3.3.13 Penyerapan Ion Cu
2+
, Fe
3+
, dan Zn
2+
Setelah Penambahan Serbuk Daun Nanas yang Telah Diaktivasi dengan Menggunakan HCl 15 dan
Penentuan Ion Cu
2+
, Fe
3+
dan Zn
2+
Dengan Spektrofotometri Serapan Atom SSA
3.3.13.1 Penyerapan Ion Cu
2+
Setelah Penambahan Serbuk Daun Nanas Aktif
Sebanyak 2 g serbuk daun nanas aktif dimasukkan ke dalam 100 mL larutan standar Cu
2+
20 mgL, ditutup dengan aluminium foil, diaduk dengan menggunakan magnetik stirer selama 24 jam, disaring dengan kertas saring Whatman No. 42, filtrat yang
dihasilkan diukur absorbansinya dengan Spektrofotometri Serapan Atom SSA.
3.3.13.2 Penentuan Ion Cu
2+
Dengan Spektrofotometri Serapan Atom SSA
Sebanyak 15 mL filtrat larutan standar Cu
2+
20 mgL yang telah direndam dengan serbuk daun nanas aktif dimasukkan ke dalam beaker glass 50 mL, diatur pH-nya 3,50
dengan penambahan HNO
3p
, diukur absorbansinya dengan Spektrofotometri Serapan Atom SSA yaitu Ion Cu
2+
pada panjang gelombang 324,8 nm.
3.3.13.3 Penyerapan Ion Fe
3+
Setelah Penambahan Serbuk Daun Nanas Aktif
Sebanyak 2 g serbuk daun nanas aktif dimasukkan ke dalam 100 mL larutan standar Fe
3+
20 mgL, ditutup dengan aluminium foil, diaduk dengan menggunakan magnetik stirer selama 24 jam, disaring dengan kertas saring Whatman No. 42, filtrat yang
dihasilkan diukur absorbansinya dengan Spektrofotometri Serapan Atom SSA.
3.3.13.4 Penentuan Ion Fe
3+
Dengan Spektrofotometri Serapan Atom SSA
Sebanyak 15 mL filtrat larutan standar Fe
3+
20 mgL yang telah direndam dengan serbuk daun nanas aktif dimasukkan ke dalam beaker glass 50 mL, diatur pH-nya 3,50
dengan penambahan HNO
3p
, diukur absorbansinya dengan Spektrofotometri Serapan Atom SSA yaitu ion Fe
3+
pada panjang gelombang 248,3 nm.
3.3.13.5 Penyerapan Ion Zn
2+
Setelah Penambahan Serbuk Daun Nanas Aktif
Sebanyak 2 g serbuk daun nanas aktif dimasukkan ke dalam 100 mL larutan standar Zn
2+
20 mgL, ditutup dengan aluminium foil, diaduk dengan menggunakan magnetik
Universitas Sumatera Utara
stirer selama 24 jam, disaring dengan kertas saring Whatman No. 42, filtrat yang dihasilkan diukur absorbansinya dengan Spektrofotometri Serapan Atom SSA.
3.3.13.6 Penentuan Ion Zn
2+
Dengan Spektrofotometri Serapan Atom SSA
Sebanyak 15 mL filtrat larutan standar Zn
2+
20 mgL yang telah direndam dengan serbuk daun nanas aktif dimasukkan ke dalam beaker glass 50 mL, diatur pH-nya 3,50
dengan penambahan HNO
3p
, diukur absorbansinya dengan Spektrofotometri Serapan Atom SSA yaitu ion Zn
2+
pada panjang gelombang 213,9 nm.
Universitas Sumatera Utara
3.4 Bagan Penelitian
3.4.1 Penyediaan Daun Nanas
Dicuci dengan air Dibuang duri daun nanas
Dipotong-potong kecil Dikeringkan di bawah sinar matahari selama 14 hari
Dihaluskan dengan blender hingga berbentuk serbuk
3.4.2 Aktivasi Serbuk Daun Nanas
Dimasukkan ke dalam beaker glass 1000 mL Ditambahkan HCl 5 sebanyak 1000 mL
Diaduk selama 3 jam Ditutup dengan aluminium foil
Direndam selama 24 jam Dicuci dengan akuades sampai pH netral
Dikeringkan pada suhu 110 C selama 5 jam
Didinginkan dalam desikator Ditimbang
Catatan : Dilakukan hal yang sama untuk aktivasi serbuk daun nanas dengan
menggunakan HCl 10 dan HCl 15 Serbuk daun nanas
Daun Nanas
60 g serbuk daun nanas aktif 140 g serbuk daun nanas
Universitas Sumatera Utara
3.4.3 Pengukuran Absorbansi Larutan Blanko dan Larutan Seri Standar Ion Cu
2+
, Fe
3+
, dan Zn
2+
Pembuatan Kurva Kalibrasi 3.4.3.1 Pengukuran Absorbansi Larutan Blanko
Diambil 50 mL lalu dimasukkan ke dalam beaker glass 250 mL Diatur pH-nya 3,50 dengan penambahan HNO
3p
Diukur absorbansi blanko dengan Spektrofotometri Serapan Atom SSA yaitu ion Cu
2+
pada λ = 324,8 nm
Catatan : Dilakukan hal yang sama untuk ion Fe
3+
dan ion Zn
2+
Hasil Akuades
Universitas Sumatera Utara
3.4.3.2 Pengukuran Absorbansi Larutan Seri Standar Ion Cu
2+
dan Fe
3+
Pembuatan Kurva Kalibrasi
Diambil sebanyak 15 mL Dimasukkan ke dalam beaker glass 50 mL
Diatur pH-nya 3,50 dengan penambahan HNO
3p
Diukur absorbansinya dengan Spektrofotometri Serapan Atom SSA yaitu ion Cu
2+
pada λ = 324,8 nm
Catatan :- Dilakukan hal yang sama untuk larutan seri standar Cu
2+
1,0; 2,0; 3,0; dan 4,0 mgL
- Perlakuan yang sama dilakukan sebanyak 3 kali - Pengukuran dengan cara yang sama dilakukan untuk larutan seri
standar Fe
3+
. Larutan seri standar Cu
2+
0,5 mgL
Hasil
Universitas Sumatera Utara
3.4.3.3 Pengukuran Absorbansi Larutan Seri Standar Ion Zn
2+
Pembuatan Kurva Kalibrasi
Diambil sebanyak 15 mL Dimasukkan ke dalam beaker glass 50 mL
Diatur pH-nya 3,50 dengan penambahan HNO
3p
Diukur absorbansinya dengan Spektrofotometri Serapan Atom SSA yaitu ion Zn
2+
pada λ = 213,9 nm
Catatan :- Dilakukan hal yang sama untuk larutan seri standar Zn
2+
0,4; 0,6; 0,8; dan 1,0 mgL
- Perlakuan yang sama dilakukan sebanyak 3 kali. Larutan seri standar Zn
2+
0,2 mgL
Hasil
Universitas Sumatera Utara
3.4.4 Penyerapan Ion Cu
2+,
Fe
3+
, Dan Zn
2+
Setelah Penambahan Serbuk Daun Nanas yang Telah Diaktivasi dengan HCl 5; HCl 10; dan HCl 15
Pada Larutan Sintetis
Ditimbang sebanyak 2 g Dimasukkan ke dalam 100 mL larutan standar Cu
2+
20 mgL Ditutup dengan aluminium foil
Diaduk dengan menggunakan magnetik stirer selama 24 jam
Disaring dengan kertas saring Whatman No.42
Diambil sebanyak 15 mL Dimasukkan ke dalam beaker glass 50 mL
Diatur pH-nya 3,50 dengan penambahan HNO
3p
Diukur absorbansinya dengan Spektrofotometri Serapan Atom SSA yaitu ion Cu
2+
pada λ = 324,8 nm
Catatan : - Dilakukan hal yang sama untuk serbuk daun nanas yang telah
diaktivasi dengan menggunakan HCl 10 dan HCl 15
- Perlakuan dengan cara yang sama dilakukan untuk larutan standar Fe
3+
20 mgL dan larutan standar Zn
2+
20 mgL. Serbuk daun nanas teraktivasi HCl 5
Filtrat Residu
Hasil
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Ion Tembaga Cu
2+
Kondisi alat Spektrofotometer Serapan Atom SSA pada pengukuran konsentrasi ion Tembaga Cu
2+
dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Kondisi Alat SSA Merek Shimadzu tipe AA-7000F Pada Pengukuran Konsentrasi Ion Tembaga Cu
2+
No Parameter
Ion Tembaga Cu
2+
1. 2.
3. 4.
5. 6.
Panjang gelombang nm Tipe nyala
Kecepatan aliran gas pembakar Lmin Kecepatan aliran udara Lmin
Lebar celah nm Ketinggian tungku mm
324,8 Udara-C
2
H
2
1,8 15,0
0,7 7,0
4.1.1.1 Konsentrasi dan Absorbansi Larutan Seri Standar Ion Tembaga Cu
2+
Pembuatan kurva standar ion Tembaga Cu
2+
dilakukan dengan konsentrasi larutan seri standar yaitu 0,5; 1,0; 2,0; 3,0; dan 4,0 mgL. Kemudian diukur absorbansinya
pada panjang gelombang 324,8 nm. Data hasil pengukuran absorbansi larutan seri standar ion Tembaga Cu
2+
dapat dilihat pada tabel 4.2 dan selanjutnya absorbansi diplotkan terhadap konsentrasi larutan seri standar sehingga diperoleh suatu kurva
kalibrrasi seperti pada gambar 4.1 di bawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Data Konsentrasi dan Absorbansi Larutan Seri Standar Ion
Tembaga Cu
2+
No Konsentrasi mgL
Absorbansi
1 0,0000
0,0000 2
0,5000 0,0901
3 1,0000
0,1787 4
2,0000 0,3458
5 3,0000
0,5019 6
4,0000 0,6500
y = 0.1624x + 0.0102 R
2
= 0.9998
0.1 0.2
0.3 0.4
0.5 0.6
0.7
0.5 1
1.5 2
2.5 3
3.5 4
4.5
Konsentrasi Ion Tembaga mgL
A b
so rb
an si
Gambar 4.1 Kurva Kalibrasi Larutan Seri Standar Ion Tembaga Cu
2+
4.1.1.2 Pengolahan Data Ion Tembaga Cu