dimana : L = jarak plat gantungan dengan roda trolley (direncanakan L = 25 cm). dan bahan poros diplih S45C dengan kekuatan tarik t = 7000 kg/cm2. dan

tegangan lentur izin b = 3000 kg/cm2. Maka :

65 , 11 3000

25 . 35750 . 2 , 10

3 =

= w

d cm, diambil 12 cm

Tahanan akibat gesekan pada roda troli adalah :

W =

W W

D K d

q

Q )0,01 2

( + +

Dimana : = koefisien gesek pada bantalan (0,1)

K = koefisien gesek roda gelinding (0,05) Maka :

27

05 , 0 ) 2 ( ) 12 ( 01 , 0 ) 10000 133000

( + +

=

W = 1165,185 kg

Gambar 3.10 Diagram Untuk Menentukan Tahanan Gesek

3.2.1 Perencanaan Motor Mekanisme Traversing


(64)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009 tot V W N η . 75 . 1 = Dengan :

W = Tahanan untuk menggerakkan troli

= Effesiensi mekanisme pengangkat, diasumsikan 0,8 dengan tiga

pasang roda gigi penggerak

Vt = Kecepatan jalan troli (Direncanakan = 0,2 m/detik) Sehingga : 9 , 2 8 , 3 8 , 0 . 75 2 , 0 . 185 , 1165 = = = Hp N Kw

Maka dipilih elektromotor dengan N = 3,8 Hp, putaran (n) = 1200 rpm disesuaikan dengan standar, jumlah kutub 6 buah, momen girasi motor (GDrot = 0,22 kg.m2).

Momen gaya ternilai dari motor (Mrated) adalah :

cm kg X X . 8 , 226 1200 8 , 3 71620 n N 71620 M rated rated rated = = =

Bahan poros penggerak dipilih S45C dengan kekuatan tarik bahan P = 5200 kg/cm2

Tegangan tarik yang diizinkan :

K

p i

σ σ =


(65)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

Dimana K adalah faktor keamanan dan diambil K = 8 (lit 1 hal 29)

2 / 650 8 5200 cm kg K p i = = =σ σ

Tegangan puntir yang diizinkan adalah :

( )

( )

2 / 455 650 7 , 0 7 , 0 cm kg i k = = = σ σ

Maka diameter poros penggerak :

( )

( )

cm M d k rated p 4 , 2 455 2 , 0 8 , 226 2 , 0 3 3 ≥ ≥ ≥ σ

Dipilih diameter poros penggerak dp = 25 mm, diambil dari tabel standar poros. Momen girasi kopling dapat dicari dengan rumus

GD2kop = 4.gI Dimana :

g = Percepatan gravitasi (9,81 m/det2)

I = Momen inersia kopling ( 0,003kg,cm/det2) Maka :

( )(

9,81 0,003

)

0,11772 4

2

= =

kop

GD Kgm2

Momen girasi rotor dan kopling pada poros motor adalah GD2 = GD2kop + GD2rot


(66)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

Momen gaya dinamis (Mdin) dapat dihitung :

η δ . . . 2 . . 975 , 0 . 375 .

. 2 2

s s din t n W V t n GD

M = +

Dimana :

= Koefisien pengaruh massa mekanisme transmisi (1,1 / 1,25) ts = waktu start (1,5 s/d 5)

Maka :

(

)

(

) ( )

m kg Mdin . 73 , 2 8 , 0 . 2 . 1200 2 ) 2 , 0 ( 185 , 1165 975 , 0 2 . 372 1200 . 33772 , 0 . 5 2 = + =

momen gaya motor yang diperlukan pada start adalah :

din st

mot M M

M = +

Momen statis (Mst) poros motor adalah :

cm kg x n N x Mst . 8 , 226 1200 8 , 3 71620 71620 = = = Maka : 5 , 229 73 , 2 8 ,

226 + =

= mot

M Kgm

Pemeriksaan motor terhadap beban lebih adalah sebagai berikut :

5 , 2 < rated maks M M dimana : mot maks M M =


(67)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

01 , 1 8 , 226

5 , 229

= =

rated maks

M M

Harga 1,01 < 2,5 ; Maka motor aman untuk dipakai.

3.2.2 Perencanaan Kopling Mekanisme Traversing

Kopling yang direncanakan untuk meneruskan daya dan putaran dari motor ke poros tranmisi troli adalah kopling flens kaku.

Data-data awal perencanaan : Daya motor (P) = 3,8 Hp (2,9 kW) Putaran motor (n) = 1200 rpm

Momen torsi (T) = 9,74.105 x

n f P. c

dimana : fc adalah faktor koresi daya = 1,2

= 9,74.105 x

1200 ) 2 , 1 ( 9 , 2

= 2824,6 Kgmm

Diameter poros (D) = 25 mm

Data-data ini dipakai sebagai dasar perhitungan rancangan selanjutnya yaitu :

Kopling yang digunakan untuk menghubungkan poros dari motor ke poros roda gigi memakai kopling tetap jenis flens. Dimensi-dimensi kopling tersebut sesuai dengan notasi yang dipakai pada gambar 3.8 dan dengan menggunakan tabel pada lampiran 18 maka diperoleh nilai-nilai sebagai berikut :

Diameter lubang D = 25 mm, diameter terluar kopling A = 112 mm, lebar kopling H = 22,4 mm, panjang dudukan poros L = 40 mm, diameter luar dudukan poros C = 45 mm, diameter lubang baut d = 10,5 mm, diameter jarak pusat lubang


(68)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

baut B = 75 mm, G = 100 mm, F = 11,2 mm, K = 4 mm dan jumlah baut n = 4 baut.

Bahan kopling dipilih dari baja karbon cor dengan kekuatan tarik bahan b = 20 kg/mm2. Bahan baut dan mur dari baja karbon dengan kekuatan tarik bahan

b = 60 kg/mm2.

Tegangan geser pada baut dengan efektivitas baut 50 % (jumlah baut yang menerima beban terbagi merata hanya 3 buah) dapat dicari dengan persamaan :

b = B n d T e. . . . 8 2 π dimana :

d adalah diameter baut, sesuai dengan diameter lubang baut yang disarankan untuk kopling dengan diameter 25 mm sebesar 10,5 mm,

sehingga : b = ) 75 ( 2 . 5 , 10 . ) 6 , 2824 ( 8 2

π = 0,43 kg/mm2.

Tegangan geser izin untuk baut dari baja karbon adalah :

ba =

2 1. f f

b

S S

σ =

) 2 )( 6 ( 60

= 5 kg/mm2.

Harga Sf1 adalah faktor keamanan terhadap kekuatan tarik dan Sf2 adalah faktor keamanan terhadap alur pasak atau tangga pada poros.

Maka, b ≤ ba

Sehingga baut cukup aman dipakai.


(69)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

f = F C T . . 2 2

π , harga-harga dimensi kopling dipakai disini, sehingga :

f = 2 , 11 . 45 . ) 6 , 2624 ( 2 2

π = 0,074 kg/mm2.

Tegangan geser izin bahan baja karbon cor sebesar :

fa =

2 1. f f

b

S S

σ =

) 2 )( 6 ( 20

= 1,66 kg/mm2.

Maka, b ≤ ba

Sehingga kopling aman buat dipakai.

3.2.3 Perancangan Rem Mekanisme Traversing

Jenis rem yang dipergunakan pada mekanisme traversing direncanakan sama dengan jenis rem pada sistem pengangkat yaitu jenis rem blok ganda.

Daya statik pengereman yang dipakai adalah :

Nbr = . 75 . . η V W

Dimana : W = Tahanan akibat gesekan roda troli V = Kecepatan angkat = 0,2 m/det

= Effisiensi total mekanisme = 0,8 Maka :

Nbr =

75 . 8 , 0 2 , 0 . 185 , 1165

= 3,88 Hp

Momen statis pada saat pengereman adalah :

Mst = 71620

br br

n N


(70)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

= 71620

1200 88 , 3

= 231,8 kgcm

Momen gaya dinamik saat pengereman adalah :

Mdin =

br br nt

V G t n GD . . . . 975 , 0 . 375 .

. 2 2η

δ +

Dimana : tbr = Waktu untuk pengereman (1 detik)

= koefisien efek massa bagian mekanisme transmisi

( = 1,1 s/d 2,5) diambil 1,5

Maka :

Mdin =

( )

1 1200 8 , 0 . ) 2 , 0 .( 143000 . 975 , 0 1 . 375 1200 ) 33772 , 0 ( 5 , 1 2

+ = 5,3 kgm

Momen gaya yang diperlukan untuk pengereman adalah : Mbr = Mst – Mdin

= 231,8 – 5,3 = 226,5 kg.m

Tekanan yang diperlukan untuk menggerakkan rem dengan sepatu ganda dapat dihitung dengan rumus :

S =

µ

. D Mbr

Dimana : = koefisien gesekan ( 0,35 atau 0,65)

D = Diameter roda rem (direncanakan = 60 cm) Maka :

S =

( )

0,35

6 , 0 5 , 226

= 1078,57 kg

Luas permukaan kontak antara sepatu dan roda rem adalah :

F =

360 . .

. β


(71)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

Dimana : B = Lebar sepatu (direncanakan = 60 mm)

= Sudut kontak antara roda dan sepatu rem (600 s/d 1200) Maka :

F =

360 60 . 6 . 60 .

π = 188,4 cm2

Tekanan satuan antara sepatu dan roda rem adalah :

P =

F S

=

4 , 188

57 , 1078

= 5,72 kg/cm2

Harga tekanan satuan ini masih dalam batas tekanan satuan yang diizinkan yaitu untuk bahan asbes pada logam, P = (0,5 s/d 7) kg/cm2, dengan demikian bahan yang dipilih adalah tepat.

3.3. PERENCANAAN MEKANISME TRAVELING 3.3.1 Perencanaan Roda Jalan Crane

Gaya maksimum yang terjadi pada roda jalan adalah :

Pmax =

w cr

n W

dimana : Wcr = berat total girder dan troli 90 ton (data survey) nw = jumlah roda jalan (direncanakan 16 buah) maka :

Pmax =

16 90000

= 5625 kg

Bahan roda jalan yang dipilih adalah S 30 C dengan kekuatan tarik t = 4800 kg/cm2 Diameter roda jalan ditentukan dengan menggunakan persamaan dibawah ini :


(72)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

Rw = 2

2 max. 600         w g ci b H P σ dimana :

ci = tegangan yang diizinkan = 4000 kg/cm2 bw = lebar roda jalan (direncanakan = 60 mm)

Hg = faktor perhitungan kecepatan gelinding, Hg = 0,2 s/d 1

Vw = kecepatan gelinding (direncanakan 20 m/menit atau 0,33 m/dtk) sehingga :

Hg = (0,2 – 1) Vw Dimana :

Vw = kecepatan gelinding, direncanakan 0,33 m/det Maka :

H = 1 x 0,33 = 0,33 m/det maka :

Rw =

2 6 33 , 0 . 5625 4000 600    

= 6,96 = 7 cm

Diameter roda jalan adalah :

Dw = 2.Rw

= 2.(7) = 14 cm

Diameter poros roda jalan ditentukan dengan persamaan :

dw =

b L P σ . . 3 , 10 max

dimana : L = jarak plat ke roda (direncanakan = 10 cm) b = tegangan lentur bahan yang diizinkan


(73)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

Bahan poros yang dipilih adalah S35C dengan kekuatan tarik t = 5200 kg/cm2

dan tegangan lentur izin b = 2600 kg/cm2. sehingga :

dw =

2600 10 ). 5625 ( 2 , 10

3

= 5,93 cm, diambil 6 cm.

Gambar 3.11 Diagram Untuk Menentukan Tahanan Gesek

3.3.2 Perencanaan Motor Mekanisme Travelling

Besar tahanan akibat gesekan pada roda jalan adalah :

Ww = Wcr

w w

D K

d 2.

. +

µ

dimana : = koefisien gesek pada bantalan = 0,01

K = koefisien gesek gelinding roda = 0,05 maka :

Ww = 90000

14 05 , 0 . 2 6 . 01 ,

0 +

= 1028,6 kg


(74)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009

Ng =

t g wV

W

η

. 75

.

dimana : Voht = kecepatan jalan crane (direncanakan = 0,33 m/dtk) t = effisiensi transmisi = 0,8

maka :

Noht =

8 , 0 . 75

33 , 0 . 6 , 1028

= 5,7 Hp = 3,2 Kw

Mekanisme traveling yang direncanakan memakai 4 buah motor penggerak dengan perincian tiap satu motor dipakai untuk menggerakkan dua buah roda jalan sedangkan sisanya yaitu 8 buah roda jalan tanpa motor penggerak.

Sehingga daya tiap motor penggerak yang ditentukan adalah :

Noht =

2 7 , 5

= 2,85 Hp

Maka dipilih elektromotor dengan N = 2,85 Hp, putaran (n) = 1200 rpm, momen girasi rotor (GD2rot = 0,468 g.cm).

Momen gaya ternilai dari motor (Mrated) adalah :

Mrated = 71620 x

rated rated

n N

= 71620 x

1200 85 , 2

= 170,09 kg.cm

Bahan poros penggerak yang dipilih adalah S30C dengan kekuatan tarik bahan p = 4800 kg/cm2.

Tegangan tarik yang diizinkan adalah :

i =

K

p σ


(1)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009


(2)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009


(3)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009


(4)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.


(5)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.

USU Repository © 2009


(6)

Rifqi fuad N. Nst : Perancangan Dan Penentuan Jumlah Komponen Overhead Travelling Crane Kapasitas Angkat 120 Ton Tinggi Angkat 30 M Pada Proyek PLTA Asahan I, 2009.